Chereads / Akankah Aku Bersamanya / Chapter 2 - Pandangan Pertama

Chapter 2 - Pandangan Pertama

Samuel sampai dirumahnya, ia langsung bergegas masuk, ketika membuka pintu rumah. Rumahnya gelap dan nampak kosong.

"Sayang aku pulang" kata Samuel meletakkan tas dan kemejanya asal menunggu jawaban,"Minji-ya kau dimana" panggil Samuel.

Karena tidak ada jawaban, Samuel langsung bergegas kekamar mereka dan terkejut ketika melihat kamar mereka berantakan banyak barang berserakan. Ia mencari Minji khawatir dan menemukan istrinya sedang menangis terisak di pojok kamar.

"Sayang kau kenapa" kata Samuel yang langsung memeluk Minji.

"Minji-ya jawab aku" tuntut Samuel.

"Samuellll...,, appa dan eomma mu kesini tadi. Mereka mendesakku untuk mengijinkanmu menikah lagi, aku tidak bisa sayang, aku tidak bisa melihatmu dengan orang lain" isak Minji dipelukan Samuel.

"Hey, aku tidak akan menuruti mereka sampai kapanpun" kata Samuel menenangkan Minji.

"Maafkan aku yang tidak bisa memberikanmu keturunan, maafkan aku" isakan Minji kali ini terdengar sangat memilukan.

"Ssuuut, sayang tidak apa-apa, jangan menangis lagi, aku mencintaimu" ucap Samuel sayang.

Minji yang nyaman dipeluk Samuel perlahan berhenti menangis, dia merasa tenang bila ada Samuel disampingnya. Itulah kenapa sampai kapanpun dia tidak akan rela jika harus berbagi Samulnya dengan orang lain.

"Sayang apa tidak ada cara?" Tanya minji tiba-tiba..

"Eoh cara apa?" Samuel bertanya.

"Agar kita memiliki anakmu tanpa harus membagimu dengan orang lain, apapun itu aku akan setuju" ucap Minji.

Samuel terlihat berfikir, ini gila tapi dia sedang memikirkan usul Kevin, "Sayang apakah ada?" Tanya Minji yang melihat Samuel terdiam ,

"Aku tau pasti ada cepat beritahu aku" desak Minji .Dan disinilah Samuel, di Klub malam tempat pacar Kevin bekerja. Ini terlihat gila memang, tapi dia sedang mencari wanita yang bersedia mengandung anaknya.

.

#FLASHBACK

.

"Begini sayang, Kau ingat Rendra" tanya Samuel.

"Eoh, Park Rendra yang berpacaran dengan Barbie?" Kata minji mengingat.

"Iya dia! Dia sudah mempunyai anak sekarang tadi aku bertemu dengannya di kafe" Samuel menjelaskan,"Lalu?" Tanya Minji yang nampaknya belum mengerti arah pembicaraan ini.

"astaga Samuelll..!!! jangan bilang kau ingin meminta anak dari Barbie itu" Kata Minji menuduh.

"Tidak mungkin sayang, Rendra akan membunuhku" Kata Samuel tidak habis pikir dengan pemikiran istrinya itu."Lalu apa rencanamu? Aku belum mengerti" kata Minji bertanya penasaran.

Samuel bercerita kepada istrinya kalau Rendra juga bertemu dengan Barbie di tempat club yang dimana pacar Kevin juga bekerja disana..

"Kevin tahu sebuah club yang berisi wanita-wanita tersebut .tapi tenang saja wanita tersebut bukan wanita-wanita pada umumnya yng bekerja di klub malam ,mereka tidak menjual harga diri mereka ,mereka hanya sekedar menemani pengunjung club tersebut .

tutur Samuel menjelaskan kepada istrinya.

Jika kau mengijinkan aku akan meminta salah satu dari mereka untuk mengandung anak kita. itu jika kau mengijinkan" Kata Samuel takut kalu istrinya akan menangis.

"Kita akan memiliki anak dari seorang wanita yang bekerja di club itu ?" tanya Minji..

"Ia benar, itu kalau kau setuju, tapi lupakan saja, aku sudah hampir gila menyetujui rencana ini" ucap Samuel frustasi,

"Sayang itu brilian" teriak Minji.

"Dia wanita yang bekerja di club itu dan kita hanya meminjam rahim'nya untuk mengandung anak kita, jadi jika dia mengandung anak kita itu tidak masalah untukku, aku setuju cepat cari wanita itu, aku bisa lega karena kau tidak mungkin mencintainya karna kalian tidak akan saling jatuh cinta bukan ,dan aku percaya padamu samm" Jelas Minji panjang lebar.

"a-apa kau yakin?" Tanya Samuel ragu-ragu.

"Sangat Samm", berjanji padaku kau tidak akan jatuh cinta pada wanita tersebut" ucap Minji.

"Hell, tidak akan pernah aku milikmu seorang Minji-ya" Kata Samuel meyakinkan istrinya.

"Syukurlah, akhirnya kita menemukan jalan keluarnya. Sampaikan terimakasihku untuk Kevin jika nanti kalian bertemu" ucap Minji sambil memeluk Samuel.

"Aku pergi sekarang juga?" Tanya Samuel.

