Rahman baru saja tiba di apartemennya, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Otaknya terasa panas, hatinya masih meradang ketika mengingat kejadian tadi. Bagaimana bisa ia membiarkan Semesta ngobrol berduaan dengan Santi.
"Argh.." teriak Rahman kesal sambil menyingkirkan berkas-berkas miliknya yang berada di meja kerjanya.
Rahman langsung duduk di kursi kerjanya, pikirannya sangat kacau. Ia juga tidak mengira jika Sabila bisa mengusirnya dan membiarkan Santi memiliki waktu berdua dengan Semesta.
"Tega sekali kamu sama aku Sabila, bisa-bisa nya kamu membiarkan Semesta berduaan dengan Santi" gerutu Rahman kesal.