Kehidupan Samuel Hwan dan Minji istrinya berjalan sangat sempurna. Mereka saling mencintai, berpacaran sejak SMA dan menikah pada usia 25 tahin itu akan sangat sempurna apabila mereka dikaruniai seorang anak. Namun sayangnya beberapa tahun lalu setelah menikah Park Minji mengidap kanker rahim yang membuatnya harus merelakan operasi pengangkatan rahim dan tidak dapat sama sekali memberikan keturunan untuk suaminya. Walauppun begitu Samuel tetap setia kepada istrinya. walau terkadang ada rasa iri menyelimutinya ketika melihat teman-temannya dipanggil appa oleh anak-anak mereka.
Samuel sendiri merupakan putra tunggal dari Hwan cooperation perusahaan komunikasi terbesar di Korea. Ia memiliki apa saja dalam hidupnya, yah apapun bisa ia dapatkan kecuali keturunan untuk saat ini.
Kerap kali mereka akan mengangkat anak dari panti asuhan. Namun ayah Samuel bersikeras jika anak yang hidup bersama Samuel harus sedarah dengannya,apapun akan diizinkan asal anak itu memiliki darah yang mengalir sama dengan Samuel dan ayahnya.
"Arghhhh" erang Samuel, dia sangat pusing dengan orangtuanya yang keras kepala yang selalu meminta keturunan padanya. Belakangan intensitas permintaan mereka sangat menyebalkan, memaksa Samuel untuk menceraikan Minji dan mencari pendamping hidup yang lain. Hell, itu tidak akan terjadi, Samuel sangat mencintai Minji.
"Kau kenapa eoh" tanya Kevin yang merupakan sahabat Samuel dari kecil.
"Orangtuamu lagi?" Tanya Kevin lagi merasa tidak mendapat jawaban.
"Yah, akhir-akhir ini semakin membuatku pusing" ucap Samuel ia mengalami stres berat karena hal ini.
"Ayolah Samm, mereka hanya meminta anak kandung darimu, apa susahnya? Berikan pada mereka, kau tidak perlu menceraikan Minji, kita sudah membahasini berkali-kali" kata Kevin yang sudah jengah melihat Samuel uring-uringan.
"Menyewa ******* untuk melahirkan anakku? Wanita itu hanya akan membawa pengaruh buruk untuk anakku, lagipula aku tidak akan berurusan dengan wanita-wanita liar" tolak Samuel dengan mata berkilat.
"Hayyy kalian, sudah lama tak bertemu" sapa seseorang yang menurut Kevin mengganggu percakapannya dan Samuel.
"Rendraaaa!" Teriak Samuel dan Kevin menjadi bersemangat ketika mengetahui siapa yang datang dan menyapa mereka.
"Ini masi jadi tempat favorit ya? Tidak salah aku kemari" Kekeh Rendra memeluk shabat-sahabatnya.
"Appa-mereka siapa?" Tanya seorang anak kecil berusia 5 tahun yang tiba-tiba muncul dari belakang Rendra.
"Jja, Baendra, kenalkan ini sahabat-sahabat appa sewaktu SMA dan kuliah, ini Samuel dan Kevin ahjussi, sapa mereka" ucap Rendra yang sekarang memeluk anaknya.
"Anyyeong ahjussi, Park Baendra imnida" kata Baekyeol yang masi cadel dan salah memperkenalkan diri.
"Anyyeong Baendra , kau sungguh sangat berbeda dengan appa mu" goda Kevin.
"Tentu saja, Baendra mirip eomma" katanya bangga.
"Ini anakmu dengan Barbie?" Tanya Samuel.
"Tentu saja, Ya Tuhan Samm jangan berbicara seolah aku sering bergonta ganti pasangan" kesal Rendra.
Samuel benar-benar iri dengan perkataan Rendra, dia iri melihat Rendra dan putranya yang berada dipelukannya. Ingin rasanya Samuel juga mengatakanpada dunia ini putraku, tentu saja dia mirip denganku karena dia keturunanku. Samuel membayangkan hal itu sambil tersenyum, tapi tiba-tiba saja Kevin berteriak mengagetkan.
"Itu dia Samm" Pekik Kevin sangat kencang membuat Baendra terlonjak ketakutan dan beringsut dibelakang appa nya menangis karena kaget, Rendra memelototi Kevin dan Samuel mendengus kesal.
"Apa-apaan kau Kevin berteriak seperti itu" bentak Samuel.
"Ini, ini adalah jalan keluarmu, ini ide ku dan sangat cemerlang" kata Kevin yang sudah tidak sabar mengutarakan idenya.
"Apa?" Ucap Samuel malas..
"Aiss, kau kesini sebentar ada Baendra tidak baik didengar anak kecil" Kevin menarik Samuel ke meja yang kosong.
Rendra sudah malas melihat tingkah Kevin, pasti ide konyol lagi ucap Rendra dalam hati..
"Yaa..!!Kenapa kau tidak menyewa seorang wanita yang mau mengandung anakmu Samm..
