Ribuan tahun lalu, neraka terbuka dan Iblis terbebas dari belenggunya. Dunia hancur dan gerbang menuju alam berikutnya (Hell Gate) tersebar ke seluruh dunia. Hal ini membuat semua mitos itu menjadi nyata.
Hanya ada beberapa manusia terpilih yang dapat membunuh para iblis dan bekerja sama untuk menutup Hell Gate dari dalam, mereka semua adalah "Demon Slayer".
Tetapi ada salah satu dari mereka yang tak memiliki batasan pada kekuatannya, atau disebut Sinister. Kekuatan mereka diturunkan dari surga untuk 1 dari semua manusia yang ada di bumi. Namun, jika Sinister mati maka akan ada Sinister lain yang menerima kekuatan maha dahsyat itu. Sejarah mengatakan bahwa Sinister lah satu-satunya Demon Slayer legenda, yang dapat menutup gerbang neraka itu untuk selamanya. 10 tahun setelah gerbang terkutuk itu terbuka. Sinister pertama terpilih oleh surga untuk menerima takdirnya. Sang Demon Slayer "Razor si Pedang Cahaya". Ia terpilih untuk memperoleh kekuatan dari surga. Namun, ia gagal dalam takdirnya, dan terbunuh oleh raja Iblis "Lucifer".
Setelah Sinister pertama terbunuh, Sinister terpilih kembali. Tetapi semua Sinister yang terpilih, tak pernah ada yang berhasil menutup Hell Gate dan mengalahkan Lucifer. Setelah 5 abad lamanya, Sinister tak pernah terpilih kembali. Umat manusia yang telah berada di titik pasrah mereka, hanya dapat menjaga dunia dari para Iblis.
Kisah petualangan seorang Demon Slayer muda, Nakra Fiore yang berkelana agar mencapai ujung dari dunia ini. Yang bertujuan untuk menemukan Hell Gate terakhir dan menutup gerbang itu selamanya.
*****
[Dalam mimpi seorang pemuda]
Di belahan barat bumi ini terdapat suatu pulau kecil bernama Rovearth dengan hutan mangrove lebat yang menghuni pulau tersebut. Disana terbangun sebuah "Sentral" atau tempat persinggahan para Demon Slayer yang berpetualang, berdiri kokoh di antara kota di atas pulau tersebut.
Sang mentari yang sedang menduduki langit. Sedang menghamparkan sinarnya, menerangi pulau Rovearth.
Tiba-tiba...
"DUAAAAAR"
Terdengar dentuman kencang yang dapat memekikkan telinga pendengarnya.
"Suara apa itu? Darimana asalnya?" tanya salah satu dari penduduk pulau.
"Ahhh, suara itu berasal dari Sentral, lihat!" ujar penduduk lain sambil menunjuk ke arah gedung Sentral.
Penduduk pulau pun berbondong-bondong pergi menuju Sentral.
Sesampainya penduduk di depan gedung tersebut.
"Krek... Krekk...." (Dinding dari gedung Sentral retak)
"Duarrrr" (Dinding tersebut hancur disertai asap yang mengepul)
Terlihat seorang pemuda dengan dua pedang yang masih tersarung di pinggang kirinya terhempas keluar.
"AHHHHHH...." teriak pemuda itu ketika terhempas keluar dari gedung Sentral.
Dari dalam gedung, seseorang bertubuh kekar dengan pedang panjang di tangan kanannya melompat keluar.
"Oyy bocah, sudah kubilang bukan? Hentikan mimpi bodohmu itu, kau takkan pernah bisa menjadi seorang Demon Slayer! Hahahahaha... Bahkan kau tak dapat menghindari tebasan dari pedangku. Dan kau masih bermimpi menjadi Demon Slayer? Jangan bodoh!!!" ucap tegas pria itu.
"Hahh... Hahh... Hahh...." (Desahan pemuda yang terhempas keluar tadi)
"Oyy bodoh... Aku akan mengalahkanmu dengan kekuatan yang telah ku latih selama 5 tahun ini. Dan aku akan menjadi seorang Demon Slayer!" ucap serius pemuda itu dengan mata tajamnya yang menatap ke arah pria besar tadi.
