"hoammm.... akhirnya sampai rumah. Panda, kamu antar dia kepada tuan kita. Aku mengantuk sekali, jadi aku akan tidur sekarang" Kata koala yang langsung tidur lelap di dahan pohon. "dasar tukang tidur. Kehidupannya hanya dihabiskan untuk tidur dan makan. Kalau ada apa-apa selalu aku yang disuruh. Jika begini terus maka lemak-lemak tubuhku yang susah payah aku pelihara akan menghilang kemudian aku akan jadi kurus dan jelek. Argh... aku akan makan bambu yang banyak setelah ini" gerutu si panda sambil memandu serena untuk menemui tuan mereka. Serena terus memperhatikan kedua makhluk tersebut yang seolah-olah saling bicara. Meskipun serena tidak tau apa yang sebenarnya mereka katakan tapi serena dapat membayangkan dan mengira-ngira topik pembicaraan mereka. Serena juga merasakan bahwa si panda sedang kesal karena si koala. Kemudian Serena berjalan mengikuti panda sambil tersenyum geli, tak lama kemudian Serena melihat ada rumah kayu yang indah di atas pohon besar. "ehmm... permisi, panda yang imut itu rumah siapa?" sang putri mencoba bertanya kepada panda karena penasaran, "sekarang aku mulai gila. Aku berbicara kepada hewan dan itu seekor panda gemuk yang menggemaskan" ucap serena dalam hati. Jawaban yang didengar putri dari panda tersebut hanya raungan. "ini rumah tuan kami. dia adalah tuan yang sangat baik" Si panda menatap rumah pohon "ups... percuma juga aku berbicara kepadamu. kamu tidak akan mengerti ucapanku. Haaahhh..... ini sangat mengesalkan" si panda menepuk dahinya setelah melihat sang putri yang terlihat bingung karena tidak mengerti ucapannya. Si panda kemudian memanggil dan mencari tuannya "tuan.... tuan..... tuan...." kata panda.
Beberapa saat kemudian terdengar suara yang menyahuti suara panda, suara itu berasal dari arah kanan. Perlahan pepohonan diarah kanan bergoyang dan si panda berlari menuju ke arah suara itu berasal. Sang putri berpikir mungkin si panda itu memanggil temannya yang lain. Jika itu berasal dari pohon mungkin saja teman si panda adalah monyet atau kera. Kemudian muncul sosok pria tampan berambut hijau agak acak-acakan, mata lembayung senada dengan warna hutan, bertubuh gagah dan terlihat seperti seseorang yang terlatih, tinggi badan sekitar 186 cm, berat badan terlihat ideal, dadanya terlihat bidang, tangan dan kakinya sangat atletis. Kostum yang ia kenakan selaras dengan warna alam. ikat kepala, baju, celana dan ikat pinggang berwarna hijau tua dan warna coklat daun kering. Sang putri terkejut melihat lelaki tersebut muncul dari balik pepohonan dan dia terlihat sangat cocok dengan baju yang ia kenakan.
Lamunan sang putri terpecah ketika mendengar si panda meraung. "uaa... uaa..." kata panda kepada tuannya. Pria tersebut langsung memeluk panda sambil menirukan suara panda. Beberapa detik kemudian pria tersebut melihat sang putri lalu kembali meraung seperti bertanya kepada panda. Panda pun menyahutinya. Setelah mendengar cerita dari si panda pria itupun menghampiri sang putri. "hai aku dengar dari panda kalau kamu pingsan di hutan sebelah selatan dan ditolong oleh seekor panda dan seekor koala ya?" pria dan tersenyum ramah. "iya,"jawab putri singkat "oh ya, kenalkan aku olin. Aku menjaga hutan ini dan koala yang menolongmu adalah lala sedangkan panda tadi adalah ipan. Mereka adalah sahabat dan keluargaku di hutan ini" olin mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "aku putri Serena negri Thresen" Putri memperkenalkan diri dan menjabat tangan olin. "ok, Serena istirahatlah di rumah kayu itu aku akan mencarikan makanan untukmu. Kemudian aku akan pergi untuk membelikan beberapa pakaian untukmu" olin menyadari pasti sang putri kelaparan dan baju yang ia kenakan sudah lusuh dan robek. "ya. Terima kasih. Maaf aku merepotkanmu tuan olin" Kata sang putri. "tidak apa-apa," olin segera mencarikan makanan untuk sang putri.
