Qiran langsung melepaskan, saat akan menggenggam benda yang sudah menegang itu. Dan ia juga gugup dan salah tingkah ketika Alby menanyakan hal itu kepada Qiran. Memang benar, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat mendambakan nya. Namun, saat ini, ia masih dalam batas kesadarannya. Jadi, Qiran menolak dengan halus, serta menyuruh Alby untuk tidur.
"Ayo, mendingan tidur saja, udah jam satu malam, nanti kita kesiangan bagaimana? Apalagi, nanti mommy akan pulang dari rumah sakit, aku harus menyiapkan makanan untuk mereka," kata Qiran tersenyum manis.
"Hem, baik lah. Tapi, kalau aksi yang tadi, apa kamu ingin melakukan nya lagi demi aku?" kata Alby sembari menatap Qiran dengan begitu serius.
"Ya lihat, nanti saja," kata Qiran sembari beranjak dari tempat duduknya.
Namun, Alby langsung menarik tangannya kembali agar Qiran tidak kemana-mana, "Mau ke mana! Di sini saja! Temani aku tidur! Aku takut!"