Chereads / Vika's Story / Chapter 51 - Ini Dia..

Chapter 51 - Ini Dia..

"Woy!" seseorang berteriak

Spontan, seorang gadis melihat ke arah orang itu

*Brak!

"Kerjain pr gue!" titah orang itu

Gadis itu hanya menggeleng

"Lo udah berani sama gue?!" orang itu berteriak, membuat seisi kelas memandangi mereka

Gadis kecil itu cuma diam, seketika, ia diseret ke taman belakang sekolahnya, lalu? Dipukuli, tentu saja. Gadis kecil itu ditinggal begitu saja setelah orang itu puas

"Setidaknya udah nolak..." gumamnya

Na na na na~

Bel pulang sekolah, gadis kecil itu celingak celinguk, 20 menit dia menunggu, tapi tidak ada yang menjemputnya

"Haish...jalan kaki lagi" gumamnya seraya mulai berjalan

Rumahnya dengan sekolah lumayan dekat sebenarnya, jadi hanya memerlukan 20 menit jalan kaki agar sampai rumah, dia memasuki rumah itu, ada 3 abang nya di ruang keluarga, mama papa nya tidak ada, itu berarti mereka masih kerja, tanpa basa basi gadis itu langsung memasuki kamarnya

10 menit, dia keluar

"Masak" titah anak pertama

"Aku...masih umur 8, bang...masih be-" ucapan gadis itu terpotong

"MASAK!!" teriak anak tadi

Tanpa basa basi, gadis itu berlari ke dapur, dia tidak tau mau masak apa, tapi jika tidak dituruti, mungkin dia akan pincang besok karena dipukuli

"Em...Vika pernah bantu mama masak, harusnya Vika bisa..." gumam anak itu

Dia ngambil 4 telur dari kulkas, lalu mulai memasak telur dadar, setelah selesai, dia langsung membawanya kepada ketiga abangnya

"Bang, i-" lagi lagi ucapannya terpotong

*Prang!

Kejam sekali...dia membuang semuanya begitu saja

"Gue mau yang lain" seru nya tanpa dosa

"Ta-tapi Vika gak bisa..." seru gadis kecil itu

*Plak!!

Hei! Dia masih kecil! Kenapa ditampar...?

*Bugh

*Duk

Apa yang gadis itu lakukan? Dia diam, air matanya mengalir, memar memenuhi tubuhnya sekarang

Setelah puas, laki laki itu duduk kembali di sofa tanpa rasa bersalah, "Pergi" serunya

Gadis itu berlari ke kamarnya, menangis sejadi jadinya dalam kamar bernuansa hitam itu

5 menit, isakannya berhenti, ia masih takut keluar, jadi ia memilih mengerjakan pr

Jam 16.00

Gadis itu pergi ke taman untuk menemui teman laki lakinya, satu satunya teman yang ia punya

"Vikaaa" anak laki laki itu berteriak, lalu memeluknya dari belakang dan mencium kening gadis kecil itu

"Hahah, Aaron kenapa? Ada yang seru yaaa?? Cerita donkk" seru Vika

"Enggak ah, males" balas cowok itu

"Huh!" gadis kecil itu melipat tangannya di depan dada

"Eh...?" anak cowok itu melihat seluruh badan temannya dari atas sampai bawah, "Sakit...?" tanyanya dengan nada khawatir

Gadis itu menggeleng cepat, membuat temannya tersenyum

"Vika gadis yang kuat ya" serunya seraya menepuk kepala temannya

Gadis itu hanya tertawa, 1 jam mereka habiskan bersama, lalu mereka pulang ke rumah masing masing

"Habis dari mana?" gadis itu disambut dengan ketiga abangnya

"Tadi...dari taman..." balas gadis itu dengan nada ketakutan

Hening

"Vika mau masuk ke kamar" seru gadis itu seraya menunduk

*Pluk

Telur? Untuk apa dilempar?