Beberapa menit kemudian olin datang dan membawakan serena buah yang banyak. "hai, ini aku bawakan beberapa buah, buah ini baru di petik jadi tidak akan cepat membusuk. Jadi jika kamu lapar ambil saja buah ini. Aku akan pergi ke kota untuk membelikanmu beberapa baju dan berbelanja beberapa bahan makanan. Aku akan kembali dalam tiga hari, jadi kalau butuh apa-apa bicara sama ipan atau lala" olin berpesan sebelum pergi ke kota. "ehm.... aku tidak tau bagaimana bicara dengan mereka dan aku tidak mengerti bahasa mereka" Putri kebingungan "bicara saja sebisamu dan mereka akan mengerti" Teriak olin dari kejauhan sambil berlari. Kemudian ia melompat menunggang kuda yang berlari menuju ke arahnya. Pria itu kemudian hilang menembus hutan. Sang putri menunggu kedatangan olin di rumah kayu. Selama tiga hari sang putri berada tidak jauh dari rumah pohon. Sehari-hari sang putri hanya duduk di rumah pohon menunggu olin dan melihat koala dan panda sedang bermain. Kemudian malam harinya ia tidur dan terbangun saat tengah malam. Kejadian yang menimpahnya beberapa hari yang lalu menjadi mimpi buruk yang datang tiap malam. Serena merasa ketakutan dan menangis setiap dia terbangun karena mimpi mengenai kejadian yang menimpahnya. Kemudian setelah ia puas menangis, ia pergi keluar melihat langit dari rumah pohon untuk menenangkan diri. Si panda dan si koala datang untuk menghibur sang putri dengan membuat atraksi-atraksi lucu. Serena merasa terhibur dengan atraksi lucu mereka dan melupakan sejenak mengenai mimpi buruknya.
Tiga hari kemudian olin kembali ke hutan. Pintu gubuk kayu tiba-tiba terbuka "eh tuan olin, anda sudah datang?" serena tersenyum "iya, ini baju ganti untukmu. Pergilah ke sungai untuk mandi. Aku akan membuatkan makanan untukmu. Kamu pasti sudah bosan makan buah. Oh iya, jangan panggil aku tuan, panggil saja olin dan tidak usah terlalu formal anggap saja aku ini temanmu. Aku juga akan menganggap kamu adalah temanku. Jadi mulai sekarang kita berteman" Olin memberikan baju dan mempersiapkan barang-barang untuk memasak makanan sementara serena langsung menuju ke sungai.