"Grrrr... Baiklah, maju sini bocah!" ucap Pria besar itu dengan geram menantang pemuda tersebut.
"Ingat baik-baik namaku sebelum kau hilang kesadaran nanti. Aku... Nakra Fiore. Orang yang kelak akan menutup Hell Gate terakhir dan mengalahkan Lucifer!" ucap Nakra dengan lantang.
"Brengsek kau, meremehkan ku ketika kau sendiri bahkan sulit untuk bernapas? Haha, kau akan menghajar Lucifer? Baiklah, akan ku habisi kau dengan satu tebasan!" ucap kembali pria itu.
Nakra Fiore menghunuskan kedua pedangnya. Dengan tatapan tajam layaknya ujung samurai yang dapat membelah apapun.
"Aliran Pedang Ganda!" seru Nakra dengan mata tajam fokus ke arah pria itu, "Teknik Pedang Bermata Dua!".
.....
"A-Apa? Teknik pedang bermata dua? Bukankah itu teknik pedang terlarang? Bocah itu menguasai teknik seperti itu? Siapa sebenarnya dia?" ucap penduduk heran.
"A-apaa? Bocah keparat, dia menguasai teknik terlarang seperti itu? Grrr.... Bagaimana pun akan ku beri dia pelajaran sekarang" gumam pria besar itu.
"Aliran Pedang Tunggal!" ucap pria besar dengan posisi sigap untuk mengeluarkan tekniknya.
"Wuuushhhhh," Suara hempasan angin terdengar jelas yang diiringi oleh pemuda tadi yang menerjang ke arah pria besar itu.
"Teknik pedang bermata dua: Tarian..." seru Nakra.
"Apa? Dia cepat sekali! Mataku tak dapat mengikuti gerakannya. Sial, aku takkan sempat menangkis serangannya..." gumam pria besar itu dengan wajah yang penuh ketakutan.
"Tarian Iblis!" seru Nakra melancarkan tekniknya.
Angin bertiup kencang mengikuti ritme teknik pedang Nakra.
Kejadian yang sangat cepat, ketika sang pemuda berhasil menebas pria besar tadi dengan pedang gandanya.
Sunyi pun mendominasi suasana. Dengan mata penduduk yang terbujur kaku menatap kejadian yang cepat itu.
Nakra menyarungkan kembali kedua pedangnya. Di ikuti dengan tebasan ganda yang menyilang di tubuh depan pria bertubuh besar tadi.
Pria tersebut jatuh tak berdaya, tanda telah berhasil dikalahkan pemuda tadi.
"Wow... Hebat sekali, apa-apaan bocah itu? Ahahaha teknik pedang bermata dua? Hebat sekali!!!" sorak penduduk yang disuguhkan pada Nakra dengan wajah yang terkagum-kagum.
"Ahhh??? Haha, terimakasih semuanya! Hehe..." ucap Nakra dengan wajah puas yang telah berhasil mengalahkan musuhnya.
Mata Nakra teralihkan. Tertuju ke dalam Sentral.
"Yoshh, aku telah mengalahkannya. Hey kakek kumis putih! Kau sudah melihat sendiri kekuatan ku kan? Hehe, tepati janjimu! Jadikan aku seorang Demon Slayer sekarang! Hehe" kata Nakra dengan tegas sambil menunjuk seorang paruh baya berkumis putih yang berada di dalam Sentral.
"K-kau? Bagaimana mungkin kau dapat menguasai teknik tadi? Siapa sebenarnya kau?" ucap kakek kumis putih.
"Hufth... Sudah kubilang bukan? Nakra Fiore. Aku yang akan mengubah dunia kelam ini kelak!" ujar Nakra.
Setelah kejadian itu, Nakra Fiore berhasil mendapatkan izin untuk menjadi seorang Demon Slayer dan memulai petualangannya menuju ujung dunia dari sini.
Ia adalah seorang yatim piatu yang terlahir dari sebuah desa bernama Fiore, desa kecil yang miskin. Dan dibesarkan oleh seluruh penduduk desa itu hingga ia berusia 17 tahun. Akhirnya ia memutuskan untuk mengubah dunia Ini, dengan menghajar Raja Iblis "Lucifer" dan menutup semua Hell Gate hingga gerbang terakhir yang berada di ujung dunia ini.
