Bibir Cara terasa manis dan lembut sama seperti sebelumnya, tapi setiap kali bibir kami bersentuhan sengatan listrik yang menyenangkan menjalari tubuhku. Membuatku ingin menyentuhnya setiap kali aku melihatnya. Kususuri bibirnya perlahan lalu menggigit bibirnya lembut untuk membukanya sebelum menyelipkan ujung lidahku sekilas. Jantung kami sama-sama berdebar dengan keras, seolah melebur menjadi satu dan seirama.
Cara menyelipkan jari-jarinya ke balik kepalaku lalu meremas rambut ikalku. Desahannya bercampur dengan helaan nafas halusnya. Aroma strawberry yang harum bercampur dengan aroma kulitnya yang lembut, tanganku yang masih berada di bahunya bergerak ke arah rahangnya. Aku ingin mencium bibir ini selamanya... hanya bibir ini, pikirku sebelum menciumnya semakin dalam dengan lebih bergairah.
Mate. Milikku.