Acara sederhana tasyakuran untuk kedua putrinya berjalan dengan lancar, Aluna merasa sangat bahagia meski dalam hatinya terasa ada yang mengganjal. Mertuanya tidak lengkap, dan mereka masih dalam keadaan perang dingin.
"Aku sangat lelah." Aluna memijat bahunya bergantian.
"Aku sudah memperingati mu untuk tidak terlalu capek."
"Aku baik-baik saja, aku cukup senang hari ini. Semua orang berkumpul dan semua terlihat bahagia kecuali,"
"Kecuali apa?"
"Kecuali mommy, mommy terlihat sedih. Wajahnya tersenyum tapi aku tau kalau hatinya sedang sedih."
"Aku tau, Love."
"Kemana Sasa dan Cya?" tanya Aluna mencari kedua buah hatinya, sebelum dia tinggalkan ke kamar tadi mereka bersama Kynan di luar.
""Biarkan mereka berdua tidur di kamar mommy. Mommy akan sedikit terhibur dengan keberadaan mereka dan bisa melupakan masalahnya dengan pria tua tidak tau malu itu."
"Kak, jangan bicara seperti itu. Mau seperti apapun, daddy adalah orang tua kakak."