Perjalanannya pun dimulai dari pulau Rovearth...
***
Lalu,
Seorang pemuda terbangun dari lelap tidur dan segera menyadari bahwa itu semua adalah mimpinya.
Di suatu pulau bernama Evenia, terdengar benturan keras dari salah satu rumah bambu usang yang berada di tengah desa Fiore.
(Gubraaak!)
"Awwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhh...!"
Dibukalah pintu kamar Nakra oleh seorang pria paruh baya yang tak lain adalah gurunya.
"Nakra, ada apa? Berisik sekali kau, karena teriakkan mu tadi aku tak bisa melanjutkan mimpi indahku." ucap ketus guru Nakra.
"Ahhh ternyata cuma mimpi. Sial, a-aduh sakit."
"Padahal di mimpiku tadi, aku sudah berhasil menjadi Demon Slayer. Sialan." ucap Nakra dengan raut wajah kecewa.
"Hah? Dasar bodoh! Jika kau ingin menjadi seorang Demon Slayer, ubahlah hobi tidurmu itu bodoh!" teriak guru disertai tinjunya yang mengarah pada Nakra.
"AWWWWWWWW!" jerit keras Nakra kesakitan.
Mentari kian mendaki sang langit hingga akhirnya tepat di tengah hari.
Di luar rumah bambu, Nakra sedang berlatih pedang dengan gurunya yang seorang mantan Demon Slayer.
"Nakra! Besok adalah hari dimana para Demon Slayer baru akan dipilih di pulau Rovearth. Jika kemampuanmu dapat kau tempa, aliran pedang ganda, teknik pedang bermata dua yang ku ajari selama ini akan menjadi teknik mematikan yang dapat mengantarkan mu menjadi Demon Slayer hebat. Namun ingat! Teknik pedang bermata dua ini jangan kau gunakan sembarangan. Memang benar jika teknik ini adalah teknik berpedang yang mematikan, namun ketika kau menebas musuhmu maka kau juga akan ikut merasakan efeknya, karena itu gunakanlah dengan bijak." ujar guru Nakra.
"Aku harus beli apa ya untuk makan malam nanti? Hmmm..." gumam Nakra yang terdiam melamun di tengah latihannya.
"HEY BOCAH, KAU MENDENGARKAN AKU TIDAK?" teriak guru disertai tinjunya lagi.
"Duak duak duak"
"Awwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhh...." jerit keras Nakra.
"Hoy bocah! Pergi ke kota sekarang dan cari makanan untuk makan malam nanti!" ucap guru.
"Hah? Mana uangnya?" tanya Nakra.
"Gunakan uangmu." Ujar guru sembari masuk kedalam rumah bambunya.
"HAAAAAHHHHHH?????" ucap Nakra dengan wajah jengkel.
*****
Di sisi desa Fiore. Di sisi barat pulau Evenia terdapat kota indah bernama LightTown. Kota yang menjual berbagai macam barang juga jasa. Mereka bilang ketika malam tiba, kota ini akan menjadi lampu bagi pulau Evenia. Karena lentera yang menghiasi setiap sudut kota ini akan menyala tiap sang rembulan datang.
Terlihat Nakra yang berjalan ditengah kota sedang mencari menu makanan yang tepat untuk makan malam.
Raut lesu, kesal, dan jengkel terlukis di wajah nya.
"Kakek tua sialan! Uang terakhirku akan habis disini," gumamnya kesal.
Tepat ketika Nakra berjalan diantara kota tersebut, para penduduk justru berlarian berusaha keluar dari kota tersebut.
"A-ahh, ada apa ini?" tanya Nakra heran.
Terlihat di depan Nakra muncul sesosok yang mengerikan dengan cakar tajam menghiasi tangannya, air liur yang menetes dari mulutnya, dan mata yang menatap tajam layaknya hewan buas.
Makhluk tersebut melesat kencang yang tertuju pada Nakra.
Nakra sontak reflek lalu menghunuskan kedua pedangnya dengan cepat.
Berbisik, memasang kuda-kuda Seolah-olah ia siap untuk berhadapan dengan makhluk aneh itu. "Aliran Pedang Ganda..."
-----------------------------------------------------------------------------------------
To Be Continued