Chereads / The Three of Us [Indonesia] / Chapter 19 - Kegelisahan (21+)

Chapter 19 - Kegelisahan (21+)

"Sayaankk... akuhh... errrmmmghhh..." Farel agak menaikkan bodinya ke atas Sarah, lalu mulai pelan-pelan masukkan miliknya ke miss V yang masih super sempit. Gila dah! Farel ampe kesusahan gini. Sarah emang joss menjaga miliknya.

"Herrhh... yank... sempit... rrghhh..." Farel terus nyoba masukin. Padahal itu batang udah dia lumuri saliva, tapi masih aja susah. Gakpapa, ini memang butuh perjuangan, demi mencapai sesuatu yang luar biasa nantinya.

"Fa-reeelll! Sialaaann!" pekik Faza tertahan. Ia sendiri juga susah payah menahan rasa yang aneh di vagina yang dia punyai sekarang.

Farel terus dorong punyanya ke liang Sarah. "Hrrghhh...!" Terpaksa agak dipaksa, barulah semua kepala batangnya merangsek masuk menerobos pertahanan pertama.

"Sakitttt, goblookk! Aduduuhh! Sakit! Sakiittt, setan!" Faza tumpahkan sumpah serapah sesuka kalbu. Kenapa juga ditahan-tahan kalo memang nyatanya sakit?

"Haahh... aahhh.. haahh..." Farel ampe krengosan meski baru kepala batangnya doang yang sukses mendekam di dalam miss V. "Maaf, sayank kalo sakit. Hahh... aahh..." Ditatapnya Sarah penuh sayang.

Faza sendiri langsung gaplok kepala Farel saking gemasnya.

''Yaiyalah, Farel goblok! Kak Sarah tuh... ugh... dia masih... perawan....'' ujar Faza, agak berbisik soal nyebut perawan barusan. Sarah kan emang masih suci, bahkan asal tahu aja ya ... pas Faza nunjukin video bokep aja tuh cewek menjerit histeris sambil tutupin matanya.

Kalau begini kan, Faza jadi galau, mau terusin atau berhenti aja. Tapi udah kepalang basah karena Farel udah berhasil masukin batangnya meski cuma sampai kepala.

Dengan inisiatif otak jeniusnya, Faza tarik belakang kepala Farel dan labuhkan bibir pada bilahan kenyal cowok tersebut. Itu cukup membantu, paling gak Faza bisa alihkan rasa sakit tadi ke sebuah ciuman.

''Pe... pelan-pelan, Rel. Itu nyakitin,'' bisik Faza usai ia akhiri ciuman singkat tadi, di depan wajah ganteng Farel.

Ia lepaskan pengait bra-nya dengan satu tangan dan singkirkan armor tersebut. Kemudian, dengan seenaknya Faza menarik kepala Farel hingga wajahnya nemplok di dua bongkahan menggiurkan tersebut.

Malu? Bah!! Ini Faza, bukan Sarah. Bahkan ia gak malu bugil ria di depan Farel, lho ya. Apalagi kalau buka-bukaan begini. Pada dasarnya, Faza memang cuekan, kok.

"Ummcchh... hurrmmchh..." Farel dengan senang hati menerima duo montok yang disodorin ke dia. Langsung aja ia hisap-hisap pucuknya, bergantian bagai lagi menyusu, namun bayi satu ini rakus dan beringas.

Tangan Farel meremas-remas bongkahan montok sembari mulutnya terus melomot suka-suka. Dan jangan lupakan bahwa dia mulai melesakkan batangnya lebih dalam ke liang spesial Sarah.

Bahkan, gak lama, liang itu mulai bisa menerima batang kokoh Farel, makanya itu tonggak tugu spesial bisa bergerak lumayan bebas meski masih ada dikit-dikit rasa sesak juga, sih.

"Eoomchh... mmccpphmm..." Pinggul Farel bergerak maju mundur. Kian lama kian gampang, dan itu bikin dia mulai percepat goyangannya. Ia suka. Amat sangat suka rasa nikmat yang dia dapat dari tubuh Sarah.

Apalagi respon Faza, suaranya, bener-bener bikin Farel bergairah banget.

Faza pinter banget, sih? Apa dia pernah ada di bawah kungkungan seorang cowok sebelum ini? Dengan tubuh cowoknya?

Hei! Hei! Kalau Faza bisa tahu pertanyaan dari Farel, dapat dipastikan cowok ganteng max satu itu bakalan dibogem mentah-mentah.

Faza belum pernah main seks dengan siapapun sebelumnya, bahkan dengan cewek sekalipun.

Maka, kala mendapat pengalaman pertama begini, Faza makin penasaran dengan rasanya.

''Nghhh... ahhh... Farell... aahh....''

Faza peluk kepala cowok ganteng si mantan playboy tersebut, menekan wajahnya pada dua benda kembar di dadanya.

Satu tangan Faza menelusup masuk ke balik baju bagian punggung Farel, mengelus perlahan permukaannya sampai ke bawah.

