"Zeta pulangnya lo mau bareng gue sekalian gak? " Tanya nina saat berjalan menuju gerbang sekolah bersama Zeta karena niken sudah pulang duluan+
"Gak deh lo duluan aja, gue nunggu bang jio jemput"
"Yaudah deh, gue tinggal ya, salam buat abang ganteng" Ucap nina dengan mengedipkan sebelah matanya
Zeta pun tertawa "iyaiya dasar centil, udah sana hati-hati ya"
Nina pun meninggalkan zeta....
Siswa-siswi SMA Nusa Bangsa masih berlalu lalang disekitar sekolah karena banyak yang mengikuti ekskul
Zeta berdiri sendiri di depan gerbang sekolah ia menatap genangan air di depannya sambil menunggu abangnya yang bernama Fazio
Tiba-tiba dari arah timur ada montor ninja merah yang berhenti di depan Zeta, ia sudah tau siapa pengendara montor tersebut
"Hai ta" Sapa seseorang cowok yang sudah melepaskan helmnya
Zeta tidak menjawab ia hanya menatap dan diam
"Gue kangen sama lo" Ucap cowok tersebut yang tak lain adalah juna dari SMA Tunas Bangsa dengan menatap mata cewek didepannya
"Mau apa lo kesini?" Tanya Zeta sarkas
"Tadi gue udah bilang, kalau gue kangen sama lo" Dengan berusaha memegang pergelangan tangan Zeta
Zeta pun menepisnya "gue udah bilang berkali-kali jangan temuin gue lagi"
"Ta gue tau lo masih sayang sama gue kan, gue juga, gue nyesel, gue juga udah minta maaf berkali-kali sama lo, gue harus gimana biar lo maafin gue"
"Maaf??" Jawab Zeta dengan senyum smirknya "gue gak butuh maaf dari lo"
"Gue janji gak akan ngulangin kesalahan yang sama"
"Gue juga udah gak butuh janji palsu yang lo bilang itu, pliss jangan ganggu hidup gue"
"Gue gak bakalan berhenti ganggu hidup lo sebelum kita kaya dulu lagi"
"In your dream...jun gue udah berusaha biar bisa jauh dari lo kaya apa yang lo minta, tapi kenapa sekarang lo gangguin guee"
"Gue nyesel, gue bener-bener nyesel" Ucap juna dengan menunjukkan raut wajah penyesalan yang malah membuat Zeta semakin muak
"Bugh" Satu bogeman mengenai pipi juna, ia pun tersungkur ke bawah
"Gue udah peringatan jangan pernah deketin adek gue lagi" Ucap Fazio atau joo mengepalkan tangannya yang tak lain adalah abang Zeta yang baru saja tiba dengan mobil jazz merahnya dan melihat juna menemui adiknya
"Bang jangan" Cegah Zeta dengan memegang tangan jio untuk mencegahnya agar tidak memukul juna lagi
"Cowok kaya dia harus dikasih pelajaran dek"
"Udah bang ayo pulang aja" Bujuk Zeta dengan berusaha menarik tangan abangnya
"Awas lo macem-macem sama adek gue lagi, gue abisin lo" Ancam jio
Jio dan Zeta pun masuk ke mobilnya dan melaju meninggalkan juna yang sudah berdiri dengan mengepalkan tangannya
Ini bukan pertama kalinya ia mendapatkan pukulan dari jio, juna tidak pernah melawan bukan karena ia takut tetapi ia masih menghargai karena jio adalah abangnya zeta, ia pun menaiki motornya dan bergegas pergi.
Dibalik pohon dekat gerbang sekolah ternyata ada seseorang yang melihat kejadian tadi tak lain adalah Satria, ia datang saat melihat jio memukul juna
"Jadi itu abangnya Zeta, ada urusan apa mereka sama anak Tunas Bangsa" Batin Satria
~Di dalam mobil~
"Dek kan udah abang bilangin jangan deket deket juna lagi"
"Dia tiba-tiba dateng, aku juga gak tau"
"Lain kali kalau dia nemuin kamu lagi kalau abang telat jemput kaya tadi kamu naik taksi atau pesen abang gojek aja deh"
"Makanya kalau abang telat jemput tuh bilang dong"
Jio pun mengacak rambut Zeta dengan gemas "iya adek abang yang cantik soalnya tadi ada kuliah tambahan mendadak, maaf ya"
"Ish abang.. Rambut aku berantakan nih"
"Masih tetep cantik kok"
Zeta pun tersenyum "oh ya bang dapet salam dari nina"
"Nina temen kamu yang cantik itu? "
"Emang ada temenku yang abang bilang jelek? "
"Hahaha.. Iyaiya bilangin ke nina waalaikumsalam"
Tak terasa mereka sudah sampai rumah.
