Setelah Iris melarikan diri dari Thomas, ia menghempaskan dahinya ke dinding berkali-kali, mencoba menyembunyikan wajahnya yang terbakar rasa malu.
Iris masih merasakan darah dari bibir Thomas di lidahnya, ia berjongkok dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan selama beberapa saat lalu menarik napas panjang.
"Lupakan itu, aku harus fokus!"
Iris kemudian berjalan keluar dari penginapan dan melangkah menerobos kabut tebal, berjalan lurus tanpa melihat ke belakang. Hingga kedua kakinya terasa membeku ia berhenti.
Iris memejamkan matanya dan menghirup aroma rempah yang menguar di udara dalam-dalam, menyesap dan mengisi seluruh rongga pernapasannya dengan bau yang menyengat itu.
Begitu Iris membuka matanya lagi, ia sudah ada di tempat yang berbeda.
Di depannya adalah rumah yang ia tempati dulu di Kota Orang Mati, rumah kecil dengan jendela bertirai merah pudar di ujungnya, lalu tanaman merambat yang dibiarkan tumbuh di tiang teras.