"Mas lihat, Viana benar-benar sudah jadi orang kaya, masa kita mau kaya gini terus" gumam Annisa ketus.
Hendra menghela nafas. "Kamu bisa gak sih tidak membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain? Bersyukur Annisa, dengan berapapun rezeki yang Allah kasih ke kita" seru Hendra lirih.
Annisa memicingkan matanya. "Susah ya ngomong sama manusia yang gak pengen sukses, makanya kaya gini hidupnya melarat terus" gerutu Annisa kesal dan langsung menyandarkan tubuhnya di sofa.
Tak lama kemudian Viana datang menghampiri mereka berdua, sambil meletakkan 3 buah cangkir teh dan juga beberapa kue kering untuk pelengkap.
"Duh jadi ngerepotin kamu, Vi" ujar Hendra.
"Ah, nggak kok. Aku malah seneng banget kamu sama Annisa main ke sini, aku jadi ada temennya kan. Dari tadi aku suntuk sendirian aja di rumah" sahut Viana.
"Emang suami sama anak kamu ke mana, Vi?" tanya Annisa.