13:20, Apocta Advent Health, Florida.
Meskipun Samael dan Laelia pergi dengan terburu-buru, tapi mereka pada akhirnya masih sampai di rumah sakit pada siang hari.
Dengan langkah biasa, mereka datang ke tempat rawat Suami Atira, yang kebetulan pintu terbuka dan menampilkan sosok Atira yang sedikit lebih baik dari beberapa hari sebelumnya.
Jelas, sadarnya suaminya membuat semangatnya meningkat.
....Tapi bagaimana nanti saat dia tahu kelakuan busuk suaminya?
Jika itu di Dunia sebelumnya, Atira pasti akan biasa-biasa saja meski ada sedikit sakit hati....
Dan Samael sendiri tentu akan tutup mata pada perilaku bajingan seperti yang dilakukan Suami Atira.
Hehe...berani bermain dengan istrinya?
Paling banter, seseorang pasti hanya akan melihat bahwa keesokan harinya, sosok tanpa tubuh dan hanya kepala muncul di ranjang rumah sakit.
Sayangnya di Dunia ini, apa yang dipikirkan Samael mengenai tanggapan Atira, dan apa yang mungkin akan dia lakukan pada Suami Atira benar-benar berbeda.
Karena disini, hukum berkata lain.
Paling-paling, apa yang Samael dengan Har lakukan pada saat ini adalah demi KEBENARAN!
"Atira, apa kabar?"
"Lia, kau benar-benar datang. Samael, terima kasih."
Sambil memegang kedua tangan Laelia, Atira tersenyum padanya, lalu menganggukkan kepalanya pada Samael yang ada di depannya.
Samael melambaikan tangannya dan bertanya sambil satu tangannya masuk ke saku celananya, "Bagaimana kabar suamimu?"
"Dokter berkata bahwa ini keajaiban dia bisa membuka matanya secepat ini. Meskipun dia masih lemah dan tidak bisa berbicara, dia masih bisa makan dan tersenyum lembut padaku. Ini benar-benar ajaib....meskipun organ paru-parunya agak rusak karena tertembus tulang dadanya sendiri, tapi setelah operasi, itu benar-benar bekerja dengan baik."
"Bahkan tanpa bantuan alat, dia bisa bernafas dengan tenang. Ah, dia juga bisa menggerakkan kaki dan tangannya meskipun tangan kiri dan kaki kanan tidak bisa digerakkan karena patah. Dia juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena tulang punggungnya retak. Tapi menurut dokter, ini keajaiban karena dia masih selamat dengan kerusakan parah di bagian itu."
Mendengar ini, pandangan Laelia pada Samael menjadi sedikit halus.
Bagaimanapun, mendengar kalimat itu. Bisa dibayangkan seberapa keras Samael dan Har yang memukulinya pada waktu itu
Bisa dibilang kalau keduanya memang memiliki niat membunuh pada Suami Har, tapi.... keberuntungan orang ini, apakah menentang langit?
Apakah ini alasan bahkan wanita cantik dan berbudi luhur seperti Atira bisa dia dapatkan?
Benar saja, keberuntungan adalah kekuatan yang paling menakutkan !!!
Dan keberuntungan suami Atira ini.... benar-benar sudah mencapai ranah keajaiban!
Tulang di dada pecah dan menusuk paru-paru....selamat!
Patah tulang di bagian tulang punggungnya, dan ada kemungkinan cacat permanen....tapi masih selamat!
Tapi yah... sepertinya keberuntungan untuk adik laki-lakinya tidak berguna kan? Karena dia pasti akan menjadi Kasim.
"Itu hebat, ini benar-benar keajaiban. Bahkan Suamimu sudah dipindahkan dari UGD bukan?" Laelia mencoba menyemangati teman baiknya ini.
Melihat ini, Samael mengangguk: "Itu benar, dan masalah uang rumah sakit, aku dan Laelia sudah memutuskan untuk membayarkan full untukmu."
"Kalian berdua..."
Laelia tersenyum saat mengatakan, "Terimalah, kita teman bukan? Kau sudah banyak membantu keluarga kami, ini balasannya."
