Chereads / Married With My Enemy. / Chapter 2 - Tidak perduli.

Chapter 2 - Tidak perduli.

Katie keluar dari ruangan bioskop itu dengan wajah ditekuk sedangkan Merlin yang sangat menyukai film horor sedari tadi gadis itu fokus pada layar besar yang ada dihadapannya dan dia tak mengetahui akan perdebatan antara Katie dengan Richard tadi.

Katie masih terus berjalan cepat sampai Merlin harus berlari kecil untuk mengejarnya. Merlin melihat Richard yang ada di belakang sahabatnya itu namun Merlin tidak terlalu menyukai Richard karna pria itu sering sekali mengganggu Katie, sahabat baiknya. Karna sebab itu Merlin tidak menyukai Richard namun beda dengan pria yang sedang berasa di samping Richard, namanya Abraham dia pria tinggi bertubuh kekar dan berkulit putih wajahnya tak setampan Richard namun Abraham juga menjadi idola para kaum hawa didalam kampus dan sikap Abraham yang sangat ramah pada Katie dan Merlin membuat pria itu lebih diterima kehadirannya dari pada Richard yang terlihat sombong dan angkuh.

"Kat, Katie tunggu aku." Teriak Merlin sembari memaksa Katie menghentikan langkahnya. Dengan wajah masih ditekuk Katie menghentikan langkahnya sembari menatap kearah Merlin yang masih mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal karena mengikuti langkah panjangnya.

"Ayo kita pulang!" Ajak Katie sembari berjalan pelan agar Merlin tidak ngoceh dan memakinya karna telah meninggalkan Merlin dibelakang.

"Tadi kamu baik-baik saja saat memasuki bioskop! Tapi kenapa sekarang kamu marah. Apakah kamu takut?" tanya Merlin dengan menatap Katie penuh selidik.

Berdecak kesal, "Aku pikir film horor adalah salah satu film yang paling ingin aku hindari! Tapi ternyata aku salah, Richard lah orang yang paling ingin aku hindari dalam hidupku ini!" Celetuk Katie dengan mata terlihat memancarkan kobaran api.

Melirik kearah Richard yang memasang wajah tidak bersalah, "Dia mengganggumu lagi?" Bisik Merlin lirih ditelinga Katie karena tak ingin Richard dan Abraham mendengar percakapan mereka.

Katie menceritakan pada Merlin apa yang Richard katakan tadi didalam bioskop. Belum selesai Katie bicara Abraham mempercepat langkahnya mendekati Katie sedangkan Richard masih enggan untuk berdekatan dengan wanita kutu buku seperti katie. Richard berdiri dibelakang ketiga sahabatnya dan dia lebih asyik memainkan ponselnya.

"Kat kebetulan sekali kita bertemu di sini!" sapanya pada Katie sembari disertai senyuman manis.

"Iya, aku senang sekali bisa bertemu Kak Abraham di sini." Jawab Katie dengan tersenyum tak kalah manisnya.

Abraham melihat kearah Merlin sembari mengedipkan matanya, entah apa yang sedang mereka rencanakan. Merlin mengganggukkan kepalanya menandakan jika dia mengerti dengan isyarat mata Abraham padanya. Mereka berjalan memasuki area parkir, secara kebetulan mobil Merlin dan mobil Richard terparkir berjejer.

"Katie, aku ada urusan dan tidak bisa mengantarmu pulang! Bisakah kau pulang bersama Kak Abraham?" Tanya Merlin dengan memasang wajah memohon. Abraham dan Richard lebih tua satu tahun dari Merlin dan Katie.

"Kenapa tiba-tiba begini, aku akan naik taxi online saja." Jawab Katie karena tidak ingin satu mobil dengan Richard.

Abraham melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. "Tidak aman jika kamu pulang sendiri malam-malam begini." Ujar Abraham pada Katie dengan wajah cemas.

Namun Richard tak perduli dia langsung duduk di kursi pengemudi dan sudah menyalakan mesin mobilnya. Merlin memohon pada Katie untuk tidak menolak ajakan Abraham pulang bersama dan dengan berat hati Katie pun mengiyakan permintaan sahabatnya itu. Abraham membukakan pintu mobil belakang untuk Katie dan setelah Katie masuk kedalam mobil Abraham juga ikut masuk kedalam mobil tersebut, namun Abraham tidak duduk di samping Katie dia duduk di kursi depan bersama Richard.

