Zainab binti Khuzaimah
Ibunya Orang-Orang Papa
Zainab adalah muslimah generasi awal (As-Sabiqunal Awwalun) yang berasal dari keluarga terhormat. Ayahnya, Khuzaimah adalah seorang tokoh terpandang. Ibunya bernama Hindun binti Auf.
Sebelum masuk Islam, Zainab sudah memiliki kepribadian yang baik. Dia terkenal santun dan dermawan. Ibnu Kastsir mengatakan, Zainab digelari dengan panggilan Ummul Masakin (ibunya orang-orang miskin).
Zainab dua kali menikah. Sebelum dinikahi Ubaidah, dia menikah dengan Thufail bin Harits. Karena tidak memiliki anak, Thufail menceraikannya. Ubaidah menikah dengannya hanya demi memuliakannya.
Penampilan Zainab tidaklah cantik. Namun jiwanya sangat indah menawan. Suaminya, Ubaidah bin Harits gugur saat Perang Badar.
Sebagian mengatakan Ubaidah gugur dalam Perang Uhud. Dia pun menjadi janda dan harus mengurusi hidupnya sendiri. Beban yang harus dia tanggung sangatlah berat. Namun dia hadapi semuanya dengan sabar dan tetap bisa berderma kepada fakir miskin seperti biasanya.
Saat itu tidak ada satu sahabat pun melirik dan tertarik menikahi ada sang janda ini. Maka Rasulullah menikahinya pada tahun 3 atau 4 H.
Zubair bin Bakar mengisahkan, ketika Rasulullah menikahi Zainab, beliau menyembelih unta dan kambing. Kemudian beliau suguhkan hidangan dagingnya kepada orang-orang tak mampu yang sudah beliau undang.
Rasulullah menyukai kebiasaan Zainab yang sering membagi-bagikan makanan kepada orang-orang miskin dan meringankan kesulitan hidup mereka. Bahkan Atha bin Yasir meriwayatkan, Zainab memiliki seorang budak berasal dari Habasyah. Dia memperlakukan budaknya seperti keluarganya sendiri.
Zainab menemani hari-hari Rasulullah hanya sebentar. Delapan bulan setelah pernikahannya, perempuan dermawan ini wafat. Sebagian mengatakan lebih singkat lagi, hanya tiga bulan.
Jadi, Zainab adalah perempuan kedua setelah Khadijah yang pergi mendahului Rasulullah. Sementara istri-istri beliau lainnya wafat setelah Rasulullah lebih dahulu wafat. Dia wafat dalam usia 30 tahun.