Jauhnya jarak perbedaan usia antara Ara dan ibu Rania membuat Ara malu dan pusing. Hampir setiap malam Ara mendambakan kehadiran ibu Rania untuk memeluknya namun hatinya sering ragu karena adanya perbedaan usia . Hasrat hati ingin selalu bersama dengan ibu Rania namun logikanya tidak dapat menerima kehadiran ibu Rania karena Ara merasa sebagai lelaki yang tampan dan layak untuk mendapatkan seorang istri yang masih gadis dan juga anaknya orang kaya. Adapun ibu Rania sudah mulai tua dan terpaut usia yang sangat jauh yaitu 14 tahun dengan Ara.
Untuk menjawab kegelisahan tersebut, Ara sering bertanya kepada guru atau ulama mengenai perbedaan usia tersebut dan isyarat bahwa memang jodoh tidak akan pernah kemana -mana . Ara menyadari bahwa ia seperti menemukan jodohnya ketika bertemu dengan ibu Rania dan Ara sudah tidak sabar ingin menyampaikan hasrat hatinya agar ibu Rania tahu dan agar Ibu Rania tidak mencari lelaki lain karena Ara sudah mempersiapkan diri untuk menjadi suami baru bagi ibu Rania. Ara tetap saja merasa bahwa ibu Rania adalah wanita suci yang dia impikan walaupun ibu Rania sudah menikah namun hati Ara tetap saja tertambat dengan sebuah hasrat hati yang terpendam yaitu bertemu dengan cinta sejatinya, ibu Rania.