Hari semakin gelap dan aku masih berlari. ketika sang malam tiba hatiku seperti terbawa suasana dinginya malam dan laparnya perut ku ini adalah bukti bahwa tenaga juga ada batasnya. aku berlari sekuat mungkin agar bisa cepat menemukan penjajahnya.
aku merasakan aroma daging bakar yang menusuk hidungku yang menggugah seleraku, aku bergumam "astaga baunya,," aku terobos gelapnya malam dan Aku melihat ada cahaya yang menyilaukan mataku. "Ini dia aku menemukanya". Betapa terkejutnya aku dia sudah membakar dagingnya, ini kan ?? "oh sudah datang ya!".
Aku bingung dan berfikir kenapa dia bisa setenang itu dia melihatku yang sedang berdir menghadapinya. Kedua mata ku terpana akan wajahnya dia tersenyum kepadaku dan berkata " hai ". aku bingung aku mencari – cari alasan kenpa dia setenang ini apakah dia tidak tau kalau aku sudah membunuh temanya?
"hai" aku menjawab dengan senyuman juga, bagai kan sahabat yang lama tak berjumpa. "Kemarilah kau pasti lapar". Aku terkejut dia menawariku untuk makan bersama dengannya. "Apakah tidak apa-apa?" ku jawab dengan senyuman. Dia menagmbil daging yang telah masak dan mengunyahnya dengan lahapnya. Matanya terpejam dan merasakn nikmatnya daging singa tersebut. Dia melihatku dan mengaggukan kepalanya.
Aku mendekatinya dan duduk di sebelahnya. Hangatnya perapian ini dan bau lezat dari daging singanya membuatku tak berfikir dengan jernih. "Boleh kah?" aku menanyakanya. dia mengagguk dengan mulutnya yang penuh dengan daging. aku langsung memakanya dengan lahap tanpa berpikir panjang karena perut ku sudah lapar.
Di kala aku memakanya ada yang mengganjal di fikiran ku. "Oh" aku teringat ahmad yang sedang terbaring di pinggir sungai tadi. dia melihatku dengan mulut yang mulai mengunyah dan menelan makanya. "Ada apa? " aku ragu akan ini tapi akan kucoba "Apakah aku boleh membawa pulang sebagian daging ini?" dia diam dan melihat ku dengan tatapan tajam." Baiklah kau boleh memebawa sebagian. " tatatapan mata yang tajam tersebut perlahan-lahan terpejam dan memebentuk senyum di wajahnya . "tapi sisakan untuk teman ku yang satunya ya".
Dia ternyata belum menyadari kalau temanya telah ku bunuh ?. aku tertunduk dan terdiam lalau hatiku terasa sesak karena dia adalah orang yang baik yang temanya telah ku bunuh. Aku cepat-cepat menghabiskan makananku . dia menggumam. "kenapa terburu-buru kau bisa tersedak!" . mata ku berkaca-kaca. Tidak aku harus segera mengakhiri penderitaanya. Ini adalah jalan terbaik untuk kita!.
Aku sudah selesai rasa perutku yang tadinya kelaparan sekarang sudah terisi kembali otak ku yang tadinya tak bisa berpikir jernih sekarang sudah bisa bisa berpikir lagi. Aku berdiri dan memasukan makanan untuk akhmad ke dalam tas kecil yang ada di pinggang ku, ku rasa ini saatnya.
Aku tertunduk dengan rasa bersalah ku. "Trimakasih atas makananya teman ku ". Aku menoleh ke belakang dan ingin ku ucapkan apa yang sedang kurasakan ini tentusaja harus ku ucapkan. "kau tau kenapa temanmu tidak kembali ?? ", dia melihatku dan beridiri! lalu menghunuskan pedangya ke leherku. Aku berbalik, dia tampak tak baik dia terlihat meneteskan airmatanya. "Sudah jangan kau lanjutkan atau kubuh kau" . ternyata dia sudah menyadarinya.
Dadaku sesak melihatnya meneteskan airmata. Seketika aku lansung bersuara keras "Akulah yang telah membunuh temanmu!!!"
Bagaikan ombak yang menabrak istana pasir pastilah aku menghancurkan hatinya. "Hiyaaa" Dia mengayunkan pedangnya ke arah leherku. Aku pun berucap "Aku melakukanya karena dia adalah penjajah!!" seketika pedangnya nyaris memenggal ku kurang 1cmsaja leherku mungkin sudah terbelah .
"Hei hei, apakah kau akan mengalahkan kaisar?!" dia tertuduk dan menanyakan hal tersebut. Aku tertunduk sebentar dan menaikan wajahku yang masih tertodong dengan pedangya tersebut dan berkata "Aku merasa ini adalah hal yang tidak mungkin bagimu, tapi aku, tidak kami akan mencobanya!!"
Dia menurunan pedangnya dan aku hembuskan nafas panjang pertanda lega. Dia memasukan pedangnya ke sarung pedangnya. Dia menundukan kepala kemudian berbalik badan kemudian berajalan menjauh. "Kau tahu aku telah membunuh temanmu rasa sakit mu aku mengerti tapi kau adalah penajajah!." Dia berbalik dan berkata "itu ambilah dagingnya dan manfaatkan makanan itu dengan baik, tidak baik membiarkan makanan tersebut. Kau harus tetap hidup untuk mengalahkan kaisar!!"
Dia berljalan mendekatiku "Sebelum kau pergi untuk mengalahkan kaisar aku akan menantang berduel dengan mu, akan ku tunjukan kekuatan yang telah kekaisaran ajarkan pada ku." Dia menepuk pundaku dengan tersenyum tanda dia menantang ku .