"Pergi" titah anak pertama

Vika langsung berlari, lalu mandi sendiri dengan damai

Perut gadis itu menghasilkan sebuah bunyi, jelas, dia belum makan dari siang, jika keluar sekarang, bukannya dikasih makan, dia malah akan dipukuli

"Yaudahlah" batin gadis itu pasrah

• • • • • •

"Woy Vik! Bangun! Makan kitee" Dimas membangunkan Vika

Vika membuka matanya sedikit, mobil itu kosong

"Aku gak makan, pergi" seru Vika dengan suara serak, jelas, pipinya basah, entah mengapa

Dimas cuma natap khawatir, akhirnya pergi juga, dia masuk ke restoran, iya, mereka sudah sampai dari 10 menit lalu, bahkan mereka sudah mulai makan tanpa Vika

"Gak mau bangun dia..." seru Dimas

Mereka hanya diam dan tetap makan

"Enak" komentar Yoongi

"True" balas Liona

Di mobil, Vika udah bangun, dia mengambil minuman dari tas kecil yang ia bawa, lalu menanggalkan sweater yang ia pakai, mengelap wajahnya dengan tisu basah, lalu diam di mobil

"Dia gak makan?" tanya Ethan

Mereka hanya diam, emang mau jawab apa?

*Klak

Vika akhirnya keluar dari mobil, melihat sekitar, "Restorannya bagus" gumam Vika

Ia kemudian memasuki restoran itu, ia melihat di salah satu meja panjang ada teman, abang dan abang angkatnya, begitu pula mereka, karena gak mau ngeganggu, dia duduk agak jauhan, lalu memesan udang dan lemon tea, iya, tanpa nasi

"Mayan" batin Vika, ia makan seraya memainkan hp nya

"Kenapa sih?" tanya Liona

Lagi lagi, mereka diam

25 menit, mereka kembali ke mobil, kecuali Vika, ia masih sibuk dengan hp nya, ia mau membayar, tapi katanya sudah dibayar

Dia akhirnya pergi keluar, mereka masih disana, Vika masuk

"Kenapa?" tanya Elvin

"Gak papa" balas Vika singkat

"Lo gak makan nasi kan? Kalau sakit gimana?" tanya Evan

"Gue dulu gak makan seharian penuh cuma gara gara takut dipukul, so, ya, sans bae lah" balas Vika acuh tak acuh

"Vik" panggil Avan

"Hm?" balas Vika

"Kok gitu?" tanya Avan, dia bertanya sedemikian rupa, tapi terdengar seperti 'kok berubah?' ditelinga Vika

Vika tidak membalas

"Kok mood nya cepet banget berubah?" tanya Dimas

"Perasaan tadi seneng seneng aja tuh? Pas ke kebun teh jadi pendiem, kenapa?" tanya Aaron

Vika tetep diem, 3 detik kemudian ia keluar dari mobil itu, lalu berjalan menjauh

Yang di mobil pada ngeliatin bingung

"Loh bang? Itu Vika..." seru Liona

"Gtw gue" balas Jimin

"Kejar sana" seru bang Yoongi

Lambat laun, Vika berlari, Liona auto keluar terus ngejar, ternyata Vika beli es krim ke indomaret

"Loh Li? Lo juga mau es krim?" tanya Vika seraya mengambil sebuah es krim

"Bangkek! Gue pikir lo pergi goblok!" seru Liona gak nyantai

"Enggak ah, jauh hotelnya, sayang uang klo pake ojol" balas Vika seraya mengambil beberapa snack

"Serah lo Vik, serahhh" seru Liona seraya jalan keluar

Vika cuma ngeliatin tanpa dosa, terus dia balek ke mobil

"Es krim ya Tuhan" seru Dimas

"Mau?" tawar Vika

"Kagak" balas Dimas kesel

"Yaudah ayo jalan, kawah putih kan?" seru Vika

"GPS mana sayang?" tanya Aaron

Vika langsung naruh hpnya ke laci, "Buruan" titahnya

Mereka pergi, foto foto, terus pulang sekitar jam 2 kurang dan nyampai hotel jam 2 lebih

"Enggak jalan lagi?" tanya bang Jin

"Jalan lagi yukk, bosenn" timpal Jimin

"Terus ngapain kita balek hotel?" tanya Liona kesal

"Pokoknya jalan!" seru maknae line ditambah Dimas

"Emang mau kemana?" tanya Liona

"Gak tau" balas mereka

"Terusss??" tanya Liona yang kembali kesal

Seketika, mereka semua melihat ke arah Vika, Vika ngeliat balik, dia lagi minum minuman yang dia beli tadi, 3 detik ngeliatin mereka, Vika cuma ngangkat bahu enteng