Zeta pun turun dari mobil lebih dulu karena jio memarkirkan mobilnya di garasi
"Assalamu'alaikum bundahara cantik" Teriak Zeta setelah membuka pintu rumahnya melihat bundanya sedang menonton tv
"Waalaikumsalam,eh anak bunda udah pulang"
Zeta pun mencium tangan bundanya yang bernama hara
"iya bun, Zeta laper" Adu Zeta dengan memegang perutnya
"Yaudah ganti baju dulu sana, jangan lupa cuci tangan, bunda tadi udah masak sayur"
"Sayur terus sih bun, bosenn"
"Itu saran dari dokter kamu harus banyak makan sayur dan gak boleh makan sembarangan"
"Iyaiya, yaudah Zeta ke kamar dulu ya bun" Zeta pun berjalan menuju kamarnya yang berada di atas
"Bundahara cantikk" Teriak Jio dari luar
"Astaga, tadi adeknya yang teriakteriak sekarang abangnya, dulu bunda gak nyidam speaker deh kayaknya" Ucap bunda hara dengan heran
"Hehehe bunda nih makin hari makin cantik" Rayu jio dengan memeluk bundanya
"Kalau kaya gini pasti ada maunya, abang pengen apa?"
"Bunda suka suudzon nih, abang gak pengen apa-apa kok bun"
"Beneran?"
"Iya bun Astofirullohalajim gak percaya banget sama anak sendiri"
"Hahaha iyaiya, yaudah sana ganti baju trus makan"
"Siap bos" Dengan memberikan tanda hormat seperti hormat ke bendera
Jio pun berjalan ke kamarnya yang terletak disamping kamar Zeta, saat menaiki tangga ke 3 ia pun menoleh kebelakang
"bun ayah nanti pulang jam berapa? "
"Katanya ada rapat dadakan mungkin lebih malem, ada apa? "
"Gak ada apa-apa bun cuma tanya" Jio pun melanjutkan untuk menuju kekamar nya
Saat jio akan membuka pintu kamarnya ia melihat zeta keluar dari kamar dan sudah berganti pakaian
"Mau makan dek?" Tanya jio
Zeta pun menutup pintu kamarnya "iya bang,laper, tapi kurang selera makan" Ucap Zeta dengan cemberut
"Loh kenapa? "
"Bunda masak sayur terus, aku bosen bang disuruh makan pakek sayur terus"
Jio pun tersenyum "nurut aja dek ini kan demi kesehatan kamu"
"Iya sih tapi pasti sayur selalu ada,bosen"
Jio pun mengelus rambut zeta dengan sayang
"Kamu gak boleh gitu,nurut ya dek, inikan juga buat kesehatan kamu "
"Iya abang makasih ya" Zeta pun memeluk abangnya
"Yaudah sana makan terus jangan lupa obatnya diminum"
Zeta pun menganggukkan kepalanya dan turun untuk menuju ke meja makan
~Di tempat lain~
"Bro gue ada berita" Ucap Satria yang baru saja datang di warung tempat markas gengnya biasanya berkumpul yang sudah ada banyak orang tak lain adalah anggota dari geng yang diberi nama
"THE VICTOR"
Geng The Victor dibentuk 6 th lalu, dan masih ada sampai sekarang, setiap 3th sekali ketua geng The Victor selalu digantikan dengan angkatan 3 th mendatang.
"Paan? " Tanya Rio dengan memakan mie goreng favoritnya
"Gue tadi ngeliat abang nya Zeta mukulin si juna anak Tunas Bangsa"
"Serius lo?"dani pun terkejut
" Iya gue serius, gue tadi ngeliat sendiri kalau abangnya Zeta mukulin juna, trus ngancem juna"
"Ngancem apaan? " Rafka pun sejak dari tadi hanya mendengarkan mulai membuka suara
"Intinya si juna gak boleh nemuin Zeta lagi, tapi gue gak tau sih masalah mereka yang sebebernya"
"Biar jadi urusan mereka, kita gak perlu kepo ataupun ikut campur, kalian ngerti? " Peringatan Rafka
"Siap bos" Ucap Rio, Dani dan Satria bersama
Satu meja tersebut hanya ditempati Rafka, Dani, Rio, dan Satria sedangkan anggota The Victor yang lainnya menempati meja terpisah karena mereka sedang menikmati makanan mereka masing-masing, jika ada rapat dadakan mereka akan berkumpul menjadi satu
Ketua geng The Victor adalah Rafka, sejak ia kelas 10 sudah dipilih menjadi ketua oleh mantan ketua The Victor yang lalu, yang menjadi ketua The Victor artinya ia memiliki kelebihan tersendiri, anggota The Victor terdiri dari 50 orang, mereka yang menjadi anggota tidak sembarangan karena hanya siswa Nusa Bangsa tertentu saja yang dibolehkan menjadi anggota.