Queena menatap pria didepannya dengan linglung. Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana seorang pria bisa sebegitu indah dan menawan. Bahkan jika bukan karena dering ponselnya, dia hanya ingin terus menatap wajahnya!
"Dididi..."
"Halo ..." terpecahlah perhatiannya dan segera dia mengangkat ponselnya dan menjawab panggilan.
"Halo ..." Suara magnetik di telepon.l membuat kaki Queena agak lunak!
"Siapa...kamu?" Queena bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Aku adalah teman kencanmu...."
'Teman kencan? Bukankah itu tipuan? Tidak mungkin, ini nyata?' pikirnya.
"Namaku Samael Duedere, bagaimana denganmu?" Suara pria itu yang bertanya terdengar lagi
"Queena, Queena Magdalen..." jawabnya agak susah dan kakinya semakin lunak...
"Hmm, Ahh? apakah kau yang berdiri disamping gadis kecil itu?"
"Ya..." Queena menggigil gembira saat ini.
'Apakah kau yang berdiri di samping gadis kecil itu? Apa artinya ini? Apakah dia...'
Queena melihat ke depan tanpa sadar dan melihat pria tampan yang dikelilingi oleh wanita cantik itu juga memegang ponselnya dan melambaikan tangannya pada dirinya sendiri!
'Mungkinkah....pria tampan ini yang membuat wanita seperti ini... adalah...teman kencannya...' Queena berpikir lagi.
"Ah... Kakak, apakah kau melihatnya? Dia...Dia melambai padaku, melambai padaku! Kakak, aku sedang jatuh cinta saat ini, ini adalah perasaan jatuh cinta, aku pasti jatuh cinta....." Revina terkejut!
Queena juga tampak terkejut Ketika pria itu datang ke arahnya, sedangkan Revina memegang lengannya lalu mengguncangnya dari sisi ke sisi, dia bersemangat.
Queena menatap adiknya dengan kaget dan membuka mulutnya beberapa kali ingin menjelaskan, tapi dia menemukan bahwa dia tidak tahu bagaimana berbicara!
"Ahhh... aku akan pingsan....bukan hanya melambai dan tersenyum padaku, tetapi juga datang padaku! Ahh, apakah dia akan melamarku? Kakak, aku akan mati karena kebahagiaan, mati karena bahagia!"
Revina melompat-lompat kegirangan, dia menemukan bahwa dia pasti mati karena gembira hari ini jika hal itu benar-benar terjadi!
"Maaf membiarkanmu menunggu lama."
Samael tersenyum sambil berjalan menuju Queena.
"Tidak, tidak lama... hanya sebentar." hanya saja Revina yang meniawab.
Segera Revina melepaskan tangan kakaknya dan berlari ke arah Samael dengan wajahnya yang memerah.
"Kuberikan ini padamu....." Samael menatap Queena dengan penuh cinta dan kelembutan sambil memberikan setangkai bunga mawar di tangannya.
"Terima kasih, aku suka itu. Aku suka itu...."
Revina mengulurkan tangannya dengan penuh semangat dan ingin meraih bunganya.
Namun, hal selanjutnya membuat Revina terkejut! Dia menemukan bahwa bunga itu diberikan bukan kepadanya, melainkan kakak perempuannya!!!
"..."
Dalam sekejap Revina membeku, benar-benar membeku, melebihi batas apa yang disebut membeku. Sangat membeku....
'Bukankah dia...bukankah dia melambai padaku tadi? Bukankah dia akan melamarnya tadii? Kenapa....kenapa dia malah mengirim bunga itu ke kakak petempuanku? Apa yang terjadi?' otak Revina kosong memikirkan hal ini saja!
"Kau benar-benar tepat waktu bukan? Pukul Sembilan lebih dua menit...."
Queena pulih dan wajahnya berubah sedikit merah. Setelah menerima bunga itu, dia menjawab sambil tersenyum sekaligus mengecek jam tangannya.
Dia juga orang yang berpengalaman, tapi.... Setelah melihat Samael di depannya ini, dia menemukan bahwa sosoknya sudah terpaku dalam hatinya saat ini!
Samael tersenyum dan juga bersemangat. Dia tidak menyangka bahwa pemesan teman kencan ini ternyata salah satu dari 100 daftar kecantikan dan anggota dari salah satu anak perusahaan Warner Media!
"Kakak, Kau benar-benar beruntung. Lihat saja kondisi hatinya..."
Samael melihat layar hasil pekerjaan May dan senyumnya semakin lebar.
<
Adapun Revina, gadis kecil ini....dia merasa bahwa dadanya ditikam oleh pisau paling tajam! Pria idamannya itu ternyata menyerahkan bunganya kepada kakak perempuannya.
Setelah itu kakak perempuannya mengambil bunga itu dan berkata, 'Kamu datang tepat waktu bukan'?
<<
Revina menemukan bahwa pribahasa "Kalah sebelum berpersng" telah tertempel di punggungnya.
Samael tertawa melihat kondisi hati adik perempuan Queena.
'Gadis ini terlalu percaya diri...'
Sedabgkan gadis-gadis yang berkerumun tadi juga sama seperti Revina.
"Bagaimana mungkin, pangeranku punya pacar."
"Aku putus, aku inginputus, aku sangat sedih!"
"Aku juga...aku hanya merasakan jatuh cinta barusan, dan sekarang aku merasakan rasanya putus...."
"Aku.. Aku tidak akan percaya pada cinta lagi!.. . "
" Aku juga, aku tidak akan percaya pada pria lagi. "
Semua perempuan itu memandang Samael dengan wajah penuh kesedihan dan melihat Queena dengan mata penuh iri dan pembunuhan! Mereka berharap bahwa mereka bisa menggantikan posisinya saat ini!
Tanpa daya, mereka pergi dengan mata sedih.
"Ini..." Samael tersenyum pahit dan agak bersalah sedikit.
Meskipun mereka cantik, dibandingkan Queena, mereka kalah jauh!
Jadi dia mengalihkan pandangannya pda Queena dan mengangkat dagunya agar mata mereka bisa bertemu.
Queena tercengang dan tubuhnya semakin lunak. Melihat Queena akan jatuh, Samael memeluk pinggangnya dan menbiarkan tubuh Queena bersandar padada tubuhnya!
Tubuh hangat dan lembut perempuan membuat adik laki-laki Samael berdiri dan menyentuh perut Queena. Merasakan ini, nafas Queena bertambah cepat dan matanya penuh akan nafsu!
"Sayang...tidak mau mencium pacarmu?" Samael bertanya.
Tidak ada jawaban dan Samael mendekatkan bibirnya ke telinganya: "Sayang....kau benar-benar cantik...bahkan aku yang merupakan bosmu...terpesona...."
Kemudian dia langsung menyegel bibir Queena dan menciumnya debgan penuu semangat dan antusias!
Revina yang melihat ini membuka lebar matanya dan melangkah mundur oerlahan. Kemudian dia langsung mengambil Coke-nya yang terjatuh dan langsung pergi lari menuju rumahnya dedengan langkah yang cepat!
Samael tidak pedilu dan mencium Queena dengan penuh semangat sambil mengggoda pantatnya dengan penuh semangat!