"Ayolah dekkk, kan di traktir, ya? Ya? Plisss" seru Tae

Vika nunjukin wajah polos, gak tau buat apa, "Yaudah ayo" serunya pelan seraya kembali masuk ke mobil

Sore itu mereka habiskan bareng, mood Vika gak naik turun setelah makan es krim, mungkin es krim sepenting itu untuk dirinya

Ya, beberapa hari berlalu, mereka habiskan dengan baik, liburan yang menyenangkan, setidaknya begitulah, lupakan kejadian malam itu, tidak penting, sungguh, Vika mendapat cukup banyak ingatan beberapa hari terakhir, malaikat cantik itu jarang muncul di mimpinya, well, kemarin malam dia datang dan membawa berita yang penting, tapi yasudahlah, kita lihat saja takdir mengarah ke mana, lalu, disinilah mereka sekarang, alun alun kota Bandung, tanggal 31 Desember 2019, malam tahun baru, mereka duduk di tikar yang digelar, melihat bintang dan bulan yang bersinar, sesekali berbicara, bercanda, dan bernyanyi bersama, 30 menit lagi menuju tahun baru

Vika sekarang sedang tiduran di paha Elvin, sementara Liona tiduran di paha bang Jin, kaki mereka bertemu

"Bagus anjay bintangnya" seru Liona

"Iya in" balas Dimas

"Beliin kembang api we, kemarin yang merasa sudah janji, silahkan" seru Vika

"Ngapain coba?" tanya Ethan

"Ya dimainin" balas Liona dan Vika bareng

"Ngabisin uang" cibir Aaron seraya memainkan gitar adek angkatnya, Dimas

"Ayolahhh" rengek Vika

Aaron cuma berdecak, akhirnya beli 3 kotak kembang api dan ngelempar gitu aja ke muka Vika

"Gak ikhlas" seru Vika, "Thanks ye" lanjutnya

"Terus nyalainnya?" tanya bang Jimin

"Nih" seru Liona seraya mengeluarkan lilin dan korek api, baru dibeli beberapa hari lalu, tapi gak ada yang tau selain Vika

"Darimana?" tanya bang Hoseok

"Beli" balas Lili seraya mengambil posisi duduk dan menyalakan lilin itu, begitu pula dengan Vika, ia mengambil posisi duduk dan membuka bungkus kembang apinya

"Woahhh" Vika natap kembang api yang dia pegang sekarang

"Wah weh wah weh, macam tak pernah pegang" cibir Liona

"Ati ati kena mata" seru bang Avan

Vika langsung berdiri, terus foto foto ama kembang api nya,begitu pula Liona, jiwa alay mereka dalam mode on sekarang

"Alay" cibir Dimas

Liona jadi adu argumen ama Dimas, sementara Vika bodo amat

1 kotak udah mereka habiskan, akhirnya duduk lagi di tikar bareng abang dan 2 sahabatnya

*Duar!

Kembang api pertama pertanda tahun baru diluncurkan, iya, ini sudah 1 Januari 2020

"Selamat tahun baruuu" ucap Vika dan Liona barengan

"Selamat tahun baru" balas mereka semua

"I love you all, I hope this year is better than before" seru Vika seraya melihat ke belakang, melihat mereka semua seraya tersenyum

"Love ya too, semoga tahun ini lebih baik, bareng terus ya?" timpal Liona seraya tertawa layaknya anak kecil

"Ululu, kenapa nih?" goda bang Jimin

"Seneng aja gitu" balas Liona seraya terkekeh

Kembang api yang meriah, begitu pula orang orangnya, Vika dan Liona kembali bermain kembang api

Habis, semuanya kembang api Vika dan Lili sudah habis, akhirnya mereka kembali tiduran

"Bang" bisik Vika pelan pada Elvin yang sedang mendongakkan kepalanya ke langit

"Hm?" balas Elvin acuh tak acuh

"Vika sayang abang" seru Vika seraya tersenyum layaknya anak kecil, "Abang sayang Vika kan?" tanya nya kemudian

Elvin menatap Vika, lalu tersenyum hangat, senyuman itu membuat air mata Vika mengalir, ia memeluk erat perut abangnya, sementara Elvin membalasnya dengan elusan lembut di kepala Vika

