"Laper apa doyan?" seru Santi.
"Laper ngeliat kamu berdua makan sambil mesra-mesraan gitu" seru Jihan.
Santi mengernyitkan dahinya. "Ih kok gitu? Kamu sirik ya sama kita berdua" gerutu Santi.
"Nggak kok, untuk apa aku iri" sahut Santi datar dan langsung bergegas ke dapur untuk memotong puding buatannya, ia merasa sangat senang karena Sahabat dan juga kekasihnya memiki kekompakan yang sama.
"Santi" panggil Jihan.
Jihan sehera memeluk Santi dengan erat, dan hal itu membuat Santi sedikit terkejut.
"Jihan, ada apa? Kenapa Jihan?" Santi bingung dengan perilaku Jihan.
Jihan tertawa kecil. "Gak apa-apa, aku pengen peluk kamu aja"
"Dih, apaan sih" gerutu Santi.
"Cieee.. Maunya di peluk Rahman doang ya, kalau di peluk aku gak mau"
Santi mengernyitkan dahinya. "Apaan sih Jihan, kamu ini ya paling jago kalau soal ngeledekin" seru Santi.
"Yaudah aku ke depan dulu ya" seru Jihan.
"Iya" gumam Santi.