Kembali ke ruangan pribadinya, Pangeran Morrigan yang sendirian tiba-tiba merasakan ada hawa keberadaan yang akan menerkamnya.
Pangeran Morrigan tidak mengelak dan akhirnya sosok hitam itu langsung memeluknya dan menggantung dengan kedua tangan itu memeluk lehernya!
"Shella, bisakah kau tidak seperti ini terus? Jika aku tidak terbiasa, mungkin saja aku akan mati karena serangan jantung!"
Succubus Shella hanya tertawa nakal sambil memeluk Pangeran Morrigan, "Jika itu terjadi, bukankah itu hal yang biasa?"
"Banyak sejarah menulis, Raja mati bukan karena usia tua atau perang, tapi kebanyakan Raja mati karena kesehatan yang buruk dan pola hidup yang bebas~"
"Morrigan, kau bisa saja menjadi salah satu Raja yang mati karena kesenangan kau tahu~" Shella berbisik di telinga Pangeran Morrigan.
Tubuh Pangeran Morrigan bergetar karena bisikan panas ini, dan dia tidak bisa membantu tapi berpikir bahwa Succubus benar-benar hebat!
Dia berkata, "Bukankah itu kontrak yang biasa antara manusia dengan Succubus?"
"Selain itu, aku masih Pangeran dan bukan Raja. Untuk saat ini, faktamu tadi tidak berlaku padaku!"
Shella memutar tubuhnya kebelakang Pangeran Morrigan dan membiarkan kepalanya mendarat di tengah dua gundukannya.
Dengan memeluk seperti ini, Shella bertanya: "Yahh~ Jika Morrigan mati sekarang, aku hanya perlu mencari laki-laki lain~"
"Mm~ Duke itu kandidat utama~"
"Hah?! Kau berani?!" Pangeran Morrigan menarik Shella dibelakang lalu menatapnya dengan marah.
Shella berpura-pura takut dengan memeluk tubuhnya sendiri, dan dengan mata menyedihkan dia bertanya: "Jangan kasar padaku...Aku, aku takut..."
Sudut mulut Pangeran Morrigan berkedut melihat ini karena pada dasarnya dia tahu bahwa ini hanya permainan Shella!
Dia akhirnya menghela nafas, lalu pergi untuk mengambil anggur koleksinya dari lemari dan duduk di sofa untuk minum sendirian!
Melihat ini, Shella hanya melayang di udara seperti biasa dan bertanya: "Sepertinya kau bahagia, apakah berhasil?"
"Ya! Pada dasarnya aku hanya ingin Duke sialan itu datang ke kamarku agar kau bisa melakukan itu dengannya!"
Dengan sudut mulut yang terbelah lebar, dia berkata: "Rencana itu berhasil, dan semuanya akan bergantung padamu nanti Shella!"
Shella berbaring malas di udara dengan pakaian minimnya itu dan menguap, "Eehh~ Apakah dia setuju sebegitu mudahnya?"
"Kupikir akan ada rintangan~ Membosankan~"
Pangeran Morrigan tertawa terbahak-bahak dan mengemukakan fakta, "Tentu saja dia akan setuju, lagipula Kakakku, Pangeran Jonathan adalah musuh terbesarnya sekarang!"
"Jadi itu wajar jika dia menerima undanganku."
"Saat waktunya tiba, Duke akan menjadi bonekaku! Hahahaha–"
Shella tersenyum melihat Pangeran Morrigan yang bahagia. Di benaknya, apapun yang pria ini lakukan, dia akan mendukungnya.
Jadi jika orang itu senang, maka dia juga akan senang!
Hanya saja...
"Morrigan, jangan terlalu terburu-buru. Bagaimana jika aku gagal? Duke, sepertinya juga orang sepertiku dan kemungkinan dia memiliki elemen yang berlawanan denganku."
Pangeran Morrigan berhenti tertawa dan dengan tajam berkata, "Kau benar, tapi jangan khawatir, pada saat dia kesini dan semisal kau gagal..."
"Maka bunuh saja langsung! Aku tidak sebodoh Kakak bodoh dan idiotku itu."
"Militer adalah dukungan terbesar Kakakku bukan? Lalu bagaimana jika pada saat itu kau gagal.... Tiba-tiba ada rudal yang menghantam ruangan ini bersama denganku dan Duke?"
"Itu... kemungkinan Jonathan kalah sudah pasti, dan kemungkinan 50% Duke juga mati..."
Shella tiba-tiba bertepuk tangan, "Karena kau ada disisiku, kau tidak akan mati...Hey, rencana B ini lumayan!"
