Chapter 19 - BAB 19

Telah tersulam malam dengan beberapa cengkrama pemuda yang hendak merangkai masa depan. Terselit dari setiap kata yang terucap suatu ketulusan akan ingin menjadi sosok yang sempurana dalam melengkapi khidmat hidup di dunia ini. Bidadariku, akupun menyampaikan apa yang ada untuk persiapan dalam melengkapi iman dan agamaku. Dan itu semua hanya akan bisa terlengkapi dengan adanya dirimu membersamaiku suatu saat nanti. Kini, mungkin masih hanya menjadi suatu pembahasan tabu yang belum menemui titik temu. Namun, aku percaya jika memang takdirku adalah untuk melengkapi ketidaklengkapan dirimu maka itu pastinya akan terjadi. Bidadariku, ini bukanlah maksud untuk diriku ingin mendahului kuasa sang maha pencipta yang telah memberikan kita rasa cinta kepada kita. Tapi, setahuku inilah rasa yang tertitip dan harus terjaga sampai kebenaran akan rasa ini terbukti di depan semua yang berbahagia menyambut kebersamaan kita nanti.

Bidadariku, aku mendapatkan pesan agar terus menyampaikan munanjat akan perasaan ini kepada sang maha kuasa. Agar sekiranya apa yang ada dihati kita berdua tersatukan. Akupun sempat merenungi segala apa yang terjadi dalam hidupku dan ternyata jawabannya sangatlah sederhana. Jawaban yang aku dapat adalah penyerahan sepenuhnya kepada sang maha pemeberi cinta ini, karena tanpa adanya penyerahan kepadanya. Maka, akan sangat sulit akan tibanya pemberian itu. Bidadariku, ketahuilah segala apa yang ada di hati, pikiran maupun yang terbahasa dari bibir semuanya telah tercatat sebagai permohonan yang saat ini mungkin dipertimbangkan oleh_Nya. Dan harapanku masih sama, aku masih berharap bisa bersamanu atas izin_Nya. Bidadariku, sekarang sudah dua bulan semuanya berjalan. Dan aku ingin menjadikan dirimu kepastian. Dirimupun telah aku beritahukan tentang kesungguhan rasa ini. Maka, untuk semua itu akan bisa terlihat ketika nanti aku sudah menjadi yang benar untukmu. Dan dirimu menjadi yang benar untukku bidadariku.

Dimalam yang cukup sunyi ini. Tidak ada satu hal yang paling mencerahkan hati. Kecuali kita berdua bertegur sapa lewat alunan doa yang disampaikan oleh kehangatan angin bidadariku. Biar semuanya tersampaikan hingga kesendi-sendi kesyukuran yang penuh pengharapan bersama mencapai cita-cita mulia untuk kita saling melengkapi. Baiklah bidadariku, aku ingin bilang bahwa kamulah yang memang aku selalu curhatkan kepada sang maha pencipta untuk membersamaiku suatu hari nanti.