5 menit kejadian itu berlangsung, akhirnya Vika melonggarkan pelukannya

"Bang Avan" panggil Vika

"Iya?" balasnya

"Tanggal 4 beneran balek?" seru Vika

"Iya donk, kan abang masih kuliah" balas Avan lembut

"Kapan mampir lagi?" tanya Vika seraya mengambil posisi duduk, lalu gantian tiduran di paha bang Avan

"Abang lulus kita ketemu kan?" seru bang Avan seraya mengelus kepala Vika

Vika cuma ngangguk, "Tapi kan lama" seru Vika

"Lebaran kita ketemu juga" seru Avan lagi

Vika cuma menghela napas panjang

"Bang Ethan" seru Vika seraya pindah tiduran di kaki abangnya

"Hm?" balas Ethan hangat

"Nanti kalau udah punya pacar gak bakal ninggalin Vika kan?" tanya Vika dengan suara memelan

"Enggak donk, Vika kan perempuan kedua yang abang cintai" seru Ethan seraya tersenyum hangat

Harusnya dia senang, harusnya, tapi dia teringat sesuatu yang membuat jadi menangis, lagi, dia menenggelamkan wajahnya di perut abang nya

"Tahun ini kalian lulus" seru Vika di tengah isakannya

Ethan cuma natap Vika, begitu pula dengan Evan yang berada di samping mereka

"Terus?" tanya Ethan lembut

"Kalian bakal kerja, pulang malam, Vika bakal sendirian di rumah" lanjutnya

"Then?" tanya Evan tiba tiba

Vika cuma diem, berusaha menahan isakan

Aaron melihat semua kejadian itu, ia lalu berdiri, mengambil Vika begitu saja dari pangkuan abangnya, lalu menggendongnya seperti menggendong anak kecil, bukan bridal style

Aaron berjalan menjauh membawa Vika

"Kenapa?" tanya Aaron

Vika gak menjawab, dia membenamkan wajahnya di lekukan leher Aaron dan memeluk cowok itu erat erat

"Gue tau ada sesuatu, bilang" ucapnya seraya tetap berjalan, ia sadar mereka sedang dilihat oleh Lili dan yang lain

Vika menggelengkan kepalanya

"Kuat nahan semua sendiri? Lo bisa ngomong ke gue, gue gak bakal kasih tau siapa siapa" seru Aaron

Vika masih diam, atau mungkin lebih tepatnya menangis

"Vik" panggil Aaron kembali

"Engga..." itu yang Vika katakan di sela sela isakannya

"Enggak apa?" tanya Aaron

"Enggak mau, gue gak mau kasih tau" serunya seraya mengelap air mata nya yang terjatuh

"Kenapa?" tanya Aaron

"Rahasia" balas Vika

"Lo dulu juga bilang gitu sama gue, tapi akhirnya lo kasih tau juga semuanya" timpal Aaron

"Itu dulu" seru Vika

Aaron akhirnya berhenti berjalan, "Gue tanggal 6 udah gak ada di sekolah itu lagi, gue lanjut kuliah" buka Aaron, "Lo mau kan jalan jalan sama gue kalo lagi senggang?" tanya Aaron seraya menatap Vika

Vika mengangguk tanpa keraguan sedikit pun

"Rasanya belum muncul?" tanya Aaron, kali ini suaranya lirih

Vika diam, ada sesuatu, sesuatu yang malaikat cantik itu katakan semalam, itu sangat mengganggu Vika, dia ingin berbicara, berteriak sekeras yang ia bisa, tapi, mungkin saja orang lain akan menertawakannya, baiklah, sebenarnya Vika tidak terlalu percaya, namun hatinya berkata, 'Percayalah, yang ia katakan benar'

"Vik..." ucapan Aaron terdengar lirih

"Ron" balas Vika sama lirihnya

"Gue sungguh sungguh, please" seru Aaron kemudian

"Gue tau, gue tau itu, tapi mungkin enggak sekarang" seru Vika dengan suara memelan di akhir kalimatnya

"Terus kapan?? Vik, please, semua kejadian lalu ada alasannya, gue gak mau ninggalin lo, gue dipaksa, jelas kan?" seru Aaron

Vika kemudian beranjak turun dari gendongan cowok itu, "Vika tau, Vika ngerti, Vika tau rasanya" seru Vika seraya menunduk

"Lo gak tau, lo gak tau apa apa" tekan Aaron

"Ron" Vika mulai mendongak, menatap dalam dalam mata cowok yang ada di depannya sekarang, "Vika punya masalah, Vika mau ngasih tau, tapi Vika rasa gak perlu" jelas Vika

"Lo tinggal ngomong sama gue Vik! Gak susah!" tekan Aaron, entahlah, dia berubah menjadi sedikit...emosional...