Ada rasa bersalah juga sih dengan kakaknya. Kalau Sarah sampai tahu, apa yang bakalan terjadi, ya? Apa cewek itu bakalan memarahinya habis-habisan? Entahlah. Tapi Faza tahu kalau Sarah emang ada rasa pada Farel.

Dan itu cukup bikin Faza geram!

Faza busungin dadanya, terus gigit bibir bawah. Sensasi batang arogan Farel yang keluar masuk lubang sakral nan berharga milik sang kakak emang luar biasa. Hangat. Penuh. Enak banget pokoknya.

Rasa perih tadi udah berkurang bahkan hilang perlahan-lahan. Faza akhirnya bisa rasain sesuatu yang sering ia pertanyakan saat nonton JAV.

Oh... jadi gini rasanya? Tapi sialannya Faza yang berada di posisi bawah. Ditusuk, di tindih, dan sebagainya. Gak apa-apa sih. Toh gak ada cowok yang bisa ngerasain jadi cewek macam dirinya.

Suara film di depan mereka agak nyamarin desahan Faza. Bahkan bunyi kecipak asoy saat kejantanan Farel bergerak dalam lubang basah si gadis, tenggelam dengan suara kencang dari film.

Gakpapa, pokoknya gakpapa Faza mo lelepin wajah Farel ke duo boing empuk punya Sarah. Ia rela, kok. Toh soal napas bisa diatur lah. Masa sih Farel bakalan mati kehabisan napas gegara gitu doang? Gak mungkin, kan?

"Errmghh... Mmmgghh..." Farel terus ngehentakin punyanya ke dalam liang sempit Sarah. Rasanya emang warbyasah. Bahkan dia berasa ini ngelebihi nikmat dibanding yang sudah-sudah. Oh good! bahkan dia udah lupa kayak apa rasa ngeseks ama cewek-cewek sebelum Sarah.

Bahkan nama-nama mereka aja Farel kagak ingat lagi.

Gak lama, Farel tengadahin mukanya. Dia kan kepingin liat muka wownya Sarah. Daritadi dia cuma dengerin erangan Faza dalam suara Sarah. Geez! itu bangkitin libido ampe ke ubun-ubun, you know!

Dua lengan Farel meluk tubuh semok ramping Sarah yang mirip barbie. Yah anggaplah Farel tau kayak apa bentuk tu boneka. Dan Farel makin tergila-gila ama Sarah. Hentakan-hentakannya kian cepat sambil penjarakan pucuk dada Sarah—yang bergoyang-goyang akibat sodokan di selatan sana—dalam mulut laparnya.

"Ourrccmmmhh... Hoormmcchh..." Farel mempercepat dan terus mempercepat hujamannya. Dan sekarang satu tangannya menelusur ke bawah, menggapai mutiara mungil Sarah untuk digeseki pake jarinya.

Farel memberi 3 permanjaan pada titik-titik erogenus perempuan, dan dalam kasus ini dia lagi manjain Sarah habis-habisan. Atau Faza?

Oke....

Lupain semuanya. Bahkan tentang amukan Sarah, atau betapa durhaka Faza ke kakak sendiri. Dan terakhir juga Farel.

Iya, Farel. Siapa lagi orang sialan yang dulu ia kerjai habis-habisan sampai Farel pernah opname di Rumah Sakit? Bahkan waktu itu Faza masa bodoh dan berharap cowok tersebut mati aja sekalian.

Dan saat 3 pemanjaan Farel lakukan, Faza kalah telak.

Ia sudah dibikin klimaks sebanyak ... bahkan Faza aja gak mau mengingat hal itu lagi.

Semanjak Farel tahu jika di dalam tubuh Sarah itu adalah sang adik, pria brengsek itu malah terus menggodanya. Saking gilanya sampai berani melakukan ehem ... pelecehan seksual.

Tapi kalau sekarang, sih ....

''Aahhh! Farellhh... nnhhh... lo—aanghh ... ahhh!'' Faza mendesah sampai-sampai gak bisa ucapin apa yang pengen dia katakan. Tubuh seksinya ikut bergerak karena hentakan dan hujaman kejantanan Farel.

Faza hampir lupa cara untuk meneguk air liurnya. Semua membaur, karena sejak tadi mulut terus membuka dan udarakan desahan demi desahan.

Untung tuh ruangan kayaknya tipe kedap suara, ya. Apalagi film yang di tonton tadi suaranya lumayan kencang.

Dada montok membusur. Mutiara mungil Faza—atau Sarah?—membengkak dalam gesekan jari Farel.

Tak butuh waktu lama untuk membuat Faza merasakan sensasi perut bawah menegang. Gejolak yang sejak tadi menguasai bakalan mencapai puncaknya.

''Far—rellhhh... ben—ahh—tar lagihhh... hngaahhhh!!''

Faza akhirnya menyerah dan luncurkan cairan spesialnya kala batang kenyal Farel masih bekerja dalam lubang basah Sarah. Batang sialan yang tadi ia lahap, kulum dan hisap.

Hiiii~~

Faza kayaknya mulai naksir Farel.