Di kampus...
"Mas... sebaiknya kamu dan istirahat. Nanti biar Pak Rahmat saja yang menjemputku," ucap Hanin seraya melepas tali pengamannya.
"Apa kamu lama di kampus Nin? Kalau tidak lama aku akan menunggumu," ucap Hasta tidak menjawab pertanyaan Hanin.
Hanin menatap Hasta dengan kening berkerut.
"Aku tidak tahu lama atau sebentar Mas, karena aku belum tahu latihannya seperti apa. Sebaiknya Mas pulang saja dan istirahat di rumah," jawab Hanin tidak ingin. Hasta lelah karena menunggunya.
Hasta menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Aku sudah baik-baik saja Nin, kamu jangan cemas. Aku menunggumu di sini. Kalau kamu lama tinggal memberitahuku, aku akan pulang," ucap Hasta bersikeras menunggu Hanin.
Hanin menghela nafas dalam tidak ingin membuat hati Hasta kecewa.
"Baiklah Mas, tunggu aku di sini. Nanti aku kabari ya Mas," ucap Hanin seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Hasta dan mencium pipi Hasta penuh cinta dan Hasta membalas menciumnya.
"Aku masuk dulu ya Mas," ucap Hanin dengan tersenyum kemudian keluar dari mobil dan berjalan ke arah gedung kampus yang tidak jauh dari mobil Hasta berada.
Belum lagi sampai di gedung kampus, ada seseorang laki-laki yang berlari mendekati Hanin dan berjalan mengiringi langkah yang sedikit cepat. Dan sayangnya semua pemandangan itu tak lepas dari penglihatan Hasta yang sejak tadi melihat Hanin dari mobilnya.
"Kamu siapa?" Tanya Hanin saat menyadari ada pria yang mengiringi langkahnya.
"Kenalkan namaku Aditya, aku tahu kamu tidak mengenalku. Aku yang handle band kampus dan memilih kamu untuk menjadi salah satu vokal kita. Apa kamu pernah mendengar namaku?" Jelas Aditya dengan wajah ramah.
Hanin menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak pernah mendengar namamu, maafkan aku ya. Aku cukup terkejut dengan perkenalan kamu ini," jawab Hanin dengan jujur sambil menoleh ke arah mobil di mana Hasta sedang menunggunya.
"Semoga saja Mas Hasta tidak melihat hal ini dan kalaupun melihatnya semoga tidak berpikir yang tidak-tidak," ucap Hanin dalam hati dengan pandangan masih tak lepas ke arah mobil Hasta.
"Ada apa Hanin? Apa ada sesuatu di sana?" Tanya Aditya saat melihat keterpakuan Hanin.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya kasihan melihat suamiku yang menungguku di mobilnya. Sekarang kita berkumpul di mana?" Tanya Hanin mengalihkan pembicaraan agar Aditya tidak membahas apa yang barusan ia ucapkan. Hanin sengaja mengatakan hal itu agar Aditya tahu kalau dia sudah menikah.
"Kita berkumpul di aula. Semua teman-teman sudah menunggu di sana, ayo kita kesana," sahut Aditya masih dengan tersenyum ramah.
Hanin menganggukkan kepalanya dan bergegas melangkahkan kakinya ke arah aula meninggalkan Aditya yang berjalan di belakangnya.
"Aku tahu Nin, kamu sudah menikah. Dan aku menghormatimu. Aku sudah cukup senang bisa dekat dan berteman denganmu," ucap Aditya dalam hati dengan pandangan tak lepas dari Hanin yang berjalan cepat di depannya.
Sampai di aula, Hanin segera mencari tempat duduk dan kebetulan ada Rita teman dekatnya yang duduk di situ.
"Hanin?? Kamu juga menjadi vokalis band?" Tanya Rita sedikit terkejut melihat Hanin duduk di sampingnya.
"Sepertinya begitu, aku juga terkejut dengan pengumuman kemarin," jawab Hanin tidak bisa konsentrasi dengan pertanyaan Rita dan ucapan Aditya yang sedang menjelaskan sesuatu pada teman-temannya.
Apa yang ada di dalam pikiran Hanin saat ini hanyalah Hasta suaminya. Hanin berharap penjelasan Aditya segera berakhir dan ia bisa pulang secepatnya.