Vika hanya diam, ia masih memandangi wajah cowok di depannya, sedetik kemudian, ia menunduk, lalu bergumam

***

"Hoamhhh" seseorang terbangun, ini pagi, pertanda hari yang baru di tahun yang baru, 1 Januari 2020

Ia melihat sekeliling, semuanya ada disana, kemarin mereka pulang sekitar jam 1 pagi, katanya sih gak bakal tidur, tapi ternyata mereka ketiduran di kamar Vika dan Liona

Gadis itu, Vika, berdiri dan langsung pergi ke toilet untuk mandi, dia masih ngantuk, tapi males kalau kembali tidur

15 menit kemudian dia keluar seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk

"Bangunin gak ya?" batinnya seraya melihat mereka yang tertidur dengan pulas, "Tapi kasian juga sih" serunya seraya mengambil sisir dan menyisir rambutnya, "Yaudahlah"

Jam 7.30, belum ada yang bangun, jelas, Vika menutup tirai dan menghidupkan 1 lampu kecil saja, akhirnya dia memutuskan untuk sarapan sendiri, orang orang kaya ini gak mungkin menyesal karena melewati jam sarapan, kan? Lagipula mereka terlihat sangat damai

Vika jalan aja gitu ngambil ngambil sarapan, dia ngambilnya banyak, lapar banget soalnya, makan sendiri, kasian sih, tapi mau gimana lagi coba?

1 jam dia habiskan disana, lalu kembali ke kamarnya

"Belum pada bangun, padahal semua alat elektroniknya mati lho, sukur orangnya gak ikutan" gumam Vika seraya duduk menghadap kaca, "Eh, beneran kan?" batinnya yang langsung melihat ke arah mereka. Ternyata masih bernapas, Vika lega tuh

Jam 10.00, mereka bangun, barengan

"Jam berapa...?" tanya Liona

"Sepuluh" balas Vika

"Kok gak bangunin sarapan?" tanya Ethan

"Makan diluar aja udah" balas Vika

5 menit kemudian mereka balik ke kamar masing masing, mandi, mau nyari sarapan

Jam 10.45, mereka pergi

Liona mesan semuanya, Vika sibuk ama hp

"Jadi kita kemana lagi?" tanya Liona

"Masih ada tempat yang belum dikunjungi?" tanya bang Namjoon

"Banyak bang, banyakkkk banget" balas Liona kesal

"Males we" balas Dimas

Vika ngelirik sebentar, lalu kembali fokus pada hp, ya, mereka pergi ke 2 sampai 3 tempat dalam 1 hari, bukannya gak menikmati, biar gak ada yang terlewat doank

"Lo makan sendiri tadi Vik?" tanya bang Jimin

Vika ngangguk, akhirnya mereka ngomongin hal random, ketawa ketiwi gak jelas

"Terus kemarin lo kenapa Vik?" tanya bang Jimin

Seketika mereka semua melihat ke arah Vika

Vika ngangkat bahunya layaknya anak polos, "Entah" balasnya, "Mood nangis, yaudah nangis" balas Vika

"Hiii, cengeng lo, jauh jauh lo sana!" seru bang Jimin

"Wah, ngajak gelud! Mari kita gelud" seru Vika seraya tersenyum

"Mager" balas Jimin

Vika berdecih, lalu kembali lagi pada hpnya

*Ting

Oke, itu notif

Gtw, glt

Spaj : Urutan we urutannnn

Spaj 2 : Gimana gimana??

Spaj 3 : Pasti Vika, dahlah, off

Spaj : Iya bjir, Vika no 1, terus...

