Chereads / Athanasia dan Pangeran Jayden / Chapter 25 - Partner

Chapter 25 - Partner

Sebenarnya sejak awal Athanasia telah merasa bahwa ada seseorang yang sedang mengikutinya. Sehingga dengan sengaja Athanasia mencari jalanan yang sunyi untuk memberikan peringatan kepada orang yang sedang membututinya tersebut.

"Beginikah sikapmu terhadap orang yang tadinya menolong mu?" Tanya pangeran Jayden lalu berdiri perlahan-lahan.

"Jika kau tidak ada urusan lagi, tolong jangan mengikuti ku!" Ujar Athanasia lalu berbalik dan pergi.

Pangeran Jayden lalu memutar otaknya agar dia dapat menghentikan kepergian Athanasia. Ia lalu hanya terpikirkan 1 hal saja! "Tunggu, aku membutuhkan bantuan mu!"

Tiba-tiba saja langkah kaki Athanasia terhenti...

"Saya mohon padamu, nona... Aku dengar, selama ini anda telah banyak menolong orang-orang yang membutuhkan pengobatan! Oleh sebab itu, bisakah anda menyediakan waktu untuk melihat penelitian ku mengenai tumbuh-tumbuhan obat?" Sambung pangeran Jayden ketika melihat langkah kaki Athanasia terhenti.

Selama beberapa bulan terakhir, Jayden telah menyelidiki sosok Athanasia yang terkenal dermawan dari masyarakat pinggiran kota Emerland. Bukan hanya itu, katanya dia bisa menyembuhkan segala penyakit yang diderita oleh warga desa setempat.

Walaupun begitu, ketika pangeran Jayden ingin menanyakan tempat tinggal Athanasia, tidak ada seorang warga desa pun yang akan berkomentar mengenai tempat tinggal atau asal usul dari Athanasia. Mereka seperti bungkam untuk melindungi malaikat mereka.

Athanasia pun berbalik ke arah Jayden. Ia menatap seperti seseorang yang sedang menyelidiki apakah pangeran Jayden berbohong ataukah berkata benar. Sebab Athanasia merasa bahwa jika berhubungan dengan Jayden, mungkin bahaya besar akan menantinya.

"Apakah anda seorang ahli tumbuhan obat... Ah atau mungkin seorang alkemis?" Tanya Athanasia melirik Jayden dari atas sampai bawah tubuhnya.

Jayden menatap dengan penuh kepercayaan ke arah Athanasia. "Aku bukan seorang alkemis, tapi aku bisa dibilang seorang yang paham soal itu!" Ujar Jayden.

Athanasia tampak memikirkan sesuatu. Jelas ia tidak membutuhkan seorang yang ahli dalam hal mengenal tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan. Itu karena ia percaya diri jika dia memiliki kemampuan yang sulit untuk disaingi dalam hal itu. Tapi, dia membutuhkan seorang alkemis yang handal.

Athanasia telah melewati beberapa kekaisaran, tapi tampaknya seorang alkemis sangat sulit untuk ditemui. Bahkan jumlah mereka semakin hari semakin berkurang. Gurunya pun sudah lama telah meninggal dunia, saat Athanasia baru mendapatkan pengajaran selama 5 bulan saat ia berusia 6 tahun.

"Kalau begitu saya minta maaf. Saya tidak membutuhkan anda sama sekali! Dan saya sama sekali tidak tertarik untuk melihat apa yang sedang ingin anda teliti..." Ujar Athanasia dengan tersenyum kecil.

"Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku memiliki sebuah kitab YinYang?"

Athanasia tersentak, pupil matanya melebar mendengar apa yang baru saja pangeran Jayden katakan. Kitab YinYang adalah kitab melagenda, sebab itu adalah sebuah kitab kuno yang telah lama hilang.

Setiap orang mengetahui kitab itu adalah mendatangkan malapetaka dan bencana yang besar bagi pemiliknya. Akan tetapi bagi orang-orang yang mempelajari ilmu pengobatan, kitab itu seperti sebuah harta karun.

"Cih... hampir saja aku tertipu oleh mu!" Ujar Athanasia memalingkan pandangannya dari wajah pangeran Jayden.

"Apa aku terlihat seperti seorang penipu?"

"Kitab itu sudah lama menghilang dari dunia ini. Dan rakyat biasa seperti mu tidak mungkin memiliki sesuatu benda berharga! Jika mau menipu, silahkan cari orang lain." Kata Athanasia dengan kalimat yang dingin.

