Chereads / PACARKU ABDI NEGARA / Chapter 11 - Bab 11

Chapter 11 - Bab 11

"Jangan pernah menjadikan kebohongan menjadi alasan, karena dalam bentuk apapun kebohongan tetao kebohongan." Anonym

****

Bibir Risa manyun saat Adel menyeretnya dari kedai mie yang baru saja mereka singgahi, pasalnya Risa baru saja berkenalan dengan pria yang dia kagumi karena ketampanannya yang di atas rata - rata.

"Sumpah ya Del, kamu tega banget sudah membuat aku kembali menderita karena jauh dari jodoh! Kalau seperti ini terus kapan aku punya pacarnya, Del?" protes Risa sambil berusaha melepaskan genggaman Adel yang memegang tangannya kuat.

"Bodo' amat! Kamu ini cewek tapi tidak bisa menjaga harga diri. Lihat dong, kamu ini perempuan dan perempuan itu harus menjaga harga dirinya yang tinggi. Jangan merendahkan diri kamu hanya untuk seorang pria!" ketus Adel galak, Risa terdiam dan tidak lagi berani menjawab apa yang Adel ucapkan.

"Sekarang yang harus kamu lakukan itu adalah mencuci isi kepala kamu biar isinya jangan game dan pria saja!" ucap Adel lagi sambil menarik kembali Risa untuk keluar dari mall.

"Kamu cantik jadi para pria datang dengan sendirinya tapi aku? Wajahku ini dibawah rata - rata, Del. Wajah yang sangat jarang dilirik oleh pria, dan kamu menggagalkan semua rencana ku saat ada pria yang melirik ke arahku." keluh Risa merasa kesal.

Pria yang bernama Alan itu Risa ketahui namanya karena Rosa pura - pura jatuh di dekat pria itu saat ke kamar kecil. Adel hanya memutar bola matanya melihat tingkah Risa yang selalu merendahkan harga dirinya hanya untuk bisa memiliki kekasih.

"Percaya deh sama aku, pria itu bukan pria yang baik. Potong leherku jika aku salah, melihat tatapannya kepada kamu saja aku sudah tau tapi kamu malah senang dilihat seperti itu."

"Memangnya dia menatap seperti apa?"

"Dia hanya seorang pria yang haus akan nafsu. Pakaian kamu yang seperti ini membuat dia merasa tertarik karena kamu terlihat seksi dengan kaos crop yang memperlihatkan bagian tubuh kami ini!" jawab Adel dengan kesal, tangannya menarik bagian kaos crop yang Risa pakai sampai ke bagian bawah perutnya.

"Pakaian seperti ini sekarang sedang trend Del, kamu memangnya tidak tau? Oh iya aku lupa, kamu kan terlalu sibuk dengan buku jadi kamu tidak tau perkembangan fashion yang sudah berubah." ejek Risa dengan bibir menyebik.

Adel ingin sekali mencuci otak Adel dengan detergen yang mengandung anti kuman, karena otak Risa dipenuhi dengan kuman yang sama sekali tidak ada gunanya hidup di otak Risa, hanya bisa membuat Risa semakin tidak karuan.

"Kamu ini benar - benar!" Adel mengerang karena kesal, lelah yang selalu adel rasakan saat berdebat dengan Risa tentang penampilan.

"Pakai pakaian yang tertutup, karena kejahatan dari pria itu datang karena kita sendiri. Jangan sampai kamu merasakan apa yang dirasakan oleh wanita - wanita malang di luaran sana."

Risa mengabaikan nasihat Adel dan memilih untuk berjalan terlebih dulu dan meninggalkan Adel yang masih kesal dengannya.

"Ayo! Kamu tidak jadi pulang? Ini sudah malam lo!" teriak Risa terdengar di telinga Adel. Jika bukan sahabatnya Adel juga tidak akan mau memperingati Risa dengan mempertaruhkan rasa malu karena sejak tadi mereka menjadi bahan tontonan oleh pengunjung lain mall.

Adel akhirnya mengikuti Risa yang sudah berjalan terlebih dulu dan susah berada di posisi yang cukup jauh darinya.

"Dasar wanita keras kepala! Nanti kalau sampai ada apa - apa, jangan sampai menangis dan mendatangiku! Pintu kosan ku tertutup untuk menerimaa aduan kamu nanti." gerutu Adel yang masih merasa kesal.

