Dan wajah gelisah Nenek terlintas di benaknya seperti mendapat isyarat suara Nenek Riana pun terdengar di ingatannya.
**Yun? Aku harus segera menemukannya… dan kembali?** Pemikiran untuk bisa kembali ke rumah membuatnya merasa hangat, tapi di waktu yang sama ia merasakan penderitaan yang sangat menyakitkan yang ia rasakan sebelumnya ketika ia tahu bahwa ia kembali pulang.
Senja merindukan keluarganya, tapi… lubang di hatinya masih sangat jelas untuk dirasakan, seperti luka yang baru, sesuatu yang tidak pernah mau ia rasakan lagi.
Namun, Nenek ingin bertemu dengannya…
"Apa kau baik-baik saja?" Suaranya yang lembut mengalihkan pikiran Senja. "Apa kau bisa bergerak?"
"Tidak, aku butuh waktu sebentar lagi, tubuhku terasa sakit…"
"Baiklah.."
Keheningan terjadi di antara mereka saat mereka melihat cahaya dari matahari menghilang di garis khatulistiwa.
"Senja…"
"Ya?"
"Tidak, namaku adalah Senja…" Senja berkata padanya.