Fatma
9 Bulan Kemudian
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah cukup lama aku mengistirahatkan diriku dari cinta yang salah. Aku bersyukur Allah masih memberikan kenikmatan dalam hidup diantaranya aku memiliki Isyana, anak perempuan satu-satunya yang paling aku sayang. Melihat pertumbuhan Isyana dari hari ke hari membuat aku bahagia, maka dari itu aku bertekad untuk terus berjuang untuk masa depan anakku menjadi lebih baik.
"Fatma, kamu mau kemana kok pagi-pagi udah rapi". Seru ibuku dan hal itu membuatku sedikit tersentak kaget.
"Ibu, bikin aku kaget aja. Hari ini aku mau pergi ke madrasah bu. Ketua yayasan nawarin aku untuk mengajar lagi disana, makanya hari ini aku mau kesana untuk membicarakan hal ini".
"Alhamdulillah, ini rezeki Isyana. Ibu doakan semoga semuanya di lancarkan".
"Terima kasih bu, nanti aku titip Isyana ya bu. Kebetulan aku sudah buatkan makanan mpasi untuk Isyana".
"Iya, nak. Kamu gak usah khawatir soal Isyana".