"Benar bukan? Selain itu..." Senyuman Pangeran Morrigan mengental dan dia menatap Shella: "Dari yang kuamati, Duke sialan itu sangat tergila-gila dengan pelayannya yang dulu menjabat sebagai Duke Duodere sementara!"
"Oh? Kalau begitu hasilnya mudah! Selama ada hasrat, aku pasti akan berhasil!"
Melihat Shella yang duduk disampingnya, Pangeran Morrigan langsung menariknya ke pelukannya dan menggigit telinganya.
"Ya, aku percaya padamu. Jangan kecewakan aku, Shella!"
...
Di sisi lain, Samael saat ini tengah berjalan sendirian tanpa tujuan di Istana.
Freya telah Samael beri perintahkan untuk tetap bersama Sophie yang sepertinya diajak oleh Ratu Victoria ke pertemuan para bangsawan perempuan saat ini.
Sepanjang jalan, banyak orang yang memberi salam pada Samael, tapi dari sudut matanya, Samael jelas melihat ada sedikit rasa kasihan saat menatapnya!
Samael ingin tertawa melihat ini, sepertinya aktingnya sangat berguna!
"Oh, Duke, kenapa kau senyum sendirian disini?"
"Hm? Ahh, Putri Teresa, sungguh tidak sopan. Selamat pagi." Samael terkejut bahwa dari belakang, Putri Teresa menyapanya.
Putri Teresa yang seperti biasa memakai baju Integrity Knight-nya sedikit tersenyum melihat Samael.
"Jadi, kenapa Duke tersenyum? Tidak mau membagikan kebahagiaan ini kepadaku?"
Samael tertawa kecil, "Putri Teresa bercanda, saya hanya tertawa memikirkan bahwa Sophie telah berusaha sebaik mungkin untuk menyatu dengan lingkungan barunya."
Melihat Samael berjalan, Putri Teresa juga mengikutinya disamping: "Duke sepertinya sangat menyayangi Lady Sophie?"
"Putri Teresa, jika saya tidak menyukainya, lalu buat apa saya jauh-jauh mengambilnya ke wilayah Baron Cohen?" tanya Samael nakal.
Putri Teresa masih menunjukkan senyuman yanh indah, tapi bagi Samael...
Ini aneh!
Putri Teresa yang dia kenal selalu menjadi menunjukkan wajah yang dingin, tatapan tajam, dan keras kepala!
Sekarang lihat dia, kenapa wajahnya melembut, penuh senyum, dan kehangatan menyebar kesekeliling?!
Jelas ada yang salah!
Jadi dengan berdehem keras satu kali, Samael bertanya sambil melihat keluar jendela: "Hari yang indah buk...an..."
Cuaca di luar ternyata mendung, dan Samael ingin menepuk dahinya!
Tapi...
"Ya! Cuaca yang indah, Duke!" Putri Teresa disamping mengatakan ini.
Tubuh Samael bergetar dan dia akhirnya mundur selangkah, senyumannya menjadi pahit dan dia bertanya: "Putri Teresa, jangan seperti ini, itu..."
"Oh? Apakah Duke tidak suka saya yang seperti ini? Aneh...Bukankah Duke suka wanita yang lembut, seperti Adikku?"
""Benar saja, ada yang salah !!!"" Samael berteriak dalam hatinya.
Melihat wajah cantik Putri Teresa yang masih tersenyum, lalu membandingkannya dengan wajahnya yang keras kemarin...
Baik, sepertinya itu masalahnya!
Samael tertawa kosong dan berkata, "Bagaimana mungkin, setiap wanita punya pesonanya sendiri, dan Putri Teresa lebih cocok dengan sifat berwibawanya!"
"Jadi...Aku tidak cantik? Karena aku kasar...begitu, Duke?"
Wajah Putri Teresa langsung tenggelam karena kata-kata ini dan dia langsung berkata: "Benar saja, sifat seperti Latifa lebih populer bukan? Huh, dasar laki-laki...."
"Ahh, kapan aku mengatakannya?"
"Tidak perlu dikatakan lagi, semuanya sudah jelas!"
Putri Teresa mendengus kesal dan pergi, tapi Samael yang dirugikan hanya mengejarnya dari belakang sambil menjelaskan!
Pemandangan ini diperhatikan oleh seluruh pejabat dan pelayan disekitar...dan itu terasa sangat aneh!
Tapi bagi para pelayan yang kebetulan menjadi saksi sejarah "Bunga" kemarin...
Mereka tidak bisa tidak berpikir....
"Cinta segitiga!"