Di ruang kerja Sheren....
Di mana tempat Hanny dan Fanny sedang duduk diam dengan kesibukannya masing-masing.
Disaat Hanny masih sibuk mempelajari setiap materi yang diberikan oleh Sheren. Fanny lebih fokus dengan sehelai tissue yang ada di tangannya dengan kondisi yang sudah hampir tidak bisa diselamatkan.
"Astaga! Kenapa dua nomor di belakangnya tidak bisa terbaca!" protes Fanny kesal sambil dia menerka-nerka berapa angka yang tidak jelas itu.
"Kira-kira angka berapa ini? Mana mungkin aku harus mencoba hingga seratus kali untuk memastikannya! Hhh…" ucap Fanny tampak putus asa dan lelah karena tidak bisa menemukan jalan keluarnya.
Dia menjadi pasrah dan membayangkan wajah Alex yang tidak akan bisa ia temui lagi. Saking putus-asanya , Fanny membuat wajahnya bersandar pada permukaan meja.
"Semua usahaku menjadi sia-sia, aku tidak bisa mencarikan kekasih untuk Kak Hanny," ucap Fanny dengan wajah sedih.