Sebuah perasaan yang harus tertahan, akhirnya dapat dicurahkan dengan cara dan suasana yang berbeda. Clarissa masih menyandarkan kepalanya di dadanya lelaki yang terus menciumi tangan lembutnya itu. Kedua pakaian yang dipakainya sudah sangat berantakan, jauh dari kata rapi. Secara perlahan, Andrew menyisir rambut Clarissa yang terlihat tidak beraturan menggunakan jari tangannya. Memberikan sensasi yang berbeda pada pasangan yang selalu dimabuk asmara itu. "Mas. Besok kita beneran pulang kan?" tanyanya pada seorang lelaki yang masih asyik membelai dirinya itu.
"Tentu saja, Sayang. Banyak pekerjaan yang harus segera aku selesaikan. Termasuk proyek kolaborasi kita," jawab Andrew sambil memainkan tangannya ke tempat-tempat yang bisa membangkitkan gairah.
Clarissa memegang erat tangan suaminya, agar berhenti di balik dress yang masih dipakainya. "Hentikan, Mas. Aku tak ingin Ken melihat tingkah mesum kita," ujarnya sambil menatap lembut lelaki itu.