Keadaan menjadi semakin genting saat masyarakat desa keluar dan mengepung mereka dengan alat-alat seadanya.
Mereka melangkah dan membuat Ergy berserta yang lainya terpojok di tengah-tengah. "Apa yang kau lakukan? Cepatlah kemari!" Teriak Emely pada pelayan Mo yang terlihat kebingungan dengan situasi saat itu.
Tanpa pikir panjang, pelayan Mo merangkul tangan Emely. Mereka saling bergandeng tangan, lalu dengan cepat Ergy membuka jalan.
Brukk… Duakk… Dengan seni bela diri, Ergy menerobos ke tengah-tengah kerumunan. Emely juga membantu.
Tangan Ergy dan Athanasia saling bergandengan, begitu pula Emely dan pelayan Mo. Mereka saling melindungi satu sama lain.
"Tunduk!" Seru Athanasia. Duakkk! Athanasia dengan sigap menendang salah satu pria muda yang mengarahkan sabit tajam dari belakang Ergy.
"Wuahh…" Ergy tercengan. Yah Athanasia bukan putri yang tidak bisa bela diri seperti dulu!
"Fokuslah tuan!" Sahut Athanasia lagi, sibuk dengan orang-orang yang datang tidak ada habisnya.