Chereads / The Three of Us [Indonesia] / Chapter 13 - Keyakinan

Chapter 13 - Keyakinan

Farel mendongak bentar, meninggalkan putik ranum tadi. Dia tatap muka Sarah yang oh-so-hawt!

"Gay? Gue kan lagi manjain tubuh cewek. Bukan tubuh cowok, beb..." godanya.

Lalu, untuk menghukum Faza... Farel angkat dua kaki Sarah sehingga pantatnya bisa menjulang ke atas. Farel nahan dua kaki Sarah di atas. Kemudian—

"Urrmmchh... mllpphh..." Farel menjejakkan lidah ke 'miss K'—bukan miss kunti, ya!—sebuah benda mungil yang amat sensitif yang dimiliki cewek.

Lidah itu menyapu area dimana miss K berada. Lembab dan amat peka, bahkan terkadang mulut nakalnya menyesap, menghisap benda tersebut.

Gosh! Farel makin bergejolak.

"Faaaarrrreeeelllllll!!!"

Faza semakin gemas teriakkan nama Farel akibat ulah tuh cowok. Ia berusaha bangun dan jambak rambut Farel, namun na'asnya harus kembali rebahan kala dengan biadabnya, si tersangka malah menghisap benda mungil sensitif di bodi Sarah.

"Gyahh... Farh—rellh... udahh doooonghh...." Faza mulai takut sekarang. Meski ia akui nikmat banget bagian bawahnya, tapi Faza baru pertama kali diginiin. Ia ... takut banget.

Takut gak mau berenti?

Tangan Faza nyakar-nyakar seprai, kemudian remas kain tipis tersebut. Tubuhnya menggeliat erotis, sesekali desahan mengudara juga.

"Hiks! Ud—dahh Reeelll... aahh...." Faza terisak. Takut. Kepala si gadis sampai geleng kanan kiri saking gak kuasa nolak, meski Faza sendiri pengen ini berhenti sekarang juga.

Faza ... belum siap untuk disentuh Farel secara intim.

Bagian bawahnya udah keburu basah. Bahkan Faza ngerasa gila, disisi lain juga takut kala mulut Farel makin nakal menghisap area sensitif di sana.

Faza gak kuat. Semua hal awal gini terlalu merangsangnya. Jadi jangan salahin kalau tiba-tiba ia harus semburin hasratnya yang gak terbendung lagi.

"Faarrrheeelllhhh...!" Bodi seksi itu membusur saat limit sudah diambang batas sabar. Itu hal pertama Faza alamin di tubuh cewek. Sama leganya, tapi sensasinya agak beda.

Farel berenti waktu liat ada cairan kental bening merembes keluar dari miss V. Ohoo... ternyata Faza klimaks dari tubuh Sarah. Tak menyia-nyiakan itu, Farel jilati sekalian itu cairan sampai tuntas.

Setelah itu, barulah Farel berenti dan kembalikan posisi tubuh Sarah ke semula, rebah biasa.

Kemudian Farel rebah di sisi Sarah KW. Meluk sambil ciumi pipi Sarah.

"Elu seksi banget, Za. Gue beneran terangsang sebagai cowok, ampe hampir khilap en tusuk anumu."

Farel usap-usapin ujung idungnya ke pipi Sarah. "Gue sayang lu,"

Entah deh, itu kalimat buat siapa. Sarah, atau Faza?

Faza seketika bungkam. Ia tolehkan wajahnya ke arah Farel dengan tanda tanya besar. Pipinya merona langsung. Manis.

Itu ... buat siapa sayangnya? Sarah atau ... dirinya, ya?

''Lo... Lo jahat banget sih, Farel! Gue hampir jantungan, tau!'' bentak Faza kesal, terus pukul-pukul dada Farel sampai puas.

Gak tahu kenapa, hati Faza menghangat mendengar hal tadi. Entah ini murni perasaan Faza atau cuma efek dari tubuh Sarah doang, gak ada yang tahu.

"Jangan gitu lagi. Lo tahu kan yang ngerasa itu gue. Otomatis ya yang kita lakuin malah bukan karena cinta, tapi nafsu," ucap Faza agak lembut, gak kasar lagi kayak biasanya.

Faza senyum tipis, elus lembut pipi Farel kemudian kecup bibirnya singkat.

"MATI AJA LO!!"

Dan sehabis adegan manis barusan yang serasa mimpi, Faza udah bikin Farel nyungsep di lantai seketika.

"HOAAKKHH!" jerit Farel dibarengi jatuhnya dia ke lantai. Dia pun bangun sambil elus dengkulnya. Sakit, meenn!

"Lo jahat bener, Za? Kalo tempurung dengkul gue retak, gue kagak bisa bahagiain elu, kuntet manis!" Farel merangkak naik lagi ke ranjang.

"Lo mau gue kasi hukuman kayak tadi, heh? Mo sekalian gue tusuk asoi?" ancem Farel sambil kungkung lagi tubuh Sarah, lalu lumat bibirnya selama sekian belas detik.

"Kampret lo, Rel!!"

Faza super kesal. Farel mulai bertingkah berani sekarang padanya. Sekarang sudah main peluk cium dan sentuh, nanti jangan bilang dirinya bakalan kena tusuk.

