Zahra langsung membantu Rahman untuk duduk di ranjang tidurnya, Rahman masih terisak. Sementara Zahra meraih sehelai tissu dan menyeka air matanya. Rahman tidak menyangka jika Zahra begitu baik padanya, Rahman langsung meraih tangan Zahra dan menggenggamnya dengan erat.
"Zahra, terima kasih. Kamu sudah sangat baik sama aku, kamu mau merawat Tania seperti anakmu sendiri" ujar Rahman.
Zahra tersenyum sambil menyentuh pipi Rahman, pandangan mereka berdua saling tertuju. Sementara Rahman terus memperhatikan bibir Zahra yang merah mereka bak buah cherry. Tanpa pikir panjang, Rahman segera mengecup Zahra dengan lembut. Sementara Zahra langsung membalas kecupan Rahman dengan penuh semangat.
Zahra menghentikan kecupannya, lalu bergegas untuk menutup pintu kamar Rahman dan menguncinya. Setelah itu Zahra kembali berdiri di hadapan Rahman. Ia menyentuh kepala Rahman dengan lembut dan menengadahkan kepala Rahman.