Chereads / Dendam Cinta / Chapter 30 - Satu Malam Bersama

Chapter 30 - Satu Malam Bersama

"K-kau ini apa-apaan, Gaea?" Meski Eryk protes, tidak ada perlawanan menghentikan Gaea menarik ke dalam lift.

Gaea buru-buru menutup pintu lift sebelum Eryk dapat kabur.

"Gaea," panggil Eryk mulai tidak sabaran.

Gaea menggaruk lengannya yang tidak gatal.

Bagaimana ini? Ia tidak tahu harus bilang apa cuma mengikuti nalurinya menahan Eryk pergi darinya.

"Gaea," Eryk memanggil lagi, dingin.

"Tidurlah denganku malam ini," pinta Gaea pelan dengan rona merah hebat di pipinya.

Mata Eryk melebar, tubuhnya membeku akan pengakuan Gaea yang ekstrem itu.

Gaea merutuki dirinya sendiri sudah terlalu vulgar mengatakannya, Eryk sendiri yang mendesaknya jadi bibirnya mengatakan apa yang ada dipikirannya saat ini, "Maksudku, hari sudah malam, lebih baik kau tidur bersama kami."

Eryk masih membeku di tempatnya.

"Stay with me, please?"

Tetap tidak ada jawaban.

Gaea menepuk keningnya.

Kenapa ucapannya terdengar begitu salah? Ia tidak bermaksud membuat Eryk berpikir bila ucapannya dewasa hanya mau pria itu tetap bersamanya hingga besok.

Eryk juga membatu syok membuatnya semakin malu akan ucapannya.

"Eryk?" Gaea memanggil pelan.

Masih syok.

"Eryk!" seru Gaea emosi.

Eryk mengerjapkan matanya, tersadar juga akhirnya, "Apa? Apa yang terjadi?"

"Uh ...," Gaea bingung harus menjawab apa, mana mungkin ia mengulangi ajakan tadi. Memalukan!

"Oh!" Eryk nampaknya ingat dengan penawaran Gaea tadi, matanya melirik Gaea dari atas sampai bawah begitu intens hingga membuat wanita itu menggaruk lengan gugup. Bibirnya seketika menyeringai kecil, "tentu aku tidak keberatan Gaea."

Hati Gaea serasa seperti mau meloncat dari tubuhnya mendengar ucapan Eryk, namun detik berikutnya tubuhnya terkurung di antara dinding lift dan kedua tangan Eryk berada di sisi kepalanya.

Seringai Eryk melebar melihat ekspresi wajah Gaea yang merona merah, puas memandangi, mendekatkan bibirnya di telinga wanita itu, membisikan kata-kata menggoda di sana, "Aku harap kau ingat bahwa aku tidur tidak mengenakan atasan."

Kini giliran Gaea yang syok, lupa akan kebiasaan Eryk yang satu itu.

Sebelum sempat menjawab, pintu lift terbuka, Eryk membebaskan Gaea dari kurungan tangannya, kemudian berjalan keluar dari lift, berhenti di sana sambil melempar-lempar kunci di tangannya yang tadi diambilnya dari tangan Gaea, "Ayolah. Gaea Silva, jangan buat aku menunggu."

Gaea meneguk ludahnya dengan susah payah, bahkan suara saat Eryk memanggil namanya begitu seksi di telinganya seakan sebuah rayuan untuknya. Ia mengambil napas dalam barulah keluar dari lift, mengikuti Eryk dari belakang.

Eryk membuka kunci kamar mereka, lalu masuk dalam dan menyalakan lampu kamar.

Gaea berdiri sesaat, sebelum masuk juga ke dalam. Ketika masuk, matanya langsung tertuju pada ranjang kamar tidur dan ketakutannya terjadi mengetahui ranjang tidurnya ada satu.

"Aku akan menikmati ini," kata Eryk menggoda.

Pipi Gaea merona merah, otomatis kepalanya berpikir yang tidak-tidak, "Kau ini! Kau tidur di sofa!" serunya malu, "dan pakai bajumu dasar kau ini lelaki mesum!" lanjutnya melihat Eryk melepas jaket hitamnya.

Eryk memutar bola matanya, tidak mengindahkan perintah Gaea melanjutkan melepas kaus abu-abunya, pakaian terakhir yang melekat di tubuhnya.

"Eryk!" seru Gaea.

"Kau bisa tenang tidak?" tanya Eryk lelah mendengar teriakan Gaea, memang takkan terdengar oleh orang lain hanya saja suara wanita itu sekarang menyebalkan, "Gaea, kau bertingkah seakan kau wanita perawan."

Gaea tertunduk malu mendengarnya yang membuat Eryk melebarkan matanya.

"Jangan bilang padaku kau masih peraw—"

"Aku tidak!" Gaea memotong cepat, pipinya merona lagi.

"Lalu apa masalahnya?" tanya Eryk santai, "aku akan tidur di sofa sesuai permintaanmu Gaea. Aku bukanlah lelaki yang memaksa wanita."

"Um."

"Gaea," panggil Eryk dingin.

"Baiklah, baiklah," kata Gaea.

Eryk sesungguhnya ingin mengenakan celana pendeknya, namun diurungkan niatnya melihat Gaea melirik malu-malu ke arahnya. Ia berjalan ke sofa dan menyalakan penghangat ruangan.