"Ahhh, terima kasih, terima kasih."
Masalah uang rumah sakit memang rasa sakit kedua terbesar bagi Atira. Bahkan jika rumah mereka dijual, itu masih kurang untuk menebus uang rawat dan uang operasi!
Jangan meremehkan kemampuan rumah sakit mengeruk uang dari pasien, mereka bahkan lebih hebat dari para investor!
Karena mereka memiliki tameng "Atas nama Kehidupan" di tubuh mereka~
Buktinya, Atira sekarang menangis seolah semua bebannya hancur karena kesediaan Samael yang membayar uang rumah sakit.
Laelia mencoba menghiburnya, dan Samael sendiri, dia berjalan ke arah pintu ruangan, melihat ke dalan melalui jendela bulat kecil disana, dan cerminan senyum gelap muncul di wajahnya.
Dua detik kemudian, wajah iblis itu menghilang digantikan wajah tampan penuh kemantapan seorang dewasa saat dia berbalik.
"Atira, apakah kau sudah makan?"
Atira mengelap air matanya dan menggelengkan kepalanya, "Belum, karena barusan, aku menyuapi Tris (Suami Atira). Dia butuh banyak waktu untuk menelan buburnya."
"Kalau begitu ayo makan bersama dulu? Ayo, jangan menolak, aku memaksamu, Atira!"
Dengan suara tegas, Laelia juga mengatakan ini, dan diam-diam melirik Samael yang tersenyum seperti "Malaikat" disana.
Sayangnya dia juga tahu bahwa Suaminya juga seorang Malaikat yang Jatuh!
"Itu benar, ayo makan bersama. Jangan terus pikirkan kesehatan tubuh suamimu, tubuhmu juga perlu dijaga oke?"
Dengan bujukan kedua temannya ini, Atira merasa sangat hangat, dan akhirnya dia mengangguk dengan senyuman lembut.
Ketiganya berjalan keluar untuk menemukan tempat makan yang enak, dan kebetulan Samael dan lainnya melewati dua sosok Dokter cantik dan Perawat seksi disana.
Samael meliriknya, dan Laelia yang ada di tengah keduanya langsung mencubit pinggang Samael.
"Matamu berkeliaran lagi, sayang~ Bukankah disini ada yang lebih indah?" kata Laelia agak tidak puas.
Samael hanya terkekeh lembut, "Itu memang sangat indah, tapi ada kalanya mata ini refreshing ke keindahan yang lain bukan?"
"Huh! Kau berani?"
"Hahaha..."
Atira juga menggelengkan kepalanya saat tersenyum pahit pada kelakuan keduanya. Ini memang candaan yang hanya bisa dia lihat dari hubungan Samael dan Laelia.
Bagaimana mungkin dia akan menemukan bahwa si Suami akan tanpa malu-malu memuji wanita lain, dan disaat yang sama menggoda Istrinya?
"Tapi tetap saja, rumah sakit ini memiliki banyak dokter wanitanya. Bahkan para perawatnya juga tidak main-main."
Atira langsung menambahkan, "Ini pada awalnya adalah rumah sakit khusus wanita kaya. Kebetulan aku memiliki beberapa hubungan, dan bisa membawa Tris kesini, meskipun harganya tidak bisa di negosiasikan."
"Huff.... Untungnya, kalian membantu keluarga kami. Terima kasih."
Laelia menjawab "sama-sama" disana, tapi Samael melirik kebelakang saat tersenyum tipis sebelum akhirnya dia menarik tatapannya.
Dia berjalan dengan santai dengan kedua tangannya berada di saku celananya, dan dia bertanya dengan nada gurau:
"Jika aku dirawat disini, aku mungkin bahagia karena dokter dan perawatnya cantik. Aku mungkin bisa saja menemukan beberapa dokter dan perawat cantik yang nakal....misalnya, karena aku tampan tak terukur, mereka serakah pada tubuhku, atau... semacamnya?"
Dia tidak lupa melirik Atira dan bertanya, "Bagaimana menurut kalian mengenai cerita seperti itu?"