Ia tidak menyadari bahwa pangeran Jayden adalah pria yang ditolongnya saat itu, sebab rambutnya tampak berbeda. Pria yang ditolongnya memiliki rambut pirang yang akan bersinar di bawah sinar rembulan. Sedangkan pria yang ada dihadapannya memiliki rambut hitam yang pekat.

Itu sudah jelas, sebab pangeran Jayden harus menyembunyikan identitasnya. Saat itu, saat dimana Athanasia menolongnya, pangeran Jayden kehilangan kekuatannya untuk merubah wujudnya, sehingga yang Athanasia lihat adalah sosok asli dari pangeran.

Athanasia tidak ingin meladeni pangeran Jayden lebih lanjut, karena ia merasa itu membuang-buang waktunya.

"Tunggu... aku bisa membuktikannya!" Ujar pangeran Jayden lagi-lagi menahan kepergian Athanasia.

Tapi tanpa menghiraukan pangeran Jayden, Athanasia malahan pergi begitu saja.

Hah... hah... Harley tampak ngos-ngosan karena mengejar pangeran Jayden yang entah pergi kemana. Ia lalu menemukan pangeran Jayden setelah berlari ke sana kemari!

Tapi saat Harley hendak mau menghampiri tuannya itu, pangeran Jayden beranjak dari tempat ia berdiri dan entah berjalan kemana!

'Hah... lagi-lagi pangeran Jayden selalu membuat ku mencari-cari dirinya! Ini terasa seperti bermain petak umpet...' Gumam Harley di dalam hatinya.

"Pengawal Harley?" Suara yang terdengar familiar memanggil Harley dari belakang punggungnya.

Sontak Harley pun membatu dan tak beranjak dari tempatnya berdiri sama sekali.

'Sebenarnya apa yang dilakukan putri dari kekaisaran Zianem di sini!' Risau hatinya, sebab putri Tutzkia mungkin akan membuat Harley membocorkan apa yang sedang dilakukan oleh pangeran Jayden lagi.

"Benar, kau memang adalah pengawal Jayden. Tapi apa yang kau lakukan di sini? Di mana Jayden, kenapa aku tidak melihatnya?" Ujar putri Tutzkia sambil melihat lihat sekeliling.

Harley pun melirik ke samping dan tersenyum sedikit terpaksa. "Ah... pangeran Jayden ada di istananya." Ujar Harley yang sedang menyembunyikan fakta, bahwa ia sebenarnya telah kehilangan tuan yang sedang dikawalnya.

"Terus apa yang kau lakukan di sekitar pasar?" Tanya putri Tutzkia kebingungan. Walaupun begitu, Harley lah yang paling kebingungan melihat putri Tutzkia yang ada di kekaisaran Mork.

"Mohon maaf jika saya lancang tuan putri. Bukankah saya yang harusnya bertanya mengapa anda berada di kekaisaran kami?"

Putri Tutzkia sempat terkejut, tapi ia kemudian tersenyum dengan lembut. "Saya datang untuk memilih baju di butik baju itu. Karena aku sudah bosan dengan busana yang ada di kekaisaran ayahku, maka kupikir untuk melihat busana dari kekaisaran ini. Setidaknya aku harus terbiasa dengan gaya busana di tempat ini..."

Putri Tutzkia berbicara sambil menunjukkan tempat busana yang hendak akan dimasukinya. Ia lalu berhenti saat ia hendak mau membicarakan hal yang penting. Ia lalu menengok ke kiri dan ke kanan, lalu membawa bibirnya ke arah telinga pengawal setia pangeran Jayden.

"..."

"Itu karena sebentar lagi aku akan menikah!" Bisik putri Tutzkia dengan malu.

Harley lalu menarik tubuhnya menjauh dari putri Tutzkia. Ia terbelalak tapi dengan cepat berpikir jernih. "Maksud dari putri Tutzkia..."

"Maksud saya pangeran Jayden tidak ingin pertunangan kami di batalkan dan malahan ingin mempercepat prosesi pernikahan kami!" Ujar putri Tutzkia sambil senyam-senyum berbunga-bunga.

'Apa?' Harley syok berat dan bertanya di dalam hatinya.

"Apa kau tidak mau memberikan selamat padaku?" Tanya putri Tutzkia yang tidak mengetahui isi hati Harley.

"Jika memang benar begitu selamat untuk putri. Saya permisi sebentar!" Harley tampak sangat buru-buru untuk memberitahukan berita yang di dengarnya.

"Baik, kau boleh pergi jika kau memang sesibuk itu."

"Terimakasih tuan putri..." Harley menunduk lalu berpaling dan pergi untuk mencari Jayden.

~To be continued