Santi melepas earphone yang di gunakannya dan meletakannya di dalam tas, Santi memutar tubuhnya menjadi bersandar di besi yang membatasi antara kursi penumpang. Santi menatap mata pria tersebut dengan dalam, berkali-kali ia mengatakannya jika ia bermimpi. Bahkan ia sampai mencubit pipinya sendiri dan hal itu membuatnya kesakitan, yang berarti jika hal yang di lihatnya bukanlah mimpi.
"Bukan! ini bukan mimpi, ini nyata ya ini nyata bukan mimpi" gumam Santi.
"Iya ini bukanlah mimpi, akhirnya kita bertemu kembali di sini Santi" gumam pria tersebut.
Santi mengerutkan dahinya dan masih belum percaya dengan sosok laki-laki yang ada di hadapannya.
"Ka-kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya Santi lirih.
Pria tersebut tersenyum, kemudian menghela nafas karena akhirnya ia kembali bertemu dengan Santi di tempat yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
"Kamu juga kenapa ada di sini?" tanya pria tersebut namun Santi hanya terdiam tak mampu menjawab pertanyaannya sepatah katapun.