Menikah?
Sakura tersadar, ia begitu antusias bisa tinggal bersama Aito di luar kota, memang hati kecilnya dulu sekilas berpikir mereka mungkin akan menikah tanpa menyangka akan menjadi benar khayalan naifnya.
Dan yang paling terpenting, pada akhirnya semua pilihan kembali lagi padanya.
"Aku butuh waktu," Sakura membuka suara akhirnya, "Jika tidak ada yang mau kau bicarakan lagi, aku pergi,"
Aito menggeleng. Ia merasa cukup puas. "Istirahatlah," katanya, dengan berani mengusap lembut kepala Sakura, ia menarik kembali tangannya ketika melihat dia menegang. Sentuhannya sudah tidak lagi menenangkan. "Aku tunggu di kencan resmi kita,"
Sakura mengangguk kaku kemudian berjalan pulang.
***
Sakura menghempaskan tubuhnya di ranjang. Untuk pertama kalinya ranjangnya terasa sangat nyaman sekarang, memberikan kehangatan yang dibutuhkan olehnya saat ini.
Kata-kata Aito melintas lagi diingatannya.
Sakura meringkuk lemah.
Apa yang harus dilakukannya?
Kenapa semua meminta jawaban darinya?
