Siang itu, Nancy merasa ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Sejak pagi, ia selalu memikirkan suaminya. Entah mengapa, ia merasa jika sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Nancy pun masuk ke dalam mobilnya dan melaju cukup kencang menuju ke rumah suaminya. Sepanjang perjalanan, ia terus saja gelisah. Hatinya sama sekali tak merasa tenang. Ia pun berinisiatif untuk menghubungi sekretaris Ferdinand. Sang sekretaris bilang jika atasannya tidak kembali setelah makan siang sehabis meeting dengannya.
Dalam kepanikan yang tak mungkin untuk dibendungnya lagi, Nancy sudah sangat tak sabar untuk memastikan keadaan suaminya. Tak biasanya ia terus saja memikirkan seorang pria yang telah menikahinya beberapa waktu lalu. Lagipula, sudah beberapa waktu ia tak pulang ke rumah suaminya.