Ye Fei bersandar di punggungnya dan merasa nyaman. Ia tidak tahu berapa lama Su Mohan telah berjalan dengan menggendongnya di punggung, yang ia tahu hanyalah, pada malam yang sedang hujan ini, ia tidak lagi sendirian.
Seseorang terus menggendongnya seperti ini, menemani, dan sabar menghadapi kepanikannya, memahami kecemasannya, dan mentolerir keinginannya, sehingga ia tidak lagi seperti tanaman air duckweed yang selalu menanggung angin dan ombak sendirian.
"Su Mohan, ayo pulang." Ye Fei berkata lembut, khawatir Su Mohan akan kelelahan karena menggendongnya terlalu lama.
"Baiklah." Su Mohan menjawab dengan tidak terburu-buru dan berjalan jauh ke persimpangan di depan, sebelum ia mengulurkan tangan untuk memanggil taksi.
Karena keduanya basah kuyup, sopir taksi enggan membawa mereka. Tapi ketika Su Mohan melemparkan beberapa uang berwarna merah (nominal 100 yuan), perilaku sopir itu langsung berubah.