Butiran-butiran salju jatuh menumpuk, menutupi atap-atap rumah dan asap mengepul keluar dari cerobong, berbagai macam aroma lezat makanan biasanya menguar di udara, mengundang siapa pun yang sedang lapar untuk masuk dan menyantapnya.
Tapi tidak hari ini.
Semua orang di ibukota bergerak menuju Alun-alun dengan wajah suram, tidak ada yang berani berbicara, tidak ada yang berani bertanya tentang apa yang akan mereka lihat, anak-anak yang biasanya bersenda gurau di atas tumpukan salju pun bungkam, memegang erat tangan orang tua mereka.
Eksekusi.
Siapa pun yang mendengar kata itu akan langsung merasakan bulu kuduknya berdiri dan anak-anak yang mendengarnya langsung menangis ketakutan di pelukan orang tua mereka.
Selama masa pemerintahan Ratu Dwizella, Alun-alun kota Kerajaan Megalima hanya digunakan sebagai tempat pertemuan sang Ratu untuk menyapa rakyatnya, tempat bersantai para orang tua dan tempat bermain anak-anak berbagai ras dengan damai.