"Aldy! ... "
"Ada apa? Kenapa lo—"
"Aldy ... Mamah ... Mamah, dia ... "
"Nyokab lo kenapa?"
" ... "
Rania tak mengatakan apapun lagi, namun ia bisa mendengar suara tangisan Rania dengan jelas. Aldy mengerti apa yang sedang terjadi.
Tentu saja, jika Rania tiba-tiba menelpon dengan nada seperti itu, disertai tangisan dan juga kehilangan kekuatan untuk mengatakan apapun lagi, hal itu hanya berarti satu hal.
Dari awal Aldy memang telah khawatir dengan keadaan ibunya Rania. Mungkin jika ibunya itu mendapatkan penanganan lebih awal dan operasinya juga tak ditunda sedari awal, mungkin hal ini masih bisa dihindari. Namun pendarahan di dalam kepalanya sudah terlalu lama sebelum operasi dilakukan.
Aldy pun bergegas memakai pakaiannya dan juga dengan cepat menyambar kunci motornya.
"Kak Aldy mau kemana buru-buru banget?" tanya Maureen yang sedang menonton TV di sofa ruang tengah bersama jean dan seporsi pizza keju yang ada di hadapan mereka.