Saat olin datang dan menyiapkan makanan, lala dan ipan datang dan mereka bercerita mengenai keadaan hutan selama tiga hari saat olin pergi. Mereka juga bercerita mengenai gadis yang bernama serena. Mereka menceritakan kepada olin bahwa gadis tersebut sering terbangun saat malam hari kemudian ia menangis. Mereka berdua mencoba menghiburnya untuk melupakan kesedihannya. "olin, seharusnya kamu tanyakan hal itu kepada serena secara langsung?" ucap lala dengan nada khawatir. "iya, kali ini aku setuju dengan lala. Aku harap kamu bisa membuatnya melupakan mimpi buruk yang datang setiap malam jika kamu memberikan dia solusi dan saran yang baik untuk masalah yang tengah ia alami. Aku merasa bahwa gadis itu memiliki masalah yang besar dan ia sulit untuk melupakan dan menjadi trauma untuknya" Ucap ipan sambil menata beberapa mangkok yang olin bawa. "olin, apakah kamu tidak ingin menolong gadis itu?" lala bertanya dengan olin yang dari tadi diam saat mereka berbicara. "entahlah ipan, lala. Aku tidak ingin mengusik dan mengungkit traumanya dengan memintanya untuk menceritakan masalahnya agar aku bisa memberikan saran yang baik untuknya. Aku akan menunggu saat ia siap untuk bercerita dan meminta bantuanku" ucap olin "terserah kamu sajalah. Aku hanya berharap agar gadis malang itu tidak berada di jalan yang salah karena trauma yang ia miliki. Kau tau olin, dia mengingatkan aku dengan diriku yang dulu. Ayah dan ibuku ditangkap oleh manusia dan aku berusaha untuk menyelamatkan mereka tapi tidak berhasil. Aku menggigit tangan pemburu itu dan pemburu itu melemparkanku ke dinding batu. Aku jatuh pingsan dan saat aku sadar orang tuaku dan pemburu itu tidak ada. Saat itu aku takut, sedih, marah dan mengutuk manusia. Aku bersumpah untuk membalas dendam dan menemukan kedua orang tuaku. Tapi kemudian kamu datang ke dalam hutan saat usiamu masih kecil. Aku menyerangmu karena kamu adalah manusia tapi kamu mencoba menahan seranganku. Berhari-hari aku menyerangmu dan kamu tidak pernah menyerangku. Suatu hari aku sakit dan kamu datang untuk menolongku. Saat itu aku merasa bahwa kamu adalah satu-satunya manusia yang dapat aku percaya. Kita berteman baik saat aku sudah sembuh dari sakitku. Aku harap kamu bisa menolong gadis itu sebelum gadis itu mengutuk semua orang seperti yang aku lakukan dan melakukan kesalahan yang pernah aku lakukan" ucap ipan dengan wajah khawatir. Olin memeluk ipan dengan lembut "tenang saja, kita tidak tau masalah apa yang tengah ia hadapi. Jadi kita harus memberikan dia waktu. Manusia memiliki perasaan yang kompleks jadi kita tidak bisa mengambil langkah yang salah" olin memberikan pengertian kepada ipan. Ipan setuju dengan ucapan olin dan mempercayai olin untuk mengurus masalah gadis tersebut.
"Waaoooow...." serena merasa kagum melihat sungai yang akan menjadi tempat ia mandi merupakan sungai dengan air terjun yang sangat menawan. Air terjun mengalir begitu deras di dinding batu. Kemudian air muara mengalir membentuk air terjun kecil. Muara pertama terlihat ada batu besar yang cukup untuk menutupi serena saat mandi. Serena segera masuk ke muara untuk mandi. Saat kaki serena menyentuh air, "wah... airnya begitu sejuk sekali. Sepertinya aku akan berendam agak lama"
Beberapa menit kemudian serena masih belum juga kembali ke rumah kayu. "kenapa serena belum kembali?" olin bergegas mencari serena. Saat olin menyusuri sungai ia tidak melihat serena, lalu olin mencari serena di muara sungai "Serena....." olin berteriak memanggil. Serena memunculkan kepalanya dibalik batu besar "aku disini, sebentar lagi aku selesai". "baiklah, jangan terlalu lama. Makanannya nanti jadi dingin" Olin merasa lega karena ternyata serena tidak tersesat dan terlihat baik-baik saja. Olin segera kembali ke rumah kayu.