Gaea melihat Eryk sedang menggerakan tubuhnya mencari tempat yang nyaman merasa kasihan.

Sofa itu sempit, Eryk pasti sudah biasa dengan kelembutan ranjang besarnya.

"Kau bisa tidur di sampingku kalau mau," Gaea menyarankan malu-malu.

Eryk yang akhirnya menemukan bagian yang nyaman di sofa berkata kalem, "Kau yakin?"

Gaea mengangguk.

Mereka hanya tidur bersampingan, takkan terjadi sesuatu yang tidak-tidak, 'kan ...?

***

Gaea bolak-balik di kamar mandi, gugup akan tidur dengan Eryk untuk pertama kalinya, yang sewaktu di pesta tidak dihitung dikarenakan tidak sadar. Ia sudah membawa dua baju tidur dengan model yang berbeda. Yang satu tertutup sementara yang satunya lagi lebih terbuka yang biasanya dipakai, tank top dan celana berbahan kain nilon pendek.

Gaea bingung mana yang harus dipakainya, tidak mau membuat Eryk berpikir yang tidak-tidak dengan pakaian terbukanya, tapi pakaian tersebut lebih membuatnya nyaman.

Ingatan menonton film di ruang teater Eryk kembali terlintas di kepalanya.

Gaea baru menyadari bahwa tank top yang dibawanya adalah tank top yang dipakainya sewaktu mereka nonton di film, celananya pun sama! Bila ia memakainya Eryk pasti mengejeknya, parahnya kejadian yang sama bisa terulang kembali. Ia tidak mau!

Kembali keluar juga percuma.

Jadi Gaea terpaksa memakai pakaian tidur tertutupnya, lalu keluar dari kamar mandi.

Eryk sudah berbaring di ranjang dengan mata yang tertutup.

Gaea menaikan alisnya.

Eryk di luar dugaan bukanlah orang yang suka tidur larut.

Gaea mengambil remot pendingin, menaikan suhunya agar tidak panas mengingat memakai pakaian tertutup berbahan katun, kemudian berbaring di samping Eryk, mengembuskan napasnya, dan tak lama degup jantungnya berdebar cepat.

Padahal Eryk membelakangi dirinya kenapa jantungnya tetap berdebar-debar? Efek Eryk memang luar biasa.

Gaea meletakan bantal guling di antara mereka sebagai pembatas, berjaga-jaga bila Eryk suka bergerak bahkan memeluk seperti halnya Rainer, ia mau menyelamatkan diri dan hatinya.

Hening kembali ....

Gaea tidak bisa tidur, menggerakan tubuhnya ke sana kemari mencari bagian yang nyaman, hingga akhirnya memiringkan tubuh ke arah Eryk memperhatikan punggung pria itu.

Luar biasa.

Gaea baru menyadari bahwa bahu Eryk lebar dengan garis tulang punggung yang tercetak jelas menjorok ke dalam, tangan yang keluar dari selimut pun tak luput diperhatikan, agak kekar membuktikan bahwa Eryk memanglah suka berolahraga. Ada tato bergambar pistol di lengannya juga, dan anehnya ia menyukai tato tersebut.

Tiba-tiba Eryk bergerak, mengerang pelan sambil mengubah posisi tidurnya—saling berhadapan dengan Gaea sekarang.

'Oh. My. God.'

Gaea menjadi was-was apakah Eryk akan bangun atau tidak, namun mata Eryk yang tetap tertutup mengindikasikan bahwa pria itu hanya ngelindur sebentar.

Gaea tidak bermaksud menatap Eryk seperti orang aneh begini, ia kesulitan tidur dan posisi Eryk menghadapnya memaksanya memandang wajah Eryk yang sedang tertidur.

Eryk juga melakukan yang sama dengannya sehabis pesta jadi ini takkan berlebihan, 'kan?

Wajah Eryk terlihat polos sekali, hidung yang mancung, alis yang tebal, bulu matanya juga panjang dan yang terpenting dari segalanya bibir bawah Eryk yang terbelah menambah daya tarik tersendiri.

Gaea tidak percaya pernah merasakan bibir Eryk, dan anehnya sekarang jadi mau—

"Mesum."

"Eh?"

"Kau mengejek aku mesum, lihat kau sendiri sedang memperhatikan aku."

"Apa?"

Eryk membuka matanya yang terpancarkan kejahilan, "Berhenti memandang orang tidur. Tahukah kau itu tidak sopan?"

Gaea syok mendengarnya, mengira Eryk tidur rupanya belum.

"Dan bersihkan air liur yang menetes di bibirmu," kata Eryk diiringi tawa kecil.

"Sungguh!?" Gaea segera membasuh bibirnya menggunakan bajunya, dan merasa dibodohi mendapatkan tidak ada air liur yang dimaksud Eryk, "kau!"

Eryk tertawa renyah melihatnya, "Aku tidak percaya tipuan murahan itu bekerja padamu Gaea. Oh, perutku sakit, hahaha ...."

"Hey!" Gaea sekarang marah sekali.

Eryk berdeham agar menghentikan tawanya, mengambil tangan Gaea dan berkata lembut, "Jangan marah, aku hanya bergurau, niatku membuat kenangan yang indah bersamamu kok."

Amarah Gaea menurun drastis, "Eryk ...."