โ๏ธโ๏ธโ๏ธ
Masa remaja di mana masa yang paling indah bagi mereka terutama yang duduk di bangku SMA, karena di masa remaja banyak hal baik atau buruk yang bisa dipetik ,tapi di sini lah gue seorang anak remaja yang berandalan sukanya berantem terus dan bagi gue gak ada rasa kebahagian kecuali rasa kebencian dan kepuasan untuk menjadi lebih kuat.
Bersinar, bersinar, bersinar itulah prinsip dari gue anak berandalan yang suka berantem terus di sekolah. Tak heran nama gue tenar di kalangan anak muda terutama para gadis yang mengidamankan gue, dengan wajah yang tampan dan hidung yang mancung banyak gadis yang tertarik sama gue walau rambut gondrong dan semeraut pakaian.
Berawal dari pertama masuk sekolah SMA banyak para gadis suka sama akan ketampanan gue. Tapi dari ketampanan gue belum punya pacar karena yang gue pikir terus adalah ingin menjadi yang terkuat di SMA dan ingin menguasai sekolah.
Orang biasanya memanggil gue si Riko raja berandalan kalau nama aslinya Riko Bastian dengan julukan raja berandalan gue sering berantem sama satu teman sekolah sampai kakak kelas juga di ajak berantem karena yang gue mau menjadi yang terkuat di sekolah bisa di bilang ingin menjadi leader SMA.
"Gue Riko, denger lu pada semua di sini siapa yang tidak ingin menjadi bawahan gue maka lawan gue satu lawan satu atau lu pada semua maju sini lawan gue".
"Siapa aja yang menentang? gue singkirkan karena lu semua para pengecut!,hahaha. Ucap Riko dengan kesongonan dia.
Tapi di balik itu semua ada rasa hati ku benci yang namanya cinta.
Sering kali para gurunya menasehati untuk berubah biar Riko tidak terjerumus dalam rasa kebencian dan kegelapan..
Tapi sayang karena dengan ego yang tinggi Riko tak berubah malah menjadi lebih parah lagi, di sisi kebencian dia ternyata ada juga teman yang ingin selalu di sampingnya walau sama berandalan. Teman Riko selalu membantu dia dalan kondisi gimanapun karena mereka ingin menguasai sekolah.
Tapi!, di balik ke nakalan. Mereka gak pernah bolos ataupun melawan guru kecuali kalau guru itu udah gak nyenangin hati lagi, dengan rasa angkuh mereka sepulang sekolah langsung pergi ke tempat bascamp mereka.
Dimana bascamp mereka dekat kantin sekolah sebelahan dengan gudang yang tak terpakai. Perkumpulan mereka hari ini berencana untuk melawan kakak kelas.
Hari ini menyusun rencana untuk melawan anak kelas 12.
"Gimana ni Rik?., kita udah menaklukkan anak kelas 10 dan 11. Sekarang kita cuman nunggu rencanamu untuk menaklukkan anak kelas 12, mereka bisa di bilang kuat"..Ucap Kokom ke pada Riko.
Dimana mereka berkumpul dan berpikir menyusun rencana agar mereka bisa menaklukkan anak kelas 12 yang songong menurut mereka.
"Kalian tenang aja, gue udah nyusun rencana buat melawan mereka". Lu Andika, Wawan, sama Tio terus awasin gerak gerik mereka jangan sampai lengah!." Ucap Riko.
"Aaa, itu mah gampang Rik!." Jawab Tio.
"Lu pada semua siapin rombongan kita buat nyerang anak kelas 12, besok siang kita lawan mereka. Dan kalian yang gue suruh awasin mereka jangan sampai lengah!, ingat itu." Ucap Riko ke semua teman-temannya.
Sepulang Riko dari sekolah dan selesai menyusun rencana buat melawan kakak kelas besok, sampai di rumah ternyata ayah dan ibunya dapat kabar dari guru Riko bahwa ternyata Riko di keluarin dari sekolah tanpa sepengetahuan dia.
"Rikoo, darimana aja kamu udah jam segini baru pulang." Ucap ayahnya sambil membentak dia.
"Dari sekolah yah. " Jawab Riko.
"Riko, ini ibu mau nanya sama kamu apa benar kamu gak berubah masih aja sering berantem di sekolah?. Ucap ibunya bertanya kepada Riko.
"Gak lah bu!". Jawab Riko.
"Halahh gak usah kamu berbohong itu, ayah tau kamu masih aja sering berantem!. Tadi barusan guru kamu datang ke rumah dan bilang kamu gak berubah masih sering berantem." Jawab ayah Riko dengan melototin Riko dengan tegas.
