Hari-hari damai yang dirasakan oleh Adel dan Yusuf sudah hampir usai. Liburan mereka cukup lama, tinggal di pulau pribadi yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota membuat Adel enggan untuk pulang.
Jika tidak mengingat kewajiban Yusuf, mungkin Adel akan lebih memilih untuk tetap tinggal di pulau ini dan memboyong Arma tinggal di sini.
"Seandainya kita bisa tinggal di sini selamanya,"
Yusuf mengusap kepala Adel dengan lembut, berusaha untuk menenangkan istrinya. Yusuf tahu apa yang membuat Adel ingin tetap tinggal di sini. Adel enggan menghadapi semua masalah seperti yang lalu-lalu.
"Kamu yang sabar ya, semua yang datang kita hadapi bersama-sama. Maafkan aku yang hanya bisa membuat kamu merasa tertekan karena masalah yang terus datang dalam rumah tangga kita."
Adel melihat ke arah suaminya. Wajah yang dipenuhi dengan penyesalan terlihat di wajah Yusuf. Adel memegang wajah Yusuf dan tersenyum.