Vika : Anjaeee, thenks weh, kakak abang kyuh

Spaj 4 : Sombong! Sombong! Huuu

Vika : Anjir... Sedih aku tuhhh :((

Spaj 5 : Vika mulu! Kesel bjir

***

Ya, begitulah, itu adalah grup tergaje yang dibuat asal asalan dan akan rame hanya pada saat tahun baru

"Senyum senyum bae lo" goda bang Jimin

Vika langsung natap datar, "Ngagel" gumamnya

"Ngagel paan?" tanya Dimas

"Ngajak gelud" balas Vika

"Bisa aja mbak nya" balas Tae

"Napa lo senyam senyum kek orgil?" tanya Lili

"Kepo lo" balas Vika

Mereka makan, kecuali Vika tentunya, dia cuma minum lemon tea, jam 12.10 mereka sampai di hotel, masuk ke kamar masing masing

~~~

Boleh kan kalau bilang semuanya berjalan lancar? Ya, gak selancar itu, tapi bisa dibilang cukup, ini tanggal 6, hari dimana mereka semua kembali beraktifitas seperti biasa, tanggal 4 kemarin mereka pulang, berpisah dengan bang Avan yang pulang ke lain kota, well, ini hari yang biasa saja, hari pertama masuk, namun pulang jam 4, full day, dan lain sebagainya, Vika rapat osis sebentar, oh iya, tentu, Aaron sudah tidak di sana, dia ternyata sekampus dengan abang Vika dan abang Liona, ya, satu fakultas juga sih

"Ini teh ngomongin apa?" tanya Dimas tiba tiba, mereka ada di ruang osis, rapat

Sebagai jawaban, mereka semua mengangkat bahu, Vika cuma diem, dan seluruh pasang mata menyorot padanya

"Kepsek yang mau ngomong, bukan saia" balasnya seraya duduk di kursi tempatnya

Mereka cuma ber-oh ria

*Ceklek

Itu kepsek

"Maaf saya mengumpulkan kalian di hari pertama begini" seru kepsek itu

"Ada apa pak?" tanya Liona

"Sebentar lagi sekolah kita merayakan hari jadi yang ke-8, ada usulan akan seperti apa?" tanya kepsek itu

"Undang artis, pak" seru seseorang

"Artis apa?" tanya kepsek itu

Mereka terlihat berpikir, lalu dibalas kembali oleh satu anak, ya, sore itu, mereka memikirkan tentang ultah sekolah yang akan berlangsung 26 hari lagi, iya, tanggal 1 Februari

"Oh iya nak, pemilik sekolah akan datang" seru kepsek itu

Mereka kaget, jelas, dadakan sekali datang nya, terutama, orang yang membangun gedung sekolah ini adalah orang berada

"Kenapa dadakan sekali, pak?" tanya Vika

"Saya juga tidak tau" balas kepsek itu

Ya, rapat itu dilanjutkan, sampai akhirnya di berhentikan jam 18.00 tepat

"Padahal hari pertama balek ke sekul" gumam Liona saat mereka bertiga- Vika, Lili, dan Dimas, jalan ke parkiran, mereka sepakat naik motor bareng mulai hari ini, walaupun tak searah ye kan

"Yaudahlah" balas Vika

"Berarti papa mama lo dateng donk Vik?" tanya Dimas tiba tiba tanpa memandang Vika

"Iya kali, gak tau juga sih" seru Vika

"Lah? Gimana sih?" protes Lili

"Ya saya tidak tau mbak nya, kita liat lah" balas Vika

Ya, mereka pulang, Dimas ama Vika ke arah kiri, sementara Liona ke arah kanan

Jam 18.15 Vika pulang

"Kok lama?" tanya bang Ethan begitu Vika memasuki ruang keluarga

"Tadi ada urusan di sekolah" balas Vika

"Gak boleh kemana mana ya, kalau pulangnya kemalaman motornya abang tarik" seru Ethan menasihati adiknya

"Iya abangku sayang" balas Vika seraya membuka pintu kamarnya, dia mandi selama 15 menit, lalu keluar kamar di jam 18.55

"Abang masak gak?" tanya nya

"Iya tuh" balas Ethan

Vika cuma ngangguk ngangguk gak jelas, "Katanya di ultah sekolah yang ke 8, pendiri sekolahnya mau datang, berarti papa ama mama datang?" tanya Vika

"Enggak, kita yang datang, mama papa ada urusan" seru Elvin

Vika berdecih pelan, lalu pergi ke dapur mengambil makanan, lapar. Dia makan sendiri, maybe mereka udah makan tadi

Jam 19.15, Riri selesai makan, gabung ama abangnya sambil mainin hp

Jam 20.30, Riri memasuki kamar, lalu tertidur pulas

.

.

.

.

.

.

Aku backkk😭😭😭

Maaf ya ampunnn😔

Sayang deh sama yang masih nunggu🥺❤️