Chereads / Buku Permintaan / Chapter 62 - Kenangan dan Kehangatan

Chapter 62 - Kenangan dan Kehangatan

Pergi menuju ruang tamu, disana Samael menemukan sosok Tilina yang sedang menonton TV.

"Apa yang kau tonton?" tanya Samael sembari duduk di sampingnya.

Tilina menegang mendengar suara Samael, tapi reaksi ini memang tidak terlalu berlebihan seperti saat melihat Samael untuk pertama kalinya.

Samael memeperhatikan ini dan dia sudah punya hasil.

Selama wanita itu adalah seseorang yang dekat dengannya, maka wanita itu akan terbiasa dengan ketampanannya dalam waktu kurang dari tiga kali pertemuan.

Sebagai contoh adalah Ririca, dia pertama kali melihat Samael saat dia melakukan transformasi, kedua kalinya, adalah saat dia kembali ke rumah beberapa saat yang lalu, dan ketiga kalinya, adalah saat melakukan Live Streaming.

Sejak itu, Ririca melihat Samael tanpa ada reaksi.

Jadi, untuk wanita yang dekat dengan Samael, tiga kali melihat wajahnya akan terbiasa.

Tapi jika wanita itu adalah orang asing, maka dipastikan akan selalu terpesona dengan Samael!

Adapun Tilina, dia masih melihat Samael dua kali setelah transformasi, jadi wajar jika dia masih ada reaksi sedikit.

"Kenapa Kakak Sam ada disini? Bukankah Kakak Sam, harus bersama Ririca?" Tilina menarik nafas sebentar sebelum berbicara.

Samael hanya tertawa yang membuat Tilina memerah, tapi kemudian, Samael berkata: "Masalah Ririca sudah selesai. Tapi kurasa, topik di TV besok adalah tentang penanggulangan pemadaman listrik ini dan tentang Ririca."

"Heh? kenapa?" Tilina menoleh ke Samael.

Samael hanya mengangkat bahu dan tidak menjawab.

Hal ini membuat Tilina semakin penasaran!

"Hum! Kakak Sam selalu suka menjadi orang yang sok misterius!"

"Tentu saja, Kakakmu memang orang yang misterius kau tahu?"

Samael ingin menggosok kepala Tilina, tapi Tilina hanya menepisnya dan menatap Samael dengan kasar

"Jangan menepuk kepalaku!" Samael hanya tertawa melihat ini.

Sejak usia 5 tahun, Tilina memang tidak suka ditepuk kepalanya. Tapi bukan berarti Samael tidak pernah menepuk kepalanya! Karena...

"Tilina sudah besar~~, tentu saja, karena sudah besar, maka aku sebagai Kakakmu harus melepasmu sebagai seorang wanita cantik sepenuhnya~~"

"Um, um...jadi, karena Tilina sudah dewasa, maka Tilina pasti akan [Meninggalkan Kakakmu] bukan? Ahh, Kakakmu sedih~~"

Mendengar ini, tubuh Tilina bergetar...kemudian, Tilina segera memeluk lengan Samael dengan sangat erat dan terlihat ada beberapa jejak air mata di matanya.

Samael hanya membiarkan Tilina menekan lengannya dan lengannya yang lain menepuk kepalanya.

Kali ini, dia tidak melawan !!!

Benar, ini karena kata-kata Samael sebelumnya!

Beberapa tahun yang lalu, saat Tilina masih berusia 5 tahun, pernah kejadian dimana dia terpisah saat Samael bersamanya.

Waktu itu, mereka, keluarga Duodere melakukan tamasya dekat suatu hutan. Meskipun disebut hutan, tapi tidak ada hewan buas disana dan luas hutan juga tidak terlalu besar.

Sayangnya waktu itu, adalah masa nakal dari Tilina yang masih berumur lima tahun!

Tunggu, lalu dimana Ririca? Dia masih berumur 1 tahun~~, jadi dia masih ada didekapan Helina~~

Kembali ke pembicaraan....

Waktu itu, rasa penasaran Tilina sangat besar, sehingga dia ingin sekali masuk ke dalam hutan itu! Tapi dia tahu tidak akan diizinkan!

Jadi, dia hanya bisa meminta bantuan pada kakaknya, Samael.

Samael yang merupakan reincarnator, pastinya memiliki mental seorang dewasa. Jadi waktu itu, dia juga tidak setuju pada Tilina.

Tapi tentu saja, Tilina merengek menangis dan Samael hanya bisa menghela nafas dan menuruti perintahnya dengan syarat [Jangan meninggalkan sisinya].

Di dalam hutan, Tilina melupakan janji itu karena mengejar seekor kupu-kupu indah.

Tentu saja, Samael masih bisa mengejarnya. Tapi, saat mengejarnya, tiba-tiba sebuah ranting pohon agak besar jatuh dan menghalangi jalan Samael!

