Chapter 43 - KLAN PEDANG HITAM

Senja masih menggerutu dengan perasaan tidak puas di sepanjang jalan saat Yoda mengantarnya kembali ke kamarnya sementara tentara lainnya bergegas kembali untuk membantu kedua korban, membawa mereka kembali ke tenda perawatan.

"Kenapa kau membiarkan mereka memperlakukanmu seperti itu?!" Mata Senja menatap galak ke arah Yoda yang berjalan 3 langkah darinya. "Dan mengapa kau berjalan begitu jauh? Kemari"

"Ya, nona besar!" Dia memberi hormat dan dengan patuh, mendekati Senja. Tapi, tetap memberi jarak di antara mereka.

Senja, dengan mata cerah penuh amarah dan rambut ungu berkibar tertiup angin, terlihat sangat menakutkan. Dia mirip dengan penyihir yang bisa mengutukmu kapan saja, oleh karena itu, Yoda tidak berani menyinggungnya.

Melihat kecemasan Yoda, Senja mendesah tak berdaya dan perlahan- lahan menenangkan dirinya.

"Kau laki-laki kan? Bagaimana Kau bisa membiarkan mereka memperlakukanmu seperti itu?" Dia bertanya dengan nada lebih lembut.

Yoda menunduk merasa malu lagi.

"Kenapa kau merasa malu?"

"Aku tidak dapat melakukan apa pun meskipun aku tidak menyukainya."

"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Keluargaku adalah budak di rumah Zee." ucapnya sambil tersenyum pahit.

Senja ingat, di zaman sekarang sistem perbudakan itu masih ada, meski di zamannya hal itu belum hilang, tapi memiliki dengan bentuk yang lain.

"Bagaimana kau bisa berada di sini dengan bajingan itu?"

Mata Yoda terbelalak dengan ucapan terakhir Senja. Telunjuknya ditempelkan di bibir, memberi isyarat agar Senja merendahkan suaranya.

"Kau tidak bisa mengutuk orang seperti itu."

"Mengapa?" Senja mengangkat alisnya dengan menantang karena dia tidak merasa ada yang salah dengan caranya memanggil Zee. Orang itu benar- benar bajingan.

"Karena kau perempuan, tidak baik bagi perempuan untuk mengutuk. Orang yang mendengarnya akan menilai Kau secara negatif. Tidak ada yang pernah mengajarimu tentang itu?" Yoda menegurnya seperti seorang kakak karena khawatir. Biar bagaimanapun juga, dia punya adik perempuan.

"Aku amnesia, ingat?" Senja mengetuk dahinya sendiri untuk mengingatkannya.

Setelah berpikir beberapa saat Yoda berkata. "Berdasarkan cara Kau bertindak dan berbicara. Mungkin kau adalah bandit "

Senja mengangguk serius. Pencuri juga bandit kan?

"Mungkin." Dia setuju dengan mudah "Kembali ke topik. Mengapa kalian berdua berakhir di sini? "

"Dia ingin bergabung dengan militer dan tuanku, ayahnya, mengirimku untuk menemaninya."

"Kau tidak bisa menolak?" …tentu saja tidak! Senja tahu jawabannya tapi masih gatal untuk bertanya.

Yoda menggelengkan kepalanya dan senyum pahit muncul lagi di wajahnya.

"Bahkan jika mereka meminta aku untuk mati, aku harus menurut dan mereka tidak akan mendapat hukuman untuk itu."

"Bagaimana bisa?" Kemarahan muncul di hati Senja.

"Ayahnya adalah seorang pejabat kepala di distrik 36, Kota M."

"Dia menggunakan posisinya"

Yoda mengangkat bahu acuh tak acuh, "Banyak petinggi yang melakukan itu." Lalu matanya kembali cerah "selain itu, karena aku menjadi tentara aku bisa menghemat uang. Mungkin aku bisa membebaskan ibu dan adikku dari perbudakan."

Saat menyebut ibu dan saudara perempuannya, ada senyum tipis yang hangat di wajah Yoda.

"Berapa umur saudara perempuanmu?"

"Umurnya 8 tahun. 2 bulan dari sekarang akan menjadi ulang tahun ibuku. Aku berharap aku bisa pulang. Sudah hampir setahun sejak terakhir kali aku melihat mereka."

Merasakan kerinduan Yoda pada keluarganya, membuat Senja merindukan ibunya juga, ibunya sering pergi ke luar negeri dan sudah sebulan sejak mereka pergi. Dengan situasinya saat ini, Senja tidak tahu kapan dia bisa melihatnya lagi. Dia tidak percaya diri seperti sebelumnya untuk bisa segera pulang.

"Kau akan bertemu mereka pada akhirnya." Senja menepuk pundak Yoda. "Pernahkah kau mendengar tentang klan pedang hitam?"

"Kau tahu mereka?" Yoda terkejut. "Yah… tidak heran, mereka sangat terkenal"