"Kak Abraham, Katie! Aku pulang dulu ya, kalian hati-hati dijalan," Celetuk Merlin dari dalam mobilnya. Karena merasa jengkel dengan sikap dingin Richard, Merlin enggan untuk berpamitan padanya. Namun Richard yang terkenal memiliki hati sekeras batu dia tak mengubris pandangan sinis Merlin padanya.

"Kamu juga hati-hati Mer!" Sahut Katie sembari mengeluarkan kepalanya di jendela. sedangkan Abraham hanya tersenyum melihat kedua sahabat itu.

"Jangan lebai! Berisik, keluar sana!" Tandas Richard pada Katie.

Katie langsung memasukkan kepalanya kedalam mobil saat mendengar ucapan Richard barusan. Richard segera memencet salah-satu tombol dan kaca spion yang ada di samping Katie tertutup seketika. Abraham hanya diam karna dia tau sikap Richard pada Katie.

Mobil yang dikemudikan oleh Richard perlahan mulai pergi meninggalkan bioskop. Tak ada satupun dari mereka yang bicara, lebih lagi Katie, dia sibuk memainkan game super girl yang ada didalam ponselnya, gadis itu tak tertarik untuk mengangkat wajahnya menatap kearah jalan yang mulai terlihat sepi karena waktu telah menunjukkan tengah malam. Katie pasti masih merasakan jengkel karena ucapan Richard tadi hingga dia tak memiliki hasrat untuk melihat wajah tampan Richard dari balik kaca spion.

Namun berbeda dengan Abraham karena pria itu sejak tadi menatap Katie dari balik kaca spion, jika dilihat dari caranya memandang Katie sangat jelas terlihat aura jatuh cinta yang terpancar dari bola indah matanya. Richard sesekali melirik kearah Katie dengan mendengus kesal entah apa yang pria itu pikirkan tentang Katie tidak ada yang mengetahui kecuali dirinya sendiri dan tuhan saja.

"Kat, apakah besok kamu mau berangkat bersamaku?" Tanya Abraham dari bangku depan sembari melihat kearah Katie yang masih sibuk memainkan ponselnya.

"Eh, apa kak? Coba ulangi lagi aku tidak dengar," Tanya Katie sembari mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya menatap kearah Abraham dengan cengar-cengir karna merasa malu.

"Dasar tuli!" Maki Richard yang tiba-tiba merasa kesal tanpa sebab.

Setelah mendengar ucapan Richard, Katie langsung menatap Richard dari balik kaca spion dengan menajamkan alisnya menandakan jika dia terganggu dengan ucapan Richard barusan. Katie sangatlah marah dan ingin memaki Richard saat itu juga tapi dia tak berani mengutarakan niatnya tersebut karena Katie takut jika Richard akan menendangnya keluar dari mobil. Ya walaupun Katie tau betul jika Abraham tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padanya.

"Richard hanya bercanda jangan diambil hati Kat." Celetuk Abraham mencoba mencairkan suasana mencekam dalam mobil tersebut.

"Ehehe, abaikan dia Kak Abraham. Tadi Kakak bilang apa padaku?" Tanya Katie dengan tersenyum manis.

"Mereka berdua sok akrab," batin Richard terganggu.

"Maukah kau besok berangkat bersamaku?" Abraham mengulangi kata-katanya tadi dengan mengerdipkan sebelah matanya mencoba menggoda Katie, dan Katie langsung memasang wajah geli.

"Baiklah Kak, besok siang jemput aku ya." Sahut Katie sembari turun dari mobil.

Mobil itu sudah berhenti didepan gerbang rumah Katie, rumah yang terbilang mewah karna Katie termasuk anak orang kaya.

Sebelum masuk kedalam Gerbang rumahnya Katie lebih dulu mengucapkan terimakasih pada Abraham. Namun Katie tidak mengucapkan terimakasih pada Richard yang tadi mengantarkannya pulang juga, tentu saja karna wajah Richard yang kelihatan masam menurut Katie jadi membuatnya enggan untuk sekedar berbasa-basi dengannya.

Katie masuk kedalam rumah, ya seperti biasanya rumah itu kelihatan begitu sepi bangunan yang mewah dan rumah yang besar seakan menambah kesunyian didalam rumah itu karna orang tua Katie yang selalu sibuk bekerja diluar kota hingga lupa dengan anak semata wayangnya itu. Namun Katie sudah mulai terbiasa dengan keadaannya sekarang mau tidak mau Katie harus tinggal dengan para pembantunya sejak kecil karena orang tuanya yang sibuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk masa depannya. Ya itulah yang sering kedua orang tua Katie tanamkan dalam pikiran anak gadisnya ini.