"Baiklah teman-teman, apa kalian semua mengerti dan paham dengan apa yang sudah aku jelaskan?" Tanya Aditya menatap ke arah teman-temannya dengan tatapan serius.
"Mengerti!!" Jawab serentak teman-temannya kecuali Hanin sedikit terkejut dengan jawaban serentak teman-temannya.
"Hanin! Apa kamu mengerti dengan apa yang aku jelaskan?" Tanya Aditya sambil menatap Hanin yang juga menatapnya.
Hanin menganggukkan kepalanya walau jujur ia tidak tahu apa yang sudah Aditya jelaskan.
"Baguslah kalau kamu sudah mengerti Nin. Aku harap teman-teman semua konsekwen dengan apa yang sudah kita putuskan dan latihan teratur agar tampilan kita nanti hasilnya maksimal," ucap Aditya lagi sebelum mengakhiri pembicaraannya dan membubarkan pertemuan awal mereka.
"Hanin? Apa kamu benar-benar mengerti dengan apa yang di jelaskan Aditya?" Tanya Rita saat melihat Hanin terlihat gelisah.
"Jujur aku tidak tahu apa yang dia katakan. Memang apa yang di katakan Aditya, Rit?" Tanya Hanin sedikit malu karena ketidaktahuannya.
"Aku bisa menjelaskan lagi padamu Nin,"
Tiba-tiba saja terdengar suara Aditya yang sudah berjalan mendekat ke arahnya.
"Emm...Hanin aku pulang dulu ya. Kebetulan ada Aditya yang bisa menjelaskan semuanya padamu," ucap Rita dengan tersenyum dan berlalu cepat meninggalkan Hanin dan Aditya.
"Eh!!! Kenapa kamu pulang Rita??! Tunggu aku!!" Teriak Hanin setelah menyadari keterpakuannya.
Rita tertawa menjauh tidak menjawab pertanyaan Hanin selain melambaikan tangannya.
"Kenapa Rita harus menunggumu Nin? Bukankah suami kamu sudah menunggumu di luar?" Sela Aditya mengingatkan keberadaan Hasta yang mungkin Hanin lupa.
"Kamu benar, aku harus pulang. kasihan suamiku menunggu di luar," ucap Hanin sedikit merasa malu dengan ucapan Aditya.
"Sebelum kamu pulang, apa aku bisa menjelaskan sedikit tentang apa yang sudah kita putuskan tadi Nin?" Tanya Aditya minta izin Hanin agar mengerti dengan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama.
"Eh...ya tentu, silahkan. Tolong maafkan aku karena aku tidak tahu apa yang kamu jelaskan tadi," jawab Hanin dengan jujur.
"Baiklah, aku akan menjelaskan dari awal. Sebaiknya kita duduk Nin," ucap Aditya baru menyadari kalau mereka berdua sedang berdiri.
Hanin menganggukkan kepalanya tidak bisa membantah ucapan Aditya yang penuh wibawa tapi ramah.
Dengan serius tapi santai Aditya menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama, baik tentang waktu latihan, tema pakaian yang di pakai dan lagu apa saja yang ada di nyanyikan di panggung.
Hanin beberapa kali menganggukkan kepalanya sudah mengerti dan paham dengan penjelasan Aditya.
"Kamu sudah mengerti kan Nin? Kita latihan setiap hari Minggu jam sepuluh pagi dan itu kita mulai dari hari Minggu besok lusa," ucap Aditya menatap Hanin dengan serius.
"Ya...aku mengerti. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk latihan tepat waktu. Tapi seandainya aku ada keperluan apa aku bisa minta izin?" Tanya Hanin karena hari Minggu adalah waktu panjangnya bisa bersama Hasta yang selalu sibuk bekerja.
"Kalau memang keperluan kamu itu benar-benar penting tidak ada masalah. Kamu bisa minta izin padaku. Kamu bisa menghubungiku, ini kartu namaku," jawab Aditya sambil memberikan kartu namanya pada Hanin.
Hanin segera menerima kartu nama Aditya dan membacanya sekilas. Selain ada nomer ponsel ada juga alamatnya Aditya.
Kening Hanin sedikit mengkerut saat melihat alamat rumah Aditya yang tidak jauh dari rumahnya.
"Apa alamat ini rumah kamu?" Tanya Hanin memastikan apa yang sudah ia pikirkan.