Chereads / Sandaran jiwaku / Chapter 61 - Dingin

Chapter 61 - Dingin

Ravael mengakhiri telepon seluler tersebut secara sepihak, dan langsung menghapus log panggilan yang telah dilakukannya.

Ravael menyerahkan ponsel Leo, dengan ekspresi yang tidak bersahabat, seakan siap menerkam mangsanya.

Iksan dan Leo tiba-tiba merasakan suasana yang sangat dingin, seperti sedang berada di Antartika, leo merasa bulu kuduknya berdiri semua seakan ada bahaya yang sedang mengancam hidupnya.

Iksan juga merasakan hal yang sama,

bukankah seharusnya tuan Ravael bahagia bisa berbicara dengan istrinya tercinta, tapi apa yang sebenarnya terjadi kenapa suasananya menjadi dingin seperti ini, batin Iksan.

akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai juga di depan perusahaan.

umumkan dalam 5 menit kita akan melakukan meeting, ucap Ravael dingin.

baik tuan ucap Iksan.

ada apa lagi ini Tuhan Yesus batin Iksan.

lalu Iksan menghubungi kepala cabang untuk mengumumkan bahwa akan ada meeting dalam waktu kurang dari 5 menit, semua harus sudah siap.

Ravael berjalan tanpa memperhatikan sapaan seluruh pegawai, dia berjalan menuju lift Iksan mengikuti di belakang Ravael.

setiap orang yang melihat Ravael dapat merasakan sensasi dingin yang luar biasa.

Ravael duduk di kursi pemimpin rapat, memperhatikan arloji mahal miliknya, beberapa karyawan sudah masuk ke ruang meeting dan duduk di kursi mereka masing-masing.

setelah lima menit ternyata masih ada beberapa karyawan yang telat masuk ke dalam ruangan meeting, dengan suara barinton miliknya Ravael berkata pecat setiap karyawan yang telat hari ini, tanpa memperdulikan keterkejutan setiap karyawan, karena ada beberapa kepala bagian yang terlambat.

sekarang cepat lakukan presentasi ucap Ravael dingin.

dengan gemetaran kepala bagian marketing berjalan menuju arah proyektor, dan memulai presentasi.

saat kepala bagian marketing, menjelaskan presentasinya, tiba-tiba Ravael menggebrak meja meeting dan dengan tatapan membunuh, apa hanya ini yang bisa kalian kerjakan, sudah berapa tahun kalian bekerja di perusahaan ini, apa gaji yang diberikan perusahaan ini, terlalu memanjakan kalian sehingga kalian semua menjadi malas bekerja, saya tidak mau tahu besok pagi saya sudah terima perbaikan semua laporan kalian.

jika tidak maka kalian akan menanggung akibatnya sendiri, paham bentak Ravael.

paham pak, ucap seluruh dewan direksi yang hadir.

Ravael pergi meninggalkan ruangan meeting, hati dan pikirannya sedang sangat kacau dipenuhi oleh api cemburu yang sangat membara, dan aura yang mematikan.

handphone milik Iksan bergetar, Iksan melihat nama nyonya muda nya yang menelpon.

ya Iksan langsung mencharger handphone miliknya ketika sampai di kantor.

halo nyonya, ucap Iksan.

tidak usah panggil aku nyonya panggil karin saja seperti orang-orang memanggilku, ucap Karina.

saya tidak berani nyonya ucap Iksan.

terserah kau saja, oh ia mana Ravael, kenapa nomer handphone miliknya tidak bisa aku hubungi ucap Karina.

oh tunggu sebentar nyonya, biar saya berikan handphone saya kepada beliau, karena handphone tuan sedang lowbat, mungkin dia lupa untuk mengaktifkannya ucap Iksan.

ok saya tunggu, ucap Karina.

Iksan dibuat bingung, bukankah tadi tuanya menghubungi Karina menggunakan ponsel milik leo, supir mereka, dan perubahan sikap tuanya sangat drastis setelah melakukan panggilan telepon tersebut.

oh Tuhan ada apalagi ini, teriak Iksan.

maaf apa bapak baik-baik saja ucap salah satu karyawan yang berada satu lift dengan Iksan.

bukan urusan kamu, ucap Iksan berubah menjadi dingin.

karena memang Iksan adalah copy paste dari Ravael, Walaupun Ravael jauh lebih dingin dibandingkan dengan Iksan.

****

Iksan langsung masuk ke ruangan Ravael, ruangan yang memang disediakan untuknya jika dia berkunjung ke perusahaan itu. karena memang setiap perusahaan milik Ravael selalu ada ruangan khusus yang disediakan untuk dirinya, karena Ravael adalah orang yang sangat perfeksionis, tidak suka satu ruangan dengan orang lain.

mana sopan santun mu, langsung masuk tanpa ketuk pintu dahulu, ucap Ravael, tanpa melihat ke arah Iksan.

Lo kenapa sih, ucap Iksan,

bukan urusan Lo, keluar dari ruangan gue kalau tidak ada yang penting yang ingin dibicarakan ucap Ravael.

nih, Karina tadi menghubungi gue, katanya handphone Lo masih nggak aktif ucap Iksan.

oh, bilang saja gue lagi sibuk, ucap Ravael.

sesungguhnya dirinya sangat ingin mempertanyakan mengenai leo, kepada Karina istrinya, dan dia sangat rindu mendengar suara istrinya itu, tapi dia tahan, karena masih kesal.

dan Lo cari tahu tentang leo supir kita tadi semua tentang leo tidak ada yang boleh ketinggalan satu pun, gue tunggu satu jam lagi ucap Ravael.

baiklah ucap Iksan.

lalu bagaimana dengan Karina, ungkap Iksan.

bukan urusan Lo, gue akan menghubungi dia ucap Ravael.