Tidak lama kemudian serena datang menyusul olin. "mana makananku?" serena berjalan mendekati olin. Tanpa berbalik olin segera mengambil piring bambu dan mangkok batok kelapa untuk diberikan ke serena. "ini..."suara olin terhenti saat olin berbalik untuk memberikan piring dan mangkok kepada serena, olin tiba-tiba terpesona melihat serena terlihat begitu menawan setelah ia mandi dan baju yang ia kenakan sangat cocok. "wah..... apa ini? Kelihatannya enak...." suara serena menyadarkan olin. " sayur rebung, nasi dan ikan tongkol. Jangan berharap untuk mendapat makanan itu lagi karena aku harus pergi ke kota untuk membeli beras dan ikan" Kata olin sambil mengambil makanan. "hehehe... iya" Serena tersenyum manis malam itu. Serena duduk di tengah antara ipan dan lala. "sepertinya kamu sudah berteman baik dengan mereka?" olin tersenyum melihat serena dekat dengan ipan dan lala. "tentu saja. mereka adalah teman yang baik" Serena memeluk ipan dan lala. "karena kita berteman maka apakah kamu tidak ingin berbagi cerita dengan temanmu?" ucap ipan. Serena tidak mengerti apa yang dikatakan ipan "apa yang dikatakan ipan olin?". "dia bilang dia senang memiliki teman sepertimu" ucap olin kepada serena. Olin berbohong kepada serena, ia tidak ingin membicarakan masalah serena jika serena tidak siap. "benarkah?? Tapi aku merasa ia tidak mengatakan demikian" serena tampak bingung. "itu hanya perasaanmu saja" olin memberikan air kepada serena. "aku senang bisa bertemu dengan kalian. Kalian sangat baik kepadaku meskipun kita baru kenal beberapa hari saja. aku berjanji akan membalas kebaikan kalian suatu hari nanti. Jika bukan karena ipan dan lala yang menemukanku di hutan waktu itu, mungkin saja aku sudah tidak hidup lagi. Saat sebelum aku bertemu kalian aku berpikir bahwa aku menginginkan kematianku karena aku sudah kehilangan kedua orang tuaku. Saat aku bertemu kalian aku berubah pikiran, aku ingin hidup untuk tujuan hidup yang baru"ucap serena dengan wajah serius "aku lari ke hutan karena negeriku telah hancur, ayah dan ibuku telah dibunuh oleh raja oistrad. Hal itu terjadi karena ayahku tidak sepakat dengan perbuatan kotor raja dari negeri oistrad. Aku ingin balas dendam dengan memenggal kepala raja oistrad sialan itu. Itu adalah tujuan hidupku yang baru. Oleh karena itu aku butuh bantuanmu olin" Serena bercerita mengenai masalah yang menimpanya dan meminta bantuan olin. "apa yang bisa aku bantu untukmu?" tanya olin sambil makan. "ajari aku beladiri dan ajari aku berlatih pedang" Serena menatap olin dengan kesungguhan hati. Olin tersedak oleh makanan yang tengah ia telan "tung...huk..huhuk....tunggu dulu" Setelah minum air olin melanjutkan pembicaraannya "apa kau sehat??? Darimana kau tau aku dapat bermain pedang dan beladiri?". "aku tau hanya dengan melihat lengan dan kakimu dan dari kostum yang kamu kenakan. Semua terlihat begitu akrab dengan penampilan para ksatria dari negriku" Serena menebak dengan jitu. " baiklah. Aku akan mengajarimu. tapi aku tidak ingin membantumu jika kamu belajar hal tersebut untuk balas dendam" Olin menyetujui permintaan serena tapi dengan syarat agar serena tidak menggunakannya untuk balas dendam. Serena terkejut dengan ucapan olin "aku hanya ingin menghancurkan mimpi burukku dan kenangan menyakitkan tentang raja oistrad" wajah serena terlihat sedih "baiklah aku akan mengajarimu. sebagai teman aku tidak bisa menghalangi jalan yang telah kamu pilih. Tapi aku hanya akan memberimu saran bahwa dengan balas dendam tidak akan mengubah keadaan dan tidak akan bisa mengembalikan kedua orang tuamu. Jika suatu hari nanti kamu berhasil membunuh raja tersebut maka kamu sama halnya dengan raja itu. Aku harap kamu bisa melupakan balas dendamu dan berdamai dengan kenangan burukmu" olin menatap wajah serena dengan serius "terima kasih, aku akan belajar dengan giat dan tekun. Apa yang kamu katakan itu benar olin, aku akan berusaha untuk berdamai dengan kenanganku dan mungkin aku tidak akan balas dendam dengan membunuh raja laen. Tapi bagaimanapun juga aku harus mengalahkan raja laen demi rakyatku yang telah ia tawan dan demi negriku atau demi balas dendam. Besok pagi aku akan membantumu mencari makanan" Ucap serena lalu melangkah pergi menuju rumah pohon. "tunggu" olin menghentikan langkah serena "aku juga akan mengajarimu bahasa hewan agar kamu bisa berbicara dengan ipan dan dan lala" Ucap olin kepada serena "iya" serena tersenyum senang.