Dengan kesal di dalam hati Riko membuat perasaan menjadi marah dan benci sama gurunya.
"Hisss!, kurang ajar pak guru! .gumam dalam hati Riko yang marah sama gurunya
"Coba lah dengerin nasehat ayah sama ibu jangan lah sering berantem terus!. Ibu sama ayah gak mau kenapa-kenapa, kami tu sayang sama kamu." Ucap ibunya dengan pelan menasehati Riko.
Tapi karena kekesalan Riko terhadap gurunya membuat dia marah dan benci kian bertambah.
"Kalian gak mengerti gimana perasaan aku!. Gimana di acuhkan sama orang tua, seperti itulah kalian yang terlalu sibuk dengan pekerjaan."Ucap Riko terhadap ayah dan ibunya.
"Ibu sama ayahmu kerja itu buat kamu supaya apa yang kamu inginkan bisa kami wujudkan." Jawab ibunya.
"Gak kalian gak sayang sama aku! ".sambil menangis Riko.
Tersedu air mata Riko pun menetes berjatuhan ke lantai tak tahan Riko menahan kesedihan yang dia timpah sekarang.
****
"Kamu udah mulai kurang ajar sama orang tua".Jawab ayahnya.
"Udah lah yah!, iya maaf ibu sama ayah ya Riko! gini aja ayah sama ibu udah berencana buat pindah dari sini kita pindah ke pedesaan dan mencari sekolah baru buat Riko. Tapi janji ya!, Riko gak bakal berkelahi lagi?."Jawab ibu sambil mengelus badan Riko yang sedang menangis.
"Apaaa. Pindah bu?. Gak, Riko gak mau pindah Riko mau di sini aja besok Riko akan menghadap sama dewan guru supaya Riko gak di keluarin dan Riko akan cari pak guru siapa yang berani keluarin Riko tanpa sepengetahuan Riko." Ucap Riko.
"Pokoknya kamu akan pindah sekolahnya, jangan ngelawan sama ayah dan ibumu!. Jawab ayah dengan tegas.
Perasaan hati Riko yang tak kunjung damai membuat dia menuai rasa dendam terhadap guru dia dan kebencian dia pun kian bertambah.
"Gak mau, Riko tetap mau di sini!. " Ucap Riko dengan rasa benci sama guru yang keluarin dia dari sekolah.
"Rikooo, kamu harus pindah jangan melawan",Jawab ayah Riko yang amat marah sama cara bicara Riko.
Badai kebencian di hati Riko kian bertambah tak bisa di bendung di tambah lagi Riko seakan-akan di tampar sama ayahnya.
"Kenapa, ayah marah sama Riko mau nampar?. Nah, tampar aja Riko berarti ayah benaran gak sayang sama Riko?
"Udaahhh, udahhh.. Besok kita pindah Riko dengerin kata ibu sama ayah. Siapin barang-barangmu buat besok Riko!."Jawab ibu melerai pertikaian ini.
Seusai selesai ayah ibu Riko menasehati dia. Riko langsung masuk kamar tak keluar dari kamar sampai jam terus berdetik menunjukan hari sudah kian akan malam.
Duduk di depan jendela kamar Riko menatap bulan dan melamun akan kenapa cobaan ini begitu berat, air pipih terus membasahi pipih Riko yang halus dan putih. Ibu memanggil Riko menyuruh dia makan malam tapi Riko tak kunjung keluar.
Ibunya terus menghampiri kamar Riko, "Riko ayo makan nak, ibu udah masakin kesukaan mu",ucap ibunya membujuk Riko.
Tapi karena Riko gak mau tampak rasa sedih, akhirnya dia keluar dan pergi ke meja makan..
Di atas meja makan terdapat menu makanan kesukaan Riko, sambil makan ayah ibunya Riko berbicara kepada Riko..
"Besok pagi kamu jangan bangun kesiangan",ucap kata ayahnya.
"Iyaa nanti selesai kita makan ibu bantuin Riko buat beres-beres barangnya?"
"Iya.. ayah, ibu!. Jawab Riko yang tak semangat"
"Lah kok gak semangat ibu perhatiin, seharusnya Riko harus semangat besok kan kita pindah ayah sama ibu gak bakalan sibuk lagi kayak dulu!.
Seusai makan malam Riko langsung pergi ke kamar dan menutup pintu kamarnya dengan rasa keluh kesah.
"Ayah!, kayaknya terpaksa gitu Riko?",Ucap ibu kepada ayah.
"Biarin aja, nanti dia akan terbiasa tinggal di sana dan sekolah baru. Yaa, mudah-mudahan aja dia bisa berubah kalau udah pindah sekolah nanti gak berantem lagi!."Jawab ayah.