Helow~

Ini Faza lho, bukan Sarah. Iya kalau Sarah beneran demen ama Farel. Kalau gak? Mana bodi kakaknya sudah diicip-icip Farel pula. Ngomong apa entar dirinya ke Sarah, coba?

"I love you, sweetie..." ucap Farel mengakhiri pagutan bibirnya dan beranjak dari atas Sarah.

"Gue mandi dulu, beb. Lu mo ikutan, gak?" Farel jalan ke kamar mandi.

Hatinya penuh kembang-kembang. Dia sukses liat Sarah telanjang bulat, bahkan sentuh dan ciumi juga, meski tadi dia cukup dilema, mo sodok sekalian apa kagak.

Padahal tadi dedeknya udah meraung-raung histeris, sih. Tapi dia nggak tega. Dia pengen melakukan hal sakral itu bila Sarah juga menginginkan.

Wait! Kira-kira sampai kapan Faza ngendon di bodi Sarah? Selamanya kah?!! Ohmaihot!!

''Tsk! Tuh mantan playboy kayaknya perlu gue hajar sampai mam—pus....'' Faza mengerjap lucu saat masuk kamar mandi dengan niat menyusul Farel, kemudian malah lihat tuh cowok udah telanjang. Bodinya ... seksi, mamen!!

"MESUM LO, REL!!"

Faza malah menjerit dan lemparkan handuk yang ia pegang ke arah bodi Farel, lalu berbalik membelakangi tuh cowok dengan pipi merona.

Wajah serasa panas aja lihat begituan. I-Ini kenapa, sih?! Masa Faza beneran naksir Farel yang notebene sesama cowok?

Apa... jangan-jangan... Faza sebenarnya sudah jadi gay sejak lama? Baru-baru aja karena mendiami tubuh Sarah atau ... efeknya emang gini? Jantung ini kan ... jantung Sarah, bukan miliknya.

Argghhh! Pusing!

Bah! Yang ngebuat Farel bisa icip-icip bodi Sarah juga siapa kalo bukan Faza sendiri, hayo?

Yang sok goda-godain Farel ampe beberapa kali pamer bodi juga siapa, hayo?

Coba Faza berakting sebagai Sarah dengan apik tanpa bikin curiga, pasti Farel tak berani macam-macam pada Sarah. Ehehee....

Dan sekarang setelah mereka sering kontak fisik gini, Faza ribut, gitu? Watdehel, lah!

Jangan-jangan Faza sebenernya emang naksir Farel, nih! Makanya dia centil banget pake bodi Sarah untuk gaet Farel, bahkan godain ke taraf tinggi. Ahaa!

TAPP!!

Farel pegang tangan Sarah yang mo keluar dari kamar mandi. Lalu dia tarik hingga kembali ke ruangan tersebut, sambil Farel kunci pintunya.

Voila! Mereka sekarang sama-sama telanjang dan ada di ruangan lembab.

"Yok mandi bareng. Mau gue mandiin, sayank?" goda Farel sengaja. Ia arahkan shower ke tubuh Sarah, juga ke mukanya. Iseng aja, sih.

"Jauh-jauh dari gue!"

Faza yang memang notebene-nya galak setengah mampus, so pasti gak bakalan bersikap manis ke Farel. Apalagi nih cowok sok goda-godain dirinya. Apa maunya, coba?

Faza rebut tuh shower dan arahin semprotannya ke muka Farel sambil tergelak. Ajang balas dendam, ceritanya.

"Lo sekarang lebih berani ama gue, yak! Gimana kalau tiba-tiba kak Sarah balik ke tubuhnya? Masih berani?" tantang Faza, senderin punggung ke dinding dan lipat tangannya di dada.

Gak ada rasa risih, bahkan malu pun juga kagak muncul. Ya, mau bagaimana lagi? Farel itu sama-sama cowok kayak Faza, sedangkan dia sendiri juga cowok. Meski yang dihuni tubuh cewek, tetap aja urat malu Faza gak ada sama sekali.

"Emm ... gimana, ya...?" Faza berhenti sebentar sambil tatap Farel serius.

"Kalau kembali nanti, lo gak bakalan bisa lagi deketin kakak gue. Faza ini ... bakalan halangin niatan lo, Fa-rel~" Tuh cowok malah menyeringai sambil tunjuk Farel dengan shower yang ia pegang.

Habis itu, ia belakangi Farel. Mandi, bray!

Grep!

Farel peluk bodi Sarah dari belakang. Tubuh yang udah belepotan busa sabun itu dia elus, dia gesek-gesek pakai bodi dia dan tangannya udah anjangsana aja kemana-mana.

"Kalo kakak lo balik ke bodinya, gue bakal hormati dia. Gue bakal pedekate yang wajar ke dia karena gue yakin ... dia kagak binal kayak elu gini..." Farel bisik di belakang telinga Sarah, lalu menjilatnya.

Tangan Farel merayap ke dada montok Sarah, satu tangan asik meremas-remas di situ, sedangkan satunya melanjutkan petualangan hingga ke selatan nun di bawah sana.