Shanin berlari mengampiriku ketika aku tiba di bandara.
"Biasa aja bisa nggak sih. Malu-maluin dasar!" aku masih dapat mendengar Jena menggerutu disebelahku.
"Bacot, lo. Bilang aja lo iri kan karena nggak ada yang sambut kedatangan lo." kata Shanin masih dengan memeluk pinggangku.
"Ayo, Rel kita pergi. Tinggalin aja tuh anak." katanya kemudian menarik tubuhku untuk menjauh dari Jena.
"Pergi dah kalian sana. Terserah." setelah berkata begitu Jena berjalan ke arah lain seakan membiarkan aku dan Shanin berjalan berdua.
"Omong-omong kak Virgo mana?" kutanya.
"Abang lagi siapin mobil di depan katanya biar kita nggak kelamaan nunggu mobil lagi." aku hanya mengangguk paham.