"Kasian lho, lengan suaminya kalau di biarkan seperti itu, kan." Tegur dokter yang menyadarkan Alifah atas tindakannya yang menyakiti istrinya.
"Maaf." Cicit Alifah merasa bersalah.
"Tidak apa-apa. Kita impaskan? Bukan hanya kamu lho, yang merasakan sakit. Saya juga merasakan apa yang kamu rasa, dan mungkin saja jauh lebih sakit dari apa yang kamu rasakan." Kata Alif yang tidak merasa keberatan jika dia tersakit oleh tindakan istrinya yang tidak di sadari Alifah. Dia rela jika Alifah membagi rasa sakitnya padanya, atau kalau bisa dia saja yang merasakan sakitnya, Alifah tidak usah merasakan sakit.
Alifah mengarahnya matanya pada lengan Alif atau lebih tepatnya melihat hasil ulah tangannya yang nakal. Dan dia meringis sendiri saat melihat ada setitik darah yang dari sana bekas tadi kukunya tertancap.
"Apa bekas suntikannya masih sakit?" Alifah mengangguk dan meraba bekas suntikannya tadi.