Kevinn..!!! sudah berapa kali aku bilang aku takkan menghianati Minji, dan lagipula aku tidak bisa membuatnya sakit hati" bentak Samuel..
"Hei dengarkan aku dulu, yang perlu kau lakukan hanya mencari wanita yang mau mengandung anakmu, kau cukup menidurinya sekali, kemudian kau biarkan dia mengandung anakmu selama 9 bulan, setelah itu kau bawa anakmu pergi dan tinggalkan wanita itu. Dengan begitu kau tidak perlu khawatir masalah menghianati Minji dan kau tak perlu susah-susah mendengarkan tuntutan dari orangtuamu." Jelas Kevin panjang lebar..
Samuel nampak berfikir tapi kemudian berkata "kau benar-benar gila Kevin, pertama aku tidak ingin menyakiti Minji dan kedua aku juga tidak ingin menyakiti wanita itu ,dan lagi mana ada wanita yang mau melakukan seperti apa yang kamu ucapkan ,lebih tepatnya ide konyolmu Kevin.
ucap Samuel jengah..
"Well sebenarnya Samuel, wanita yang aku sukai dia bekerja di Klub malam, dan ada wanita-wanita yang bertugas melayani atau sekedar menemani pria tua untuk minum-minum , mereka tidak pernah mengijinkan seseorang menyentuh tubuh mereka, kecuali mereka mengijinkan. Pacarku yang memberitahu,dia bartender disana" ucap Kevin menjelaskan.
"Well, sekarang kau kau suka dengan wanita di Klub malam" sindir Samuel
"Hey wanitaku dia cantik , lagipula wanita-wanita di klub malam temat pacarku bekerja memang cantik-cantik" kata Kevin protes dengan penghinaan Samuel.
"Aku bisa gila berada didekatmu Kevin" ucap Samuel seraya berdiri dan bergegas meninggalkan kafe favorit mereka.
"Baendra, ahjussi pamit pulang dulu ya" kata Samuel berpamitan pada Rendra dan Baendra.
"Iya, ahjussi hati-hati dijalan, anyyeong ahjussi" ucap Baendra imut membuat Samuel tertawa.
"Kau nampak stress man" ucap Rendra selagi menjabat tangan Samuel.
"Yah begitulah, aku pergi dulu, atur waktu agar kita bisa berkumpul lagi" kata Samuel membalas jabatan Rendra sekilas memeluknya berpamitan.
"Pasti" kata Rendra membalas pelukan Samuel.
Dan Samuel pergi meninggalkan teman-temannya di Kafe bergegas pulang. Dia sudah merasa rindu dengan istrinya.
.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Bar tempat pacar Kevin bekerja sudah penuh dengan pengunjung.
"Sonia baby, aku datang" kata Kevin menghampiri pacarnya yang sedang membuatkan minuman.
"Ah baby, kau lama sekali" jawab Sonia tak kalah manja dan mencium bibir Kevin sekilas,
"Kau nakal baby" ucap Kevin menyeringai senang.
"Yaa! Dasar pria brengsek, aku sudah bilang tidak menyentuhku, hanya menemaniku dan melihat aku menari, tua bangka sialan, pergii" teriak seorang wanita berbadan kecil namun memiliki paras yang sangat cantik dari bilik karaoke. Dilihat dari kemarahannya, sepertinya pria tua itu ingin menidurinya.
"Eh baby, itu siapa aku baru lihat" tanya Kevin menunjuk tempat keributan .
"He's a queen in our club baby" jawab Sonia tersenyum ,"Eh, maksudmu?" Tanya Kevin.
"Banyak pengunjung datang kesini untuk ditemani olehnya, dia sangat baik dan selalu mendengarkan keluhan pelanggan, tapi jika kau berani menyentuhnya secara kurang ajar, dia akan berubah menjadi seperti itu" tunjuk Sonia..
"Namanya Hanny dan dia adalah maskot klub ini" ucap Sonia yang melihat Hanny menghampirinya.
"Aku bisa membunuhnya kau tau" ucap Hanny masih berapi-api.
"Ouh Hannyku sayang mau dilecehkan lagi ya?" Goda Sonia...
"Soniaaaa" rengek Hanny..
"Huh, berbeda sekali kau dengan yang tadi" ucap seorang pria yang belum Hanny kenal. Belum sempat Hanny membalas, Sonia sudah berbicara lagi ,"Han dia pacarku, Kim Kevin kau bisa panggil Kevin" Sonia mengenalkan Kevin kepada Hanny.
"Eoh, pacar Sonia kenapa hitam jelek" ucap Hanny mengejek ,"Yaa! Aku tampan" teriak Kevin tidak terima.
"Iya kau tampan baby, baby Kevin milik Sonia" kata Sonia yang entah mengapa sudah memeluk Kevin sekarang ,
"Baiklah baiklah aku kalah" ucap Hanny.
"Aku Xi Hanny, sahabat Sonia, jangan macam-macam padanya atau kau akan menyesal" ucap Hanny sekenanya dan pergi meninggalkan Kevin dan Sonia yang sudah sibuk bercumbu.