Adel sendiri merasakan dia yang cepat sekali marah, Adel tidak tau apa penyebab dari hormonnya yang naik turun sehingga mempengaruhi emosinya. Apa karena akan datang bulan atau karena Adel masih kesal dengan hilangnya Yusuf yang sama sekali tidak ada kabar?

Risa dan Adel berjalan ke tempat yang mereka gunakan untuk memarkir kendaraan Risa. Menerima helm dari Risa dan Adel langsung memakainya tanpa mengatakan apapun.

Mereka berdua sudah berboncengan, tapi perang dingin diantara keduanya masih berlangsung. Risa yang kesal karena Adel sudah membuat dia gagal mendapatkan kekasih padahal pria itu sudah terlihat tertarik kepada Risa.

Perjalanan keduanya terasa sepi, kedua orang ini sama - sama berada di dalam pikiran mereka masing - masing sampai motor yang Adel tumpangi sudah berhenti di depan pintu gerbang kosan Adel.

Adel turun dan menyerahkan helm milik Risa sebelum dia masuk ke dalam kamarnya.

"Hati - hati di jalan!"

Risa hanya mengangguk tanpa mengucapkan terimakasih atas perlakuan Adel yang mengkhawatirkan perjalanannya selama di jalan menuju rumah.

Risa menarik gas motornya dan pergi dari tempat kos Adel. Hembusan nafas yang terdengar berat keluar dari bibir Adel saat melihat Risa yang marah kepadanya karena Adel sudah menggagalkan rencana Risa yang akan berkenalan dengan seorang pria.

"Dasar keras kepala!" Decak Adel.

Adel mulai masuk ke dalam rumah kos nya saat motor Risa sudah tidak terlihat lagi dari pandangan matanya.

Adel sebenarnya tidak ingin menilai cara Risa bertemu dengan pria manapun, Adel hanya takut kalau sampai Risa kecewa setelah semuanya terjadi karena Risa adalah gadis yang terlalu polos dengan dunia yang kejam.

Melihat sekilas pria itu melihat Risa sudah bisa diketahui oleh Adel. Tatapan yang dia berikan kepada Risa sangat tampak sekali kalau pria itu adalah seorang playboy yang suka memainkan hati perempuan.

Adel membuka pintu kamarnya dan langsung melemparkan tubuhnya di atas ranjang kecil yang sudah setia menemani Adel, mendengarkan keluh kesah Adel yang selalu meratapi kesedihannya karena kakaknya belum juga ada kabar dan sekarang menyusul Yusuf yang melakukan hal yang dilakukan Dimas dulu, pergi dengan tidak ada kabar.

Adel mengambil ponsel di dalam tas dan membuka aplikasi pesan, Adel ingin melihat pesan yang dia kirin untuk Yusuf sudah terkirim atau belum. Dan apa yang ditampilkan di layar ponselnya kembali membuat Adel merasa kesal.

Layar ponsel itu menunjukkan pesan yang dikirim Adel gagal terkirim karena sudah terlalu lama Adel kirimkan dan tidak ada respon.

"Benar - benar orang ini sukanya membuat kesal! Sudah pergi tidak berpamitan dan sampai sekarang ponselnya juga mati. Awas saja kalau nanti mencari aku! Aku tidak akan pernah mau bertemu! Biar tau rasa!" Geram Adel masih menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan gagal terkirim.

Adel memilih untuk segera mandi dan mendinginkan kepalanya daripada menunggu kabar dari orang yang tidak jelas sama sekali.

Bunyi air kran terdengar tidak lama setelah Adel masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Kesal dan kesal yang Adel rasakan seharian ini, kesal karena Yusuf dan juga kesal dengan kelakuan Risa yang terlalu ganjen pada pria.

Melihat status hubungannya dengan Yusuf kadang membuat Adel bertanya-tanya, apakah keputusannya untuk menerima lamaran Yusuf sudah benar? Karena perasaan Adel selalu berkata kalau ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Yusuf.

Adel pikir sebuah hubungan itu harus diawali dengan kejujuran. Kalau dari awal saja sudah berbohong, apa jadinya nanti saat kejujuran diutarakan? Yang pasti kejujuran itu akan selalu dianggap sebagai kebohongan.