Mariam berdiri menatap asrama yang berdiri Kokok di depannya dengan pandangan tidak percaya. Sekarang Mariam tahu apa yang direncanakan oleh Adel setelah dia melihat sendiri.
"Kamu lihat sendiri bukan? Jika Abang yang melakukannya, mereka akan bersiap dan kita tidak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi disini. Jika seperti ini, kita jadi tahu bukan bagaimana mereka menggunakan uang negara yang katanya sebagai perawatan gedung dan yang lainnya?" Tanya Adel di samping Mariam.
Bangunan yang katanya asrama putri itu seperti bangunan tua. Cat dindingnya sudah lusuh dan bisa ditebak berapa lama cat ini tidak di diperbaharui.
Adel berjalan menuju meja resepsionist dengan menarik tas milik Mariam seorang diri. Dia merencanakan semuanya agar dia benar – benar tahu tentang semua yang ada di dalam gedung ini, termasuk dengan pelayanan yang ada di sini.
"Assalamualaikum, selamat pagi." Sapa Adel dengan ramah.
"Hem!"