"Tentu saja sayang, lebih cepat lebih baik. Cari wanita yang baik dan kenalkan pada orangtuamu terlebih dahulu, baru bawa dia bertemu denganku" perintah Minji sambil mendorong Samuel agar pergi ke klub yang dikatakan Kevin.

"memang para wanita tersebut bekerja di club malam ,tapi mereka bukan seorang wanita penghibur atw mereka yang rela menyerahkan harga diri mereka ke pelanggan club malam tersebut ,karna keadaanlah yng mengharuskan mereka bekerja di sana, andai mereka bisa memilih mereka tidak akan mau bekerja di tmpt seperti itu"

#Flashback END

"Aku bisa gila" rutuk Samuel.

"Samuel! Aku tidak menyangka kau akan setuju rencanaku" Ucap Kevin mendekati Samuel.

"Yah benar, rumah tanggaku akan hancur jika aku tidak bertindak" kata Samuel menerawang..

"Tenang saja, ayo kita duduk disana, wanita-wanita yang kau cari biasanya mereka berkumpul disana, akan aku kenalkan pada pacarku juga" Ajak Kevin menarik lengan Samuel.

Samuel hanya mengikuti Kevin dengan pasrah,"Baby Soniaaaa ini temanku Samuel Hwan" Kevin mengenalkan Samuel pada Sonia .

"Hai Samuell, Sonia imnida" Kata Sonia formal,

"Hai, Samuel saja Sonia" kata Samuel mencoba untuk berteman dengan pacar sahabatnya Kevin.

"Sayang, apa kau bisa menunjukkan teman-temanmu yang lainnya? Selain kau tentunya" Kata Kevin to the point membuat Samuel tersedak dan Sonia mendelik heran pada kekasihnya.."eh ?" Tanya Sonia

"Temanku ingin berkenalan sekalian berbisnis" Kata Kevin enteng ,"oh begitu" jawab Sonia mengerti.

"Baiklah Samuel wanita istimewa yang kau cari disini ada enam orang termasuk aku, tapi kami tinggal berlima karena teman kesayangan kami sudah berbahagia dengan keluarganya" Jelas Sonia,

"Karena aku sudah milik baby Kevin aku perkenalkan saja padamu yang lain" tambah Sonia.

Samuel mengangguk dan nampak tetarik.

"Itu, disana yang memakai kaos berwarna putih yang ukuran badannya sama sepertiku, dia Vania eonni, dia sangat baik dan agak sedikit centil. Aku dengar dia sedang menjalin hubungan dengan asisten DJ Kim JoiChan. Tapi mereka seperti Friend with Benefit saling melengkapi jika membutuhkan" Sonia menunjuk wanita yang sedang sibuk menemani tamunya sambil sesekali tertawa dengan mereka .

"Diatas panggung, yang sedang menari dengan gemulainya, itu Lina eonni" Sonia melanjutkan. Samuel melihatnya dengan teliti dan menilai bahwa wanita yang sedang menari itu memiliki jiwa ke ibuan.

"Di pojok kanan didekat panggung yang sedang membuat minuman, dia Tifanny dia bartender sepertiku, tapi dia lebih ahli daripada aku. Dia biasa mengejutkan pengunjung dengan berbagai atraksi sambil membuat minuman, aku iri padanya" Tunjuk Sonia pada Tifanny yang sedang sibuk dengan botol minumannya. Samuel tampak meneliti dan cukup kagum dengan atraksinya.

"Satu lagi" Kata Sonia namun tidak melanjutkan membuat Samuel menoleh kepadanya..

Menyadari tatapan Samuel, Sonia tersenyum dan berkata "yang satu ini lincah sekali, dia imut dan cantik dalam waktu yang bersamaan, dia sangat tidak suka dilecehkan, dan dia adalah primadona di klub ini, sebentar aku belum menemukannya" Kata Sonia menambahkan kalimatnya melihat Samuel yang sudah tidak sabar .

Dan untuk Samuel sendiri dia penasaran dengan pendeskripsian Sonia kali ini.

"Ah itu dia" Tunjuk Sonia..

"Soniaaaaa" Teriak seorang wanita yang ditunjuk Sonia yang sedang memanyunkan bibirnya tanda dia sedang menahan kesal ,"Ada apa Hanny sayang" Sapa Sonia memanjakan Hanny.

"Jatah liburku ditunda lagi, Tuan Jang sialan itu bilang besok banyak yang ingin aku temani" Kata Hanny kesal dengan imutnya.

"Dia yang terakhir Samuel, namanya Hanny dia adalah segalanya untuk Klub ini" Kata Sonia menjelaskan sambil memeluk Hanny'nya yang sedang dalam mode manja.

"Eh siapa yang bertanya tentangku Sonia" Tanya Hanny..

"Teman Kevin Hann ,itu dia sedang menatapmu" Tunjuk Sonia dan Hanny menoleh ke pria itu.

Berdesir... ya kedua insan yang sedang bertatapan ini merasakan desiran yang aneh pada diri mereka masing-masing. Samuel melihat Hanny bukan seperti seseorang yang biasa melainkan seseorang yang diyakininya akan menjadi pilihannya yang tepat. Sedangkan Hanny ia terpana dengan ketampanan Samuel, ia terjerat pada tatapan Samuel yang sungguh sangat menyiksanya..

Tanpa mereka sadari, pertemuan mereka malam ini akan merubah kehidupan mereka setelahnya...