Jadi Samael harus memutar untuk mengejar jejak Tilina!

Sayangnya itu terlambat! Tilina menghilang!

Singkat cerita, Samael menemukan Tilina yang menangis di hutan. Melihat Kakaknya, Tilina langsung bergegas memeluk Samael dan menangis tersedu-sedu.

Untungnya hutan tidak terlalu luas, jadi Samael masih mengingat jalan keluar.

Membawa Tilina dibelakang punggungnya, keduanya segera pergi meninggalkan hutan.

Sejak saat itulah, Tilina menjadi lebih dewasa dan tidak suka digosok kepalanya seperti anak kecil.

Dan sejak saat itu pula, kata-kata [Meninggalkan Kakakmu] akan selalu membuat Tilina mengingat kenangan ini.

Dan hasilnya seperti ini sekarang....

"Baiklah, baiklah, Kakak bercanda denganmu. Kakakmu akan selalu bersamamu, oke?"

"Kakak Sam selalu bohong pada Tilina." Tilina tidak melepas pelukannya pada lengan Samael.

Samael hanya tertawa kecut dan menggunakan sedikit kekuatan untuk melepas pelukan ini.

Tilina tidak puas, tapi kemudian, tangan Samael memegang kepalanya dan Tilina segera merasakan bahwa kepalanya sedang berada di suatu tempat yang hangat dan empuk!

"Kompensasi dari Kakakmu, jadi, jangan cemberut lagi. Seorang model sepertimu, harus lebih banyak tertawa~~" Tilina hanya mengangguk tenang dibawah bantal pangkuan Samael.

Kemudian dia menggerakkan tubuhnya untuk mencari posisi yang pas untuk bantal pangkuan ini.

Melihat gerakan halus ini, Samael tersenyum senang dan mengelus rambut pirang panjang miliknya.

Seperti yang diharapkan, gen dari ibunya memang sangat hebat!

Semua putra dan putri keluarga Duodere memiliki rambut pirang! Tapi ada beberapa perbedaan.

Seperti Samael dan Ririca, rambut pirang mereka seperti warna emas asli. Sedangkan Tilina, itu lebih seperti rambut pirang cokelat yang menawan.

Itu karena, Tilina memiliki campuran warna rambut dari Helina (pirang) dan ayahnya, Luric (coklat).

Selain itu, Samael dan Tilina sepenuhnya mewarisi gen Helina dengan rambut pirang dan mata biru.

Sedangkan itu, baik Tilina dan Finri, keduanya memiliki warna mata cokelat.

Adapun Finri, karena masih kecil, ada kemungkinan warna rambutnya berubah seperti Tilina.

Ngomong-ngomong, saat ini rambut Finri sama seperti Samael dan Ririca.

Sembari waktu hangat ini berlangsung, Helina yang berjalan kesana juga melihat hal ini.

Meskipun dia masih bingung dengan sikap apa yang harus diambil untuk Samael, dia masih harus bersikap seperti ibu didepan semua anak-anaknya !!!!

Selain itu, tidak ada reaksi aneh saat melihat wajah Samael lagi saat ini. Jadi Helina masih bisa menjaga image-nya.

Dia berjalan langsung dan duduk tepat disamping tempat Samael yang masih kosong.

Melihat ini, Samael hanya tersenyum. Dia tidak akan melakukan sesuatu saat ini, karena ada masalah penting yang harus dibicarakan!

"Ibu, aku ingin kalian semua pindah kerumah Tivana!" kata Samael yang membuat baik itu Tilina dan Helina terkejut!

"Kenapa?"

"Seharusnya, kalian sudah tahu keadaan saat ini bukan?" Samael merajuk pada masalah pemadaman listrik.

Keduanya tidak bodoh, jadi mereka mengangguk.

"Dalam rangka kejadian seperti ini, akan banyak kejahatan sering terjadi."

"Juga, ada tiga alasan kenapa aku ingin kalian kesana, yaitu pertama, masalah listrik....Generator di rumah ini hanya akan berfungsi selama 2 hari, dan pemadaman akan berlangsung paling lama seminggu."

"Kedua, seperti yang kukatakan tadi, banyak kejahatan terjadi jika seperti ini dan aku tidak ingin keluargaku menjadi korban."

"Dan yang terakhir adalah, aku tidak ingin Tivana tinggal sendirian."

Helina tahu alasan pertama dan kedua, tapi yang ketiga....

"Apa yang terjadi?"

Samael hanya menghela nafas dan memberitahu situasi keseluruhan tentang Tivana.

Setelah menceritakan semuanya, Helina langsung berkata: "Baiklah, kita akan pindah kesana. Tapi aku punya pertanyaan."

"Pertanyaan? Apa itu?" Samael berkata.

"Apa menurutmu itu keluarga?"