"sepertinya serena yang sekarang belum siap untuk berdamai dengan kenangan buruknya" ucap lala secara spontan "iya, apakah ia benar-benar akan jatuh dalam kegelapan dan menjadi orang jahat?" ucap ipan khawatir. "entahlah, biarkan waktu yang menjawab semua itu dan biarkanlah waktu yang akan mengobati lukanya, mengubur kenangan buruknya, dan menghapus masa lalunya yang kelam. Kita tidak bisa memaksanya memilih jalan seperti yang kita inginkan karena itu adalah kehidupannya. Mungkin saja takdir menginginkan serena bertemu lagi dengan raja laen" ucap olin kepada ipan dan lala sambil mengemasi peralatan makan.
Beberapa minggu serena sudah ahli beladiri dan pedang. Ia sering berbicara dengan ipan, lala dan hewan hutan lainnya. Tanpa sengaja serena pun mengerti beberapa hal mengenai tanaman herbal, tanaman pangan dan tanaman beracun karena sering membantu olin mencari makanan di hutan. Serena merencanakan akan pergi dari hutan menuju oistrad saat pagi dimalam bulan baru, yang artinya 15 hari dari sekarang. Serena akan memberi tahu olin dan sahabat hutan saat ia akan berangkat nanti. Untuk saat ini serena akan berlatih keras agar semakin handal.
Sehari sebelum kepergian serena, serena mencoba belajar untuk memasak makanan dengan api unggun. Serena mengumpulkan kayu dan menumpuknya jadi satu. Kemudian ia mencoba membuat api dengan batu yang dapat menghasilkan api apabila digesek. "kenapa ini tidak berhasil? Padahal olin dengan mudah melakukannya" serena merasa bingung. "satu batu harus memiliki permukaan luas, batu lainnya permukaan yang sempit dan runcing tapi tidak tajam. Gesekan batu runcing ke batu permukaan luas dengan cepat dan sedikit diberi tekanan" olin muncul dari belakang serena membawa seikat ranting. "wahhhh.... berhasil" serena berhasil memercikan api ke tumpukan kayu yang ia kumpulkan jadi satu. "ahhhh!! Apa yang kau lakukan. Apa kau ingin membakar hutan ini?" olin terkejut melihat tumpukan kayu itu tersulut api. Olin mematikan semua api dan menyisakan api kecil yang membakar satu balok kayu. "maafkan aku" serena menyesal karena telah membuat masalah. "tidak masalah, tapi jangan diulangi lagi. Jika kamu ingin menyalakan api di hutan sebaiknya bakar satu balok kayu saja. jika balok kayu sudah terbakar maka, kita bisa memasukan ranting pohon untuk menjaga apinya tetap hidup. Jika balok kayu hampir habis, kita ambil balok kayu yang lain" olin menjelaskan cara membuat api saat di hutan. Ia mulai memasukan ranting pohon ke dalam api dan dibantu oleh serena. Kemudian ipan dan lala datang membantu dengan membawakan alat masak dan alat makan. Serena belajar memasak air. Ia harus menjaga apinya agar tetap stabil. Sementara olin menyiapkan makanan yang sudah matang. "serena, apakah airnya sudah mendidih?" olin mendekati serena ingin memastikan bahwa serena bisa melakukan pekerjaannya. "belum, susah sekali menjaga apinya stabil" serena menatap olin dengan wajah sedih dan penuh dengan cemong arang. "pfttt" olin menahan tawa melihat wajah serena. "kenapa kamu malah tertawa? Aku kan masih belajar, jadi wajar jika aku masih belum bisa menstabilkan api" serena cemberut karena kesal melihat olin menertawakannya. "hehehe... maafkan