Thomas mengusak rambutnya dengan kasar dan ia terkekeh pelan.
Semuanya sangat rumit, Thomas tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis. Neneknya ingin membunuh Ayahnya dan tidak menginginkan keberadaan ia dan Tiersa sebagai seorang Iblis.
Tapi Ibunya melahirkan dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang. Neneknya bahkan tidak pernah absen untuk menemaninya sebelum tidur dan mengajarkan rune sihir.
Neneknya sudah tahu mereka berdua akan jadi Iblis dan memilih mewariskan pedang perak padanya demi Kerajaan Megalima.
Thomas menjadi penasaran, seperti apa sebenarnya Ayahnya?
Apakah sekarang Kakaknya tengah bertemu dan menghabiskan waktu bersama Ayahnya?
Daripada Ayahnya, sebenarnya Thomas lebih merindukan Ibunya. Ia rindu bagaimana wanita yang selalu tersenyum padanya itu menatapnya, memeluknya di saat musim salju yang dingin dan membawanya berjalan-jalan di Kerajaan Megalima.