Julian yang mendengar dengan jelas permintaan ayahnya pada Joe, menjadi kesal dengan mereka semua. Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan menatap dingin sangat ayah. "Bukankah Ayah sudah setuju dengan rencanaku? Mengapa secara tiba-tiba Ayah menyusun rencana baru? Apakah Ayah sudah yakin jika Stevani adalah wanita yang terbaik untuk Jonathan?" protes Julian pada ayahnya sendiri. Dia tak bisa menerima keputusan yang di ambil oleh pria tua itu. Awalnya Julian berpikir jika pria tua itu sangat menyetujui semua rencananya. Namun yang baru saja terjadi benar-benar di luar dugaan. Julian sudah tak bisa memakai Joe sebagai umpan dalam mempererat hubungan kerjasama antar klien. "Aku masih tak percaya jika Ayah bisa mengungkapkan semuanya," teriak Julian pada ayahnya. "Ayo, Sayang. Kita tinggalkan rumah ini. Sepertinya kita sudah tidak ada tempat di sini," ajak pria itu pada sang istri.