aku. Bisakah kamu melihat wajahmu di kaca ini sebentar?" olin memberikan kaca kecil berbentuk bulat kepada serena. Serena melihat wajahnya di dalam kaca dan terkejut karena wajahnya penuh dengan cemong arang. Serena kemudian menertawakan dirinya sendiri "hehehe... wajahku jadi belang hitam. Ini semua karena api ini. Dia sangat susah diatur. Karena apinya terlalu besar jadi aku ambil sebagian ranting yang terbakar dan mematikannya. Akhirnya apinya stabil tapi tidak lama kemudian apinya mengecil, jadi aku tambahkan lagi ranting tapi apinya jadi mati. Aku tiup dengan sekuat tenaga berharap agar apinya kembali hidup tapi abunya malah berhamburan. Aku coba untuk mengesek kayu yang jadi bara dengan bara lainnya agar apinya menyala tapi tidak berhasil" serena mencoba menjelaskan kesulitannya dalam menjaga api. "tata ranting seperti ini lalu tambahkan daun kering, tiup pelan dan jeng jeng jeng..." olin mengajari serena untuk menyalakan api dan akhirnya api mulai menyala kembali. Serena merasa senang dan ia pergi membasuh muka lalu kembali makan bersama olin, ipan dan lala.
Keesokan harinya serena mengumpulkan semua orang. " Olin, ipan, lala dan teman-teman semua. Aku akan pergi dari hutan hari ini. Aku ingin menuju tujuan hidupku yang baru. Terima kasih atas bantuan dan perhatian kalian selama ini. Baiklah sampai jumpa dan jaga diri kalian baik-baik" Ucapan perpisahan serena begitu singkat dan mengejutkan semua penghuni hutan khususnya Olin. Segera setelah ucapan perpisahan tersebut, serena pergi keluar hutan mengendari kuda bernama beni. Kuda itu adalah pemberian olin kepada serena saat mereka berkuda di pegunangan dekat hutan. Ipan dan lala saling memandang dan kemudian memandang olin dengan penuh harap. Mereka berharap agar olin menyusul serena dan tidak membiarkannya sendirian. Olin tidak menghiraukan ipan dan lala. Ia kembali mengawasi hutan dan mencari beberapa bahan makanan.
"olin.... kenapa kamu tidak menemani serena?" tanya ipan kepada olin dengan nada sedikit kesal. "kenapa harus di temani? Dia sudah memilih jalan hidupnya sendiri, dan kita tidak boleh ikut campur terlalu dalam" olin memanjat pohon kelapa. "apa kamu tidak khawatir dengan dia, jika ia pergi sendirian?" lala ikut memanjat pohon kelapa. "dia sudah cukup dengan ilmu beladiri, ilmu hidup di hutan dan mengelolah makanan. Lagi pula aku sudah memberikan uang yang cukup untuk hidupnya" olin menjatuhkan satu buah kelapa "apakah kamu tidak ingin membantunya dan membiarkan dia dalam kegelapan selamanya?" kali ini pertanyaan ipan membuat olin tidak bisa menjawab. "olin, jika kamu tidak segera menyusul serena sekarang juga maka kami tidak akan berteman denganmu" ipan mengancam olin. "jika aku pergi, siapa yang akan menjaga kalian dan hutan ini?" olin turun dari pohon kelapa bersama lala. "hutan ini akan jadi tanggung jawab kami dan kami bisa mengurus diri kami dengan baik. Ada orang yang lebih membutuhkan bantuanmu daripada kami. Jadi pergilah, kejar serena" ipan meyakinkan olin untuk segera pergi menyusul serena. Namun, olin tidak memberi jawaban. Ia membawa kelapa yang ia dapatkan ke dalam rumah kayu, sambil merenungkan ucapan ipan.