"Baiklah aku terima tantanganmu . Akan ku kalahkan kau. Demi kemerdekaan negara ku akan ku usir kekaisaran !".Bagaikan air yang menetes ke batu yang keras pasti akan berlubang juga . seberapapun kuatnya dirimu maupun kekaisaran mu itu akan ku jatuhkan juga.
"Sebelum kita mulai bolehkah aku mengetahui namamu?". Dia tersenyum dan berkata "Namaku adalah Axcel, Alexander Axcel " ujarnya. "dan nama mu?" . aku dengan menatap matanya berkata dengan jelas "Namaku adalah musa. Prince musa" .
Dinginya malam membawa angin yang menerpa pepohonan dan perapian ini. Axcel bersiap untuk menyerangku. Kaki axcel membentuk kuda-kuda yang kuat silau pedangnya saat membuka pedang dari selongsongnya membuatku merasakan ketegangan layaknya seperti berdiri di ujung jurang tanpa berdasar.
Aku pun bersiap membuka pedangku dan menerima serangan pertamanya dia melancarkan serangan pertamanya . aku terkeju "cepatya. Sial aku terlambat membuka pedangaku !" dia menyerangku di bagian di mana aku tidak bisa menghindarinya yaitu di bagian aku membuka pedangku dia menebasku tapi aku berhasil menunduk dan aku menyerang dari bawah ke atas kita beradu pedang. Aku membuatnya terpental kebelakang dan dia kembali menyerangku dengan menusuk kan pedang ke arah perut ku aku menangkisnya lagi. Aku menyerangnya dengan dua serangan bertubi-tubi dia berhasil menangkisnya dengan mudah.
"dia lebih hebat dari temanya tadi siall!" dia menyerangku dengan membabi buta. "Rasakan ini"dia berteriak. Dia menyerangku dari bawah ke atas aku menangkis dengan pedangku. pedangku terpental ke atas dan aku tiba- tiba pedangnya sudah berada di leher ku "Sudah berakhir anak muda..".
aku menggenggam pasir kuat-kuat. Aku melihat pedangku jatuh dekat perapian itu. Aku tersenyum "apakah kau pikir ini sudah berakhir tak akan semudah itu Alex. " aku berteriak seraya menghantamkan debu ke muakanya . "arrrhhh mata ku.. bangsat kau Musa " dia menebas ke arah leherku dan aku berhasil menunduk dan aku berlari menagbil pedangku yang berada di dekat perapian.
"maaf saja tapi aku tidak akan mati di tempat seperti ini". Aku bersiap untuk serangannya selanjutnya. Dia mengusap-usap wajahnya yang penuh dengan debu "tak kusangka kau lebih cerdik dari yang ku kira hahahaha" dia mengambil kuda- kuda "baiklah aku akan serius untuk mu. jangan kecewakan aku, tolong menarilah dengan ku".
Dia berajalan ke tempat duduknya dia membuka tasnya dan mengambil pedang yang satunya "jadi dia penggunda pedang ganda!." Aku berbicara di dalam hati tapi dengan ini dia akan serius. Baiklah aku juga menggunakan teknik rahasia ku dan mengakhirinya.
Dia tersenyum dengan percaya diri" kau harus mengerahkan seluruh kekuatan mu atau kau akan mati tercabik-cabik oleh pedang ku ini"
Aku dengan mantap menajwab "Coba saja!" aku bersiap akan seranganya. Ini akan menjadi pertarungan sengit. Aku bersiap dengan pertahanan total ku dengan kuda-kuda dan pedang di atas kepalaku. "hiyaaaaaa" dia berlari dan menerjangku dengan dua pedang tersebut dia menyerang secara beruntun aku hanya menangkisnya saja tapi kalau begini terus "sring" tangan ku tergores oleh seranganya.
Luka ku hanya sedikit. Tapi ini tak boleh di biarkan aku harus lari dari sini ternyata dia terlalu kuat. Aku berdau pedang sampai - tidak ku rasakan badan ku terkena goresan semua. "Kenapa?? Mana semangatmu tadi musa?"
"Ini dia semangatku rasakan ini. Serangan 5, jurus ke 5, tarian dalam senyap " aku mundur ke belakang dan menaruh pedangku ke tanah "Ayo serang aku musa. keluarkan semua kekuatan mu hahaha!"
Aku memadamkan perapian dengan tanah yang ku leparkan dengan pedang ke arah perapian. dan aku menyerangnya. Pertama aku hujam kan pedangku ke arah perutnya dia berhasil menangkis dengan refleknya . meskipun pengelihatan ku lebih tajam dari dia ternyata refleknya tak bisa di ragukan. Dia ini musuh yang kuat.
Aku berbalik dan menyerang kakinya dia berhasil lompat dan menjauh dariku. Aku berlari ke arahya dan menghujamkan pedangku lalu memutar untuk menyerang sebelah kiri itu adalah tenik tipuan. Aku berhasil melukainya meskipun sedikit. "Sringg". "hehe kau berhasil melukaiku ya musa sudah cukup". aku mudur kebelakang dan mulai menyerangnya lagi dan melompat "hiayaaa". "Sring" ...
Tebasan ku yang terakhir berhasil melukainya di tepat di tubuh bagian sampingnya. "Ahh sial" tak kusangkan aku berhasil mengalahkannya. darah mengucur dari tubuh nya dan dia berkata "Sudah kuduga kau akan berhasil mengalahkan ku musa pergilah dan selamatkan negara kita dari penjajah kekaisaran ini Musa!". Blek dia pingsan
Aku membuka tasku dan memberikan daun sambang darah untuk nya. Aku mengoleskan ke lukanya dan meninggalkanya. "Aku harus kembali untuk bertemu ahmad".