Akhirnya hari sudah mulai larut malam ayah ibunya tidur, Tapi Riko belum terasa ngantuk sedikit pun. Dia masih aja berkeluh kesah soal pindah besok di mana bertepatan mereka mau ngelawan anak kelas 12. Detik jam terus berjalan mata Riko tak terasa mulai berat dan tak di sadari Riko pun tertidur..
Tiap tetes hujan pasti ada hikmahnya begitupulah dengan makna kehidupan di dunia ini, angin sejuk berhembusan meniup tiap helai dedaunan yang kokoh begitulah hati yang kosong akan tersentuh kebahagiaan dengan kita tau apa makna kehidupan.
๐ฐ๐ฐ๐ฐ
Hembusan angin pantai yang menyejukan hamparan pasir putih dan indahnya ombak laut memberikan lantunan kebahagiaan di makna kehidupan terdapat arti rasa pahit dan manis kehidupan di dalam makna kehidupan harus di iringin dengan doa dan usaha untuk semangat dalam menghadapi lantunan kehidupan.
*-----*
Tak terasa malam usai selesai selepas Riko tertidur pulas perasaan hati dia yang tak kunjung reda rasa kekecewaan dan kebencian yang sudah terlarut dalam kegelapan.
Jam menunjukkan pukul 06.00 hari pun sudah mulai pagi Riko bangun dari kamarnya langsung mandi membersihkan tubuhnya, ayah ibu Riko masih tertidur yang mana Riko berencana pergi ke sekolahnya dan menghampiri guru yang sudah mengeluarkan dia.
Seusai Riko mandi langsung memakai seragam sekolah seperti biasanya, dia langsung berangkat menuju sekolah yang mana tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya.
Embun pagi menyejukan suasana dimana Riko berangkat sekolah pagi sekali yang mana dia pertama sampai di sekolah, Sampai di sekolah dia langsung duduk di depan pintu ruang guru untuk menunggu guru siapa yang sudah mengeluarkan dia tanpa sepengetahuannya.
"Awas aja nanti, guru yang mana udah ngeluarin gue?." Gumam di hati Riko.
Menunggu sambil melihati jam tangannya menunjukkan pukul 07.00 siswa sudah mulai banyak berdatangan banyak yang heran melihat Riko yang sudah datang lebih awal ke sekolah dan duduk di depan kantor guru.
"Apa lu pada semua melototin gue, berani amah gue ngajak berantem?.aahhh.. "Ucap Riko sambil marah."
Temen satu sekolahnya langsung merubah arah pandangan mereka saat Riko bicara dengan lantunan kasar. Dia masih menunggu guru yang datang dan akhirnya guru satu persatu sudah mulai berdatangan menuju ke kantor.
"Akhirnya udah datang para guru, gue udah lama nunggu baru datang! "...Ucap Riko bicara.
Selepas para guru datang Riko pun masuk ke dalam kantor untuk memintak penjelasan dari para guru. Dia masuk membuka pintu kantor yang mana guru sudah banyak datang.
"Permisi maaf ganggu waktu bapak ibu guru! ."Ucap Riko berbicara dengan alunan lemah lembut dan sopan."
"Iyaa, kenapa Riko ada keperluan apa datang ke kantor pagi-pagi?." Jawab bu Sika yang mana guru baik dan ramah.
Tapi sebagian guru banyak yang heran ada keperluan apa datang yang mana padahal Riko sudah di keluarin dari sekolah.
"Saya mau nanya bu?, kenapa saya di keluarin dari sekolah tanpa sepengetahuan saya bu?. "Ucap Riko dengan heran.
"Ohh gini Riko! kami dari rapat dadakan dewan guru kemarin bahwasanya kebanyakan dari dewan guru dan temanmu juga banyak yang mengeluh karena kamu tak kunjung berubah yang selalu berkelahi gak mikir lagi siapa aja yang kamu hajar sampai babak belur. Jadi kami harap dengan keputusan ini kamu bisa berubah supaya kamu mengerti apa yang mana baik dan buruk..."Jawab bu Sika.
Dari penjelasan dari ibu Sika yang di sampaikan ke pada Riko membuat hati dia meluap marah, di samping itu ayah dan ibunya bangun dari tidur dan memanggil Riko yang mana ternyata dia sudah tak di kamar lagi.
"Ayaah!. Riko gak ada di kamar?. Ucap ibunya dengan panik.
"Apaa Riko gak ada di kamar?, kemana anak itu pergi!, apa dia kabur gak mau pergi."Jawab ayah.
"Gak mungkin yah?. Riko gak bakal mengingkari janji apalagi sama kita!. Apa jangan-jangan dia pergi ke sekolah untuk mencari guru yang sudah keluarin dia."Jawab ibunya.
