Chereads / BUKAN SALAHNYA CINTA : Cintaku di Ujung Senja / Chapter 50 - KEBAHAGIAAN HANIN

Chapter 50 - KEBAHAGIAAN HANIN

Satu bulan kemudian...

"Hanin apa kamu hari ini latihan?" Tanya Hasta setelah menyelesaikan sarapan pagi bersama Hanin yang terlihat sangat cantik.

"Ya Mas, aku ada latihan tapi sebentar saja. Kenapa Mas?" Tanya Hanin sambil meneguk air putih yang tersisa.

"Husin memberi kabar kalau kita harus kesana. Sepertinya Husin akan memberikan kejutan buat kita. Semoga saja program bayi kita berhasil," ucap Hasta merasa bahagia sekaligus sedih seandainya Hanin benar-benar hamil dengan bantuan sperma Jonathan.

"Aku merasa yakin program kita berhasil Mas. Aku tinggal periksa ke Dokter Lely hari ini," ucap Hanin tidak sadar dengan apa yang ia katakan.

"Apa maksudmu Nin? Bukankah kita sedang membicarakan Husin?" Tanya Hasta dengan tatapan tak mengerti.

"Apa Mas?? Asshh.... maksudku kita tinggal menunggu kabar Dokter Husin hari ini Mas. Jam berapa kita berangkat Mas? Karena aku harus latihan dulu," ucap Hanin hampir saja membuyarkan rencananya sendiri.

"Apa kamu tidak bisa minta izin pada Aditya, Nin?" Tanya Hasta berharap Hanin bisa meluangkan waktu dan berangkat pagi-pagi agar bisa segera mengetahui hasil dari program bayi tabungnya.

"Emm...hari ini gladi bersih Mas, aku hanya latihan satu kali saja setelah itu aku pulang," ucap Hanin berharap hari ini rencananya lancar dan membawa hasil yang baik untuk kebahagiaannya juga Hasta.

"Kalau begitu aku antar, dan kita bisa langsung berangkat ke kota," ucap Hasta dengan tatapan penuh.

"Tidak Mas, aku berangkat sendiri saja. Mas Hasta siapkan saja apa yang harus kita bawa. Bukankah kita harus menginap beberapa hari di sana kalau progam kita berhasil?" Ucap Hanin meyakinkan Hasta agar tidak mengantarnya karena saat ini Hanin memang minta izin Aditya tidak bisa latihan tapi Hanin pergi ke klinik Dokter Lely untuk memeriksanya. Hanin merasa yakin program kehamilan yang ia rencanakan bersama Dokter Lely dan Dokter Husin telah berhasil karena ia merasakan perubahan pada tubuhnya, juga jadwal menstruasinya yang sudah terlambat beberapa hari. Dan hari ini rencananya ia akan memeriksakan diri untuk memastikan keyakinannya.

"Baiklah Nin, nanti aku jemput di kampus ya? Beritahu aku setelah kamu selesai latihan," ucap Hasta membenarkan apa yang di katakan Hanin.

"Ya Mas, aku aku berangkat dulu Mas," ucap Hanin seraya bangun dari duduknya dan mendekati Hasta. Dengan penuh cinta Hanin mencium pipi Hasta.

"Aku mencintaimu Mas," ucap Hanin dengan tersenyum berharap setelah ini melihat Hasta selalu bahagia.

"Aku juga mencintaimu Nin, bilang pada Rahmat hati-hati di jalan," ucap Hasta merasa bahagia dengan perhatian dan cinta tulus Hanin padanya.

Dengan di antar Rahmat, Hanin pergi ke kampus. Di kampus Jonathan sudah menunggu dengan gelisah bersembunyi di balik pohon besar.

"Terimakasih Pak Rahmat," ucap Hanin dengan tersenyum melepas tali pengamannya kemudian keluar dari mobil.

Rahmat menganggukkan kepalanya kemudian menjalankan mobilnya keluar dari kampus.

"Hanin!" Panggil Jonathan mendatangi Hanin dengan motornya.

"Kamu saudara terbaikku, selalu tepat waktu di saat aku butuhkan," ucap Hanin dengan tersenyum naik ke atas motor Jonathan.

"Selamanya aku akan menjadi garda terdepan untuk kamu Nin," ucap Jonathan membalas senyuman Hanin kemudian menjalankan motornya dengan pelan ke arah Klinik Dokter Lely.

Tidak membutuhkan waktu lama, Hanin dan Jonathan sudah sampai di Klinik Dokter Lely.