"Mungkin juga bu?. Wahh, ini gawat ntar dia hajar pula gurunya!. Ayoo bu, kita siap-siap kita ke sekolah menyusul anak itu bisa berabe masalahnya kalau di biarin. "Jawab ayah.
"Iyaa yah!, cepat-cepat kita ke sana."Jawab ibu dengan panik.
Di sisi lain dimana emosi Riko sudah mulai timbul rasa kebencian dia pun menjawab dari perkataan ibu Sika.
"Iyaa gue ngerti apa ibu bicarakan tapi kan bisa lah di omongin ke gue pak bu guru sekalian, gue ni ngerasa gak di hargai sebagai siswa di sekolah ini kalau kayak gini?. " Ucap Riko menjawab perkataan ibu Sika dengan lantunan kasar dan luapan emosinya.
"Heii mulut tu jaga dasar kamu anak tak tau diri!. Masih untung kamu gak di jobloskan ke penjara sudah banyak wali murid yang melapor ke kami yang mengeluhkan akan sikap dan perilaku kamu terhadap anak mereka."Jawab pungkam pak Sosmed.
"Ohhh jadi bapak yang mengusulkan gue di keluarin dari sekolah?. Bapak mau cari gara-gara sama gue, lu jangan sok jagoan dasar lu pengecut." jawab Riko dengan kasar dan marah menghampiri bapak Sosmed dengan mengepalkan tinjunya.
Selepas itu ayah dan ibu Riko akhirnya tiba di sekolah dan ternyata mereka melihat Riko yang ingin menghajar bapak Sosmed yang sedang di erai sama guru lain.
"Sudah cukup Riko!, kamu kemarin sudah kami nasehatin sekarang malah mau ngajak gurumu berantem susah bener nasehatin kamu Riko." Ucap ayah Riko dengan pungkam dan tegas terhadap Riko.
"Iyaa nak.. Sudah,sudahh gak usah lah cari masalah lagi sekarang kamu itu dengar lah apa kata ayah dan ibu." .Ucap ibu Riko sambil menangis melihat tingkah Riko.
Karena di saat Riko marah dia gak tega melihat ibu tersayangnya menangis di hadapannya, akhirnya dia pun berhenti tak lagi menghampiri pak Sosmed dengan rasa marahnya.
Dari sana lah Riko langsung mintak maaf sama ayah dan ibunya dan langsung keluar dari sekolah menuju mobil orang tuanya.
"Maaf ya bapak ibu sekalian atas ketidak sopanan sikap dan perilaku Riko tadi dan selama ini, kami sebagai orang tua akan berusaha menasehati dan memperhatikan Riko."Ucap ayah Riko ke pada bapak ibu guru di ruang guru.
"Iya pak, maklum aja bisa jadi dia mungkin ada perasaan yang gak nyenangin di hatinya, jadi nantinya kemungkinan Riko akan berubah dengan keputusan kami dari para guru." Jawab ibu Sika ke pada ayah Riko.
"Maaf sekali lagi ya bapak ibu guru!. kalau gitu kami pergi dulu." Ayah Riko sambil bicara memintak maaf ke pada para guru.
"Oh, iya pak!. Jawab ibu Sika.
Dengan rasa malu akan sikap Riko ke pada para guru tadi ayah dan ibunya langsung menuju ke mobil mereka.
Hati yang masih meluap marah dia pun tak menampakan ke depan muka ayah dan ibunya yang mana ibunya masih aja menangis karena akan sikap Riko tadi.
Mobilpun di hidupkan langsung menuju ke rumah di dalam mobil ayah dan ibunya Riko gak bicara sama Riko, sesampainya ke rumah mereka akhirnya menyiapkan barang-barang yang akan di bawah.
Seusai barang sudah di siapkan ayah dan ibunya bicara dengan Riko lemah lembut karena mereka tau kalau dilakukan tadi pagi itu untuk melepaskan ruap rasa kebenciannya saja.
"Sudah siapkan Riko?. Ucap ayah dan ibunya Riko dengan lembut lembut.
"Sudah ayah, ibu!. Jawab Riko dengan heran akan sikap ayah dan ibunya lemah lembut.
Seusai disiapkan barang mereka akhirnya berangkat pergi menuju ke pedesaan yang di sudah direncanakan....
The next
Singkat cerita saya sebagai penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dari segi tulisan maupun cerita saya harap teman teman bisa memberikan masukan berupa kritik dan sarannya
Inshaallah saya akan memprbaikinya lagi
By
BERLY_YET
FOLLOW JUGA
IG@berlyendriyovi
Tweeter@BerlyYet
๐๐๐