"Selamat pagi Dokter Lely," sapa Hanin saat melihat Dokter Lely sedang mencatat sesuatu.

"Hanin, akhirnya kamu datang juga. Aku sudah tidak sabar memeriksamu. Saat aku mendengar cerita kamu kemarin aku juga merasa yakin kalau kamu pasti hamil. Ashh, semoga saja kamu benar-benar hamil Nin," ucap Dokter Lely sambil memeluk Hanin yang lebih dulu memeluknya.

"Semoga saja Dokter, aku tidak sabar. Cepat periksa aku Dok," ucap Hanin melepas pelukannya dan menggandeng tangan Dokter Lely masuk ke ruang periksa.

Dokter Lely tersenyum mengikuti langkah Hanin yang menariknya masuk ke ruang periksa.

"Berbaringlah, naikkan kemeja kamu Nin, aku akan memeriksamu dengan USG 4D yang sudah canggih," ucap Dokter Lely sambil menyalakan peralatannya dan berdiri di samping Hanin yang sudah berbaring dengan perut yang terlihat jelas masih rata.

Dengan hati berdebar-debar Hanin menunggu Dokter Lely yang sedang memeriksa tensinya kemudian mengambil pasta gel dan di oleskan pada area perutnya.

"Tensi kamu normal Hanin, sekarang kamu bisa melihat ke layar monitor. Sebentar lagi kita akan mengetahui kamu hamil bayi Hasta atau belum. Dan kamu jangan cemas seandainya ini tidak berhasil kita akan tunggu kabar dari Dokter Husin. Semoga saja program Dokter Husin berhasil," jelas Dokter Lely berjaga-jaga agar Hanin tidak kecewa nantinya.

"Ya Dokter, aku mengerti. Tapi aku hatiku berkata aku hamil saat ini Dok. Karena aku juga masih terlambat haid," sahut Hanin dengan penuh keyakinan walau hatinya berdebar-debar juga.

"Baguslah Nin,aku juga merasa yakin dengan apa yang kamu rasakan," ucap Dokter Lely dengan tersenyum kemudian meletakkan alat bulat di atas perut Hanin sambil menggeser ke sekeliling area perut Hanin.

"Hanin...Hanin...kamu lihat itu? Lihatlah bulatan kecil di tengah itu?! Kamu hamil Hanin!! Kamu hamil!!" Ucap Dokter Lely sedikit berteriak karena terlalu gembira dengan apa yang di lihatnya.

"Apa Dokter?? Bagaimana?? Apa yang di tengah itu?! Benarkah itu Dok? Apa aku benar-benar hamil?" Tanya Hanin menutup mulutnya dengan pandangan tak lepas pada layar monitor.

"Benar Hanin, kamu hamil," jawab Dokter Lely dengan mata berkaca-kaca hatinya benar-benar sangat bahagia melihat Hanin hamil bayinya Hasta.

"Hiks....hiks...hiks..., Dokter,"

Hanin menangis terisak-isak memeluk Dokter Lely dengan sangat erat.

"Sudah Hanin, jangan menangis. Aku tahu kamu sangat bahagia, tapi jangan menangis seperti ini. Kehamilan kamu sangat sensitif Hanin. Kamu harus menjaganya dengan baik. Aku akan memberikan obat penguat untuk pertumbuhan janin kamu. Kamu tenang ya," ucap Dokter Lely menenangkan Hanin yang menangis histeris karena bahagia.

"Aku terlalu bahagia Dokter, terimakasih banyak. Aku tidak akan melupakan kebaikan Dokter dan Dokter Husin yang sudah membantuku dan membantu Mas Hasta," ucap Hanin sambil melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang masih mengalir di pipinya.

"Sekarang turunkan pakaianmu Nin, aku akan memberikan beberapa resep dan obat penguat yang bagus untuk janin bayi kamu," ucap Dokter Lely masih terus tersenyum membantu Hanin merapikan pakaiannya dan membantunya turun dari brankar.

"Duduklah Nin, kamu juga bisa panggil Jonathan. Karena keponakannya sudah ada," ucap Dokter Lely sambil mengambil kertas untuk menyiapkan beberapa resep vitamin yang harus di konsumsi Hanin.

Tanpa berkata apa-apa, Hanin duduk dan menghubungi Jonathan agar masuk ke ruang periksa.

Tidak lama kemudian pintu ruang periksa terbuka tampak wajah Jonathan yang terlihat gelisah.

"Bagaimana Nin? Bagaimana hasil periksanya?